Masyarakat masih bergelut dengan permasalahan sampah. Apalagi di desa yang pengelolaan sampahnya masih secara konvensional dengan cara dibakar atau ditumpuk begitu saja di belakang rumah. Tak hanya persoalan sampah rumah tangga, Masyarakat desa dengan mata pencaharian mayoritas sebagai petani masih banyak bagian dari tanaman pertanian yang tidak termanfaatkan dengan baik. Berlatarbelakang kondisi tersebut, Vi’in Ayu Pertiwi dosen di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang mengajak Masyarakat untuk memanfaatkan potensi yang dianggap sebagai masalah oleh Masyarakat Desa Morang Kabupaten Madiun.
Hingga saat iniVi’in berkolaborasi dengan mahasiswa program MMD (Mahasiswa Membangun Desa) Universitas Brawijaya untuk melatih Masyarakat Desa Morang baik bapak-bapak kelompok tani maupun ibu rumah tangga membuat Ecoenzyme dari sampah organic rumah tangga dan potensi pertanian yang tidak termanfaatkan selama ini.
Pelatihan mulai dilakukan pada 27 Juli 2023 dilanjutkan pemantauan hingga ecoenzymenya siap panen. Ecoenzyme adalah cairan alami serba guna sebagai alternatif alami pengganti bahan kimia sintetis berbahaya yang banyak digunakan Masyarakat pada umumnya. Ecoenzyme terbuat dari hasil fermentasi beberapa bahan organic seperti sisa sayur dan buah dicampur dengan molase dan air.
Ecoenzyme dapat dipanen setelah 3 bulan. Hasil dari fermentasi bahan organic ini berguna untuk banyak hal baik itu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti hand sanitizer, sabun, cairan pel, obat luka dan lain sebagainya. Selain untuk rumah tangga, hasil ecoenzyme ini bisa dijadikan sebagai pupuk alami yang dapat digunakan oleh petani untuk meningkatkan kesuburan tanaman pertanian.
“Pelatihan pembuatan ecoenzyme pada Masyarakat Desa Morang ini saya harapkan bisa membantu Masyarakat untuk mengurangi pengeluaran dalam rumah tangga maupun kebutuhan akan pupuk pertanian dengan memanfaatkan sisa sayur dan buah, daun cengkeh di lahan, kulit tanaman TOGA maupun bahan lainnya menjadi lebih bermanfaat. Alhamdulillah antusias sekali warga dengan pelatihan ini karena mereka belum pernah mendapatkan pelatihan seperti ini sebelumnya.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H