Mohon tunggu...
Vixable
Vixable Mohon Tunggu... -

Vii is an IT/Digital Business Enhancement Consultant who brings simple approach to your advanced IT solutions. http://vii.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Inikah Pertanda Kejayaan Twitter Usai?

16 Maret 2016   09:33 Diperbarui: 29 Maret 2016   09:08 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="source: www.euronews.com"][/caption]Belakangan ini, Twitter kehilangan beberapa anggota pemimpin timnya yang diandalkan. Peristiwa tersebut terjadi seiring dengan menurunnya nilai saham Twitter sebesar 60% yang terjadi di pasar beberapa tahun terakhir ini. Twitter sangat bergantung pada peran dan performa karyawan berkualitas dalam perkembangan perusahaannya. Oleh karena itu, kepergian mereka memberikan pukulan yang sangat keras untuk Twitter. Alhasil, baru-baru ini Twitter dilaporkan berusaha “memikat” karyawan-karyawannya dengan bonus $50,000 sampai $200,000 untuk menetap dalam enam bulan sampai satu tahun ke depan.

Diberitakan, ada empat karyawan Twitter yang meninggalkannya; di antaranya adalah kepala bagian produk, kepala bagian media, kepala bagian teknis dan wakil kepala bagian HRD. Beberapa analis berbendapat bahwa Twitter sudah dipandang tidak bonafit lagi dan banyak penggunanya sudah tidak tertarik lagi. Twitter berhadapan dengan masalah serius yaitu kesulitan untuk menarik dan mempertahankan perhatian penggunanya. Lalu, apakah ini sebuah pertanda awal dari akhir kesuksesan Twitter?

Kemunduran suatu perusahaan start-up dan teknologi global memang rawan terjadi. Masih ingatkah Anda pada kejatuhan MySpace? Banyak asumsi alasan mengapa MySpace ditinggalkan banyak orang. Ada yang beranggapan bahwa MySpace kurang berinovasi; ada yang beranggapan fiturnya terlalu ramai, berantakan, dan tidak efektif sehingga berkesan “murahan”; ada yang beranggapan hal itu dikarenakan MySpace sering disalahgunakan sehingga dicap negatif oleh penggunanya, dan terutama, paling banyak anggapan kekalahan tersebut diakibatkan oleh munculnya Facebook. Bisa jadi, kombinasi faktor tersebutlah yang menjadi penyebab orang-orang berpaling dari MySpace. Layaknya juga anak-anak yang suka dengan mainan, ketika mereka menemukan mainan baru yang menyenangkan, mainan yang lama akan dibuang. Kebanyakan dari pengguna Facebook, adalah orang-orang yang tadinya menggunakan MySpace lalu beralih ke Facebook.

Lalu, apakah yang menjadi penyebab berkurangnya ketertarikan orang-orang terhadap Twitter? Layaknya kemunduran MySpace, penyebab berkurangnya antusiasme khalayak terhadap suatu media sosial memang sulit disimpulkan. Sebab, walaupun Twitter adalah buah teknologi dan faktor teknis di dalamnya, faktor teknis tidak selalu menjadi alasan menurunnya penggunaan Twitter akhir-akhir ini. Mengapa begitu? Karena penggunaan media sosial pada umumnya personal dan sangat mengandalkan emosi penggunanya; yang pada umumnya berubah-ubah dan sulit diprediksi.

Banyak yang beranggapan bahwa berkurangnya penggunaan Twitter juga dikarenakan Twitter kalah unggul dengan Facebook. Facebook menawarkan fasilitas yang lebih interaktif dan fitur yang lebih intens pada sarana sharing mereka. Facebook memberikan fasilitas komunikasi sosial yang lebih kaya di mana penggunanya dapat mengetahui berita tentang teman dan relasinya melalui posting, update, likes, dislikes, status hubungan, dsb.. Facebook bisa mengakomodasi keinginan orang-orang yang pada dasarnya memang tertarik untuk mencari tahu berita tentang sesamanya. Di lain sisi, Twitter lebih terbatas dalam memberikan keleluasan bagi penggunanya untuk berekspresi.

Lalu apakah Twitter tak lama akan sepi ditinggalkan? Tidak juga. Hal itu masih bergantung pada preferensi orang. Sebab, sebagian banyak orang juga beranggapan bahwa fasilitas Facebook membuat Newsfeed mereka menjadi terlalu ramai dan oleh karena itu mereka lebih menyukai Twitter karena lebih simpel. Tapi menurunnya antusiasme orang-orang terhadap Twitter yang ditandai dengan turunnya nilai saham Twitter mengindikasikan bahwa masa berjaya Twitter sudah selesai. (VN)

 

referensi: Gaudin, S. (2016). Twitter looks to stem 'punch in the gut' of worker exodus. [online] ITNews. Available at: http://www.itnews.com/article/3042627/it-careers/twitter-looks-to-stem-punch-in-the-gut-of-worker-exodus.html [Accessed 16 Mar. 2016].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun