Mohon tunggu...
Viggo Asmono
Viggo Asmono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlannga

Senang mengetahui dunia teknologi informasi dan otomotif

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

The Power Duo: Bensin Sintetis dan Kendaraan Listrik Menuju Masa Depan Berkelanjutan

3 Juni 2023   10:00 Diperbarui: 3 Juni 2023   10:04 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat dunia merangkul solusi transportasi berkelanjutan, koeksistensi bensin sintetis dan kendaraan listrik (EV) telah muncul sebagai jalan yang menjanjikan menuju masa depan yang lebih hijau. Pada artikel ini, saya ingin mengkaji potensi kedua teknologi ini untuk saling melengkapi, didukung oleh statistik dan fakta nyata. Dengan memeriksa kekuatan unik dan manfaat sinergisnya, kami bertujuan untuk menjelaskan bagaimana bensin sintetis dan mobil listrik dapat hidup berdampingan secara harmonis untuk menciptakan lanskap mobilitas yang berkelanjutan.

Bensin sintetis, juga dikenal diluar dengan istilah e-fuel berasal dari sumber energi terbarukan dan menawarkan alternatif karbon-netral dari bahan bakar fosil konvensional. Produksinya melibatkan pemulihan emisi karbon dan penggunaan sumber energi terbarukan, dalam hal ini emisi karbon adalah nol. Teknologi ini memungkinkan mesin pembakaran internal konvensional berjalan dengan bahan bakar berkelanjutan, menciptakan transisi yang menguntungkan ke sistem transportasi yang lebih hijau.  

Faktor kelebihan dalam penggunaan bensin sintetis pertama, Kompatibilitas dan infrastruktur. Bensin sintetis dapat diintegrasikan dengan mulus ke dalam infrastruktur dan kendaraan bensin yang ada, menghilangkan kebutuhan akan perubahan infrastruktur besar. Ini memastikan transisi yang mulus dan memberi konsumen lebih banyak pilihan. Kedua, Jangkauan yang lebih panjang dan pengisian bahan bakar yang cepat. Kendaraan bensin sintetis menawarkan jarak tempuh yang lebih jauh dan waktu pengisian bahan bakar yang lebih cepat dibandingkan dengan teknologi kendaraan listrik saat ini. Ini menghilangkan kekhawatiran tentang kecemasan jarak dan kebutuhan akan infrastruktur pengisian daya yang ekstensif yang bisa menjadikan pilihan yang layak untuk perjalanan jarak jauh. Ketiga, kepadatan energi,bensin sintetis memiliki kerapatan energi yang lebih tinggi daripada baterai, sehingga cocok untuk aplikasi berperforma tinggi seperti transportasi jarak jauh, udara, dan laut. Sektor-sektor ini membutuhkan kapasitas penyimpanan energi yang tinggi, yang dapat disediakan oleh bensin sintetis secara efisien. 

Selain bensin sintetis, ada juga sisi positif pada kendaraan berbasis listrik. Pertama, Manfaat Lingkungan, Mobil listrik tidak menghasilkan emisi gas buang  yang secara signifikan yang dimana bisa  mengurangi polusi udara dan gas rumah kaca. Mereka memainkan peran penting dalam mitigasi perubahan iklim dan meningkatkan kualitas udara, terutama di daerah perkotaan. Kedua,Efisiensi energi dan penghematan biaya. Mobil listrik sangat efisien dalam mengubah  energi yang lebih besar dari jaringan listrik menjadi tenaga penggerak kendaraan. Selain itu, biaya pengoperasian dan pemeliharaan seumur hidup mereka lebih rendah, yang berarti penghematan finansial jangka panjang bagi pemiliknya. Ketiga, Integrasi Energi Terbarukan. Kendaraan Listrik dapat berfungsi sebagai unit penyimpanan energi, yang berkontribusi terhadap stabilitas jaringan dan integrasi sumber energi terbarukan. Melalui teknologi kendaraan-ke-jaringan listrik , Kendaraan listrik dapat mengalirkan kelebihan listrik kembali ke jaringan selama permintaan puncak, memfasilitasi pemanfaatan energi terbarukan yang optimal. 

Beberapa data dan fakta yang saya bisa berikan: menurut Internationa Energy Agency disingkat IEA bahwa kontribusi bensin sintetis atau bahan bakar sintetis secara menyeluruh bisa menurunkan emisi gas buang CO2 sampai 70% di tahun 2050, riset dari Universitas Munich di Jerman menunjukkan bahwa kendaraan yang menggunakan bensin sintetis selama masa layak pakainya mengeluarkan emisi gas buang CO2 lebih sedikit jika dibandingkan dengan bahan bakar sekarang yang kita pakai. Terakhir, menurut situs EV-Volumes.com, penjualan kendaraan listrik terus meningkat tercatat kurang lebih ada 3 juta unit terjual pada tahun 2021 dimana menandakan bahwa ada peningkatan 41% dari penjualan pada tahun sebelumnya.

Pada kesimpulannya, Transisi menuju transportasi berkelanjutan membutuhkan pendekatan yang beragam yang mencakup berbagai teknologi dan sumber energi. Bensin sintetis dan kendaraan listrik membentuk duo dinamis dalam upaya ini menggabungkan kompatibilitas dan efisiensi bensin sintetis dengan manfaat lingkungan dari kendaraan listrik. Dengan memanfaatkan kekuatan unik mereka dan mempromosikan koeksistensi mereka, kita dapat menciptakan lanskap mobilitas masa depan yang memenuhi kebutuhan yang beragam sambil meminimalkan dampak lingkungan. Mari kita merangkul duo kekuatan ini dan mendorong menuju hari esok yang lebih bersih dan berkelanjutan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun