Mohon tunggu...
Vieto Cell
Vieto Cell Mohon Tunggu... Penulis - Citizen Journalism

Layanan Digital Vieto Cell

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Noken: Inovasi Kantong Ramah Lingkungan, serta Bernilai Jual Tinggi

24 Desember 2023   20:01 Diperbarui: 25 Desember 2023   18:55 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktivitas masyarakat dalam berbelanja kepeluan membutuhkan tempat untuk dapat membawa barang belanja. Pada umumnya, masyarakat membawa barang belanjaan dengan kantong plastik atau tas miliknya. Kantong plastik dijadikan pilihan utama masyarakat dalam membawa barang belanjaan dikarenakan dianggap lebih praktis, hemat, bahkan lebih modern. 

Selain itu, masyarakat juga dapat menemukan kantong plastik di berbagai tempat untuk dapat memakainya seperti di pasar tradisional, supermarket, mini market, warung, toko, atau tempat lain yang digunakan masyarakat dalam transaksi jual beli (Yuliyawati & Kamaluddin, 2021). Mudahnya mendapatkan kantong plastik sebagai alat untuk menempatkan barang belanjaan membuat masyarakat masih sering untuk menggunakan kantong plastik karena akses yang terjangkau dan lebih sederhana serta praktis.

Namun, seiring berkembangnya waktu, pembuangan limbah kantong plastik kian marak sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan pada alam. Kantong plastik dalam pembuatannya membutuhkan bahan mentah berupa 12 juta barel minyak per tahun dan 14 juga batang pohon per tahun, dimana 2 sumber daya alam tersebut termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (Sununianti, 2014). 

Data yang diambil dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 hasil pelaporan dari 202 kabupaten/kota se-Indonesia menyebut jumlah timbunan sampah nasional yang terkumpul mencapai 21,1 juta ton. Hal tersebut menginisiasikan memang sampah menjadi masalah yang sudah dalam permasalahan skala nasional.

Dalam hal ini, pemerintah sebagai pembuat kebijakan mengarahkan masyarakat harus tanggap dalam mengatasi permasalahan tersebut. Pemerintah telah mengeluarkan UU Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah sebagai bentuk penanggulangan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah. Dalam peraturan tersebut juga mengatur kebijakan mengenai pengelolaan sampah yang dapat didaur ulang, yang menyampaikan secara tersirat kepada pemerintah daerah untuk mengatur kebijakan mengenai bebas kantong plastik dengan beralih menuju penggunaan kantong belanja ramah lingkungan. 

Maka dari itu, telah banyak individu masyarakat yang telah menerapkan peralihan menggunakan tas yang berbahan dari kain sebagai pengganti kantong plastik (Yuliyawati & Kamaluddin, 2021). Seperti penerapan di Jakarta per tanggal 1 Juli 2020 mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan dan di Bali mengeluarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 mengenai Pembatasan Timbulan Penggunaan Sampah Plastik Sekali Pakai.

Sumber: Dok. Pribadi
Sumber: Dok. Pribadi

Sama halnya dengan noken papua, yang dijadikan sebagai alat menempatkan barang bagi masyarakat asli Papua. Noken atau minya adalah tas tradisional masyarakat Papua Pegunungan yang dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari serat kulit kayu. Noken ini juga telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO dan bertransformasi untuk menggerakkan perekonomian melalui peminatan transaksi jual beli noken (Salhuteru & Hutubessy, 2020). 

Noken bisa menjadi pengganti kantong plastik serta mampu berdaya saing dengan kantong belanja ramah lingkungan lainnya. Adanya potensi noken ini mampu berdampak baik bagi perekonomian Papua khususnya bagi warga lokal unutk menciptakan peluang kerajinan industri noken.

Karya lokal masyarakat Papua ini dapat dijadikan sebagai peluang bisnis industri kreatif penghasil noken. Pada 2018, telah dilaksanakan peresmian noken sebagai salah satu warisan dunia melalui penyelenggaran International Conference on Bioversity Ecotourism and Economy Creative (ICBE) oleh PBB melalui UNESCO yang bertempat di Manokwari, Papua Barat (Toyiban, 2018). Itulah sebabnya potensi noken mampu memiliki daya saing transaksi barang hingga mancanegara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun