Mohon tunggu...
Viera Rachmawati
Viera Rachmawati Mohon Tunggu... -

Saya hanya manusia biasa, sehabis makan, ya saya buang air besar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Hati Harus Mulai Berpikir dan Ego Harus Berhenti Berbicara

18 Maret 2010   01:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:21 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hai teman-teman sepermainan saya semuanya...

Bagi para beberapa teman dekat saya, pasti sudah mengetahui hobby saya akan sanitasi thing. Baiklah, akan saya perjelas lagi: éé, boker, tinja, lele kuning, taik, kotoran, dan segala kata pengganti lainnya! Saya suka itu!

Mungkin, agak terdengar aneh memang. Tapi gimana ya, kalau yang namanya hobby, agak sulit untuk ditindaki. Mau dikatain, aneh, weirdo, sick of you, ya terserah lah, soalnya saya emang suka sih.

Buat saya, bagi para pengoleksi poster dan DVD Miyabi juga aneh, tak jarang saya juga mengatai mereka, "what the hell?" dan jawaban mereka "hell yeah...Yang punya tuh poster ya gue, yang ngoleksi tuh film ya gue, yang punya libido tinggi ya gue, gue nggak ganggu lu, dan lu nggak ganggu gue, so?"

"Waaaaah, nantangin nih orang!" Awalnya saya berpikir seperti itu. Bawaannya pengen ngebakar rumah orang itu aja! "Anak mana sih lo? Bapak lo sape, hah! Hal-hal kaya itu bisa bikin dosa! BAKAAAAAAAAAAAAAAAAAR!"

Tapiiiiiiiiii, hey! Saya pikir dunia akan menjadi lebih baik, kalau tidak ada DVD Miyabi? Nggak ada yang tau akan hal itu...

Apakah saya yakin orang yang mengoleksi DVD Miyabi itu akan masuk neraka? Oooooh, lagak saya memang seperti Tuhan saja kalau begitu, sudah bisa memastikan masa depan umat manusia. Cobalah untuk sedikit berpikir lebih mendalam, apakah saya pantas berbicara bahwa sekumpulan orang seperti itu akan masuk neraka, padahal saya yang ingin nge-bakar mereka hidup-hidup. Apakah mengakhiri suatu kehidupan dari salah satu mahluk-Nya itu perbuatan yang baik? Jadi, saya dong yang akan masuk neraka?

Lagi-lagi saya tidak bisa menjawab. Apakah kamu yakin seorang Hitler yang telah menghilangkan nyawa jutaan manusia akan masuk neraka? Dia berkelakuan buruk? Iya. Dia terlihat jahat? Iya. Dia tidak memikirkan hak hidup yang dimiliki setiap manusia? Iya. Dia punya kumis kaya Jojon? Iya. Tapi, apakah Hitler itu Tuhan? Tidak.

Selama hidup di dunia ini, kita memang harus mencari kebenaran. Tapi mencari sebuah kebenaran itu bukan berarti harus dengan mengungkit sebuah kesalahan, bukan? Kalau kata lagunya Mas Ariel Peter pan mah nih ya, "tak ada yang abadiiii, huooooo, huooooo..." Tak ada kebenaran yang abadi, absolute, atau pasti. Kalau semua yang ada di dunia ini sudah benar, tak pantas lagi manusia memiliki otak untuk berpikir.

Tapi, kan Miyabi itu bisa memperburuk citra bangsa. Yuhuuuuu! Bangsa siapa? Bangsa Indonesia? Saya itu bagian dari penduduk Indonesia lho, mau bukti? Ini saya kasih KTP yang ditandatangani oleh Bapak Camat Udin Sadikin. Tapi, saya tidak berpikir seperti itu kok, saya punya pendapat sendiri tentang kemunculan Miyabi di ranah ibu pertiwi kita. Dan akan menjadi sebuah postingan baru lainnya kalau harus saya jelaskan tentang pendapat saya itu sendiri.

Untuk perumapamaan yang lebih sederhana lagi nih ya, tetangga kamu punya istri? Cantik? Kakinya mulus? Betisnya kencang? Ukuran payudara kiri dan kanannya sama? Ada koreng di pantatnya? Bulu keteknya bisa dikepang tiga? Hell yeah, apapun yang terjadi sama sang istri itu, dia tetap bukan istri kamu. Dia milik tetangga kamu. Siapa yang nggak sewot kalau ada yang ngomongin istrinya? Siapa yang nggak sewot kalau ada yang ngomongin tentang sesuatu miliknya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun