Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) organisasi merupakan kesatuan (susunan dsb) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dsb) dalam perkumpulan dsb untuk tujuan tertentu serta kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama (Departemen Pendidikan Nasional RI, 2008: 988). Organisasi merupakan sebuah tempat berkumpulnya orang untuk mencapai tujuan bersama.
Kata "organisasi" rupanya sudah tidak asing lagi bagi banyak orang, terutama di kalangan mahasiswa. Di dalam dunia perkuliahan, organisasi sering dijadikan tempat atau wadah berkumpulnya para mahasiswa untuk mencapai tujuan bersama dan untuk menemukan serta mengembangkan kemampuan, minat, dan bakatnya. Organisasi mahasiswa atau yang sering dikenal dengan ormawa sendiri sangat banyak macamnya. Mulai dari organisasi tingkat program studi, fakultas, maupun universitas atau yang biasa disebut dengan Lembaga Tinggi Mahasiswa (LTM).
Selain organisasi dengan tingkatan lingkup yang berbeda tersebut, pada dunia perkuliahan terdapat organisasi yang menghimpun mahasiswa berdasarkan minat dan bakatnya. Di beberapa kampus misalnya, organisasi mahasiswa yang demikian disebut dengan UKM, yakni Unit Kegiatan Mahasiswa.
Banyak mahasiswa yang aktif mengikuti berbagai organisasi yang ada di kampus. Hal ini dikarenakan tidak sedikit orang yang mengakui bahwa banyak hal yang tidak dapat atau tidak diberikan di kelas itu bisa didapat dan dipelajari di organisasi. Dengan aktif di organisasi, mahasiswa dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakatnya. Selain itu, dengan berorganisasi, mahasiswa dapat menemukan dan mempelajari hal-hal yang tidak diajarkan di kelas seperti kepemimpinan dan lain sebagainya. Namun demikian, beberapa orang juga berpendapat jika dengan aktif di organisasi dapat menghambat dan berdampak buruk dalam proses perkuliahan.Â
Lantas, pendapat manakah yang paling benar dari keduanya sehingga penting atau tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan bagi mahasiswa?.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, rupanya dapat kita ungkap melalui penjelasan mengenai organisasi dengan kedua perspektif yang berbeda tersebut.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa, banyak orang yang berpendapat jika aktif di organisasi memiliki banyak manfaat karena banyak hal yang tidak dapat atau tidak diberikan di kelas, bisa didapat dan dipelajari di organisasi. Pendapat ini rupanya tidak salah. Hal ini dilihat dari banyaknya hal yang biasa diraih dan diperoleh dengan aktif di organisasi. Berbagai hal atau manfaat yang bisa diperoleh dengan aktif di organisasi. Di antaranya yaitu dengan aktif di organisasi dapat melatih jiwa kepemimpinan atau leadership, memperluas jaringan atau relasi, menemukan dan mengembangkan minat, bakat, dan softskill pada masing-masing mahasiswa, melatih berbicara di depan banyak orang atau public speaking, meningkatkan wawasan dan pengetahuan, membentuk pola pikir, membentuk karakter yang bisa bekerja di bawah tekanan dan melatih diri agar dapat bekerja sama dalam tim (team work), dan masih banyak lagi.
Sangat banyak bukan hal atau manfaat yang dapat diperoleh dengan aktif di organisasi?.
 Apalagi di usia muda seperti ketika duduk di bangku perkuliahan. Dengan aktif di organisasi, banyak manfaat yang diperoleh untuk menjadi bekal dalam menjalani kehidupan di masa depan. Baik itu dalam kehidupan di masyarakat, maupun di dunia kerja.
Disamping itu, banyak pula orang yang berpendapat bahwa dengan aktif di organisasi dapat menghambat dan mengganggu proses kuliah seseorang. Pendapat ini ada mestinya bukan tanpa alasan. Sudah banyak contoh dan kasus yang ada di lapangan sesuai dengan pernyataan tersebut. Tak jarang mahasiswa yang menjadi aktivis atau aktif di organisasi terhambat proses kuliahnya. Dalam arti lain mengalami kemoloran dalam kelulusan.
Hal tersebut memanglah benar adanya. Banyak orang atau mahasiswa yang aktif di organisasi mengalami kemoloran dan dampak lain karena terlalu aktif di organisasi. Permasalahan tersebut diantaranya oleh karena mahasiswa yang terlalu aktif diorganisasi terkadang kesulitan dalam membagi waktu. Tidak jarang adanya jadwal yang mengalami bentrokan bahkan dengan jam kuliah. Banyak di antara mereka yang tidak fokus saat di kelas dikarenakan mengantuk, tugas kuliah yang keteteran dan lain sebagainya. Mungkin, permasalahan-permasalahan seperti itulah yang menimbulkan munculnya pendapat bahwa aktif di organisasi dapat menghambat dan mengganggu perkuliahan.
Lalu dengan penjelasan mengenai keduanya, baik manfaat maupun dampak yang diperoleh karena aktif di organisasi tersebut yang menyebabkan berbagai pandangan dengan aktif di organisasi, penting atau tidak aktif di organisasi bagi mahasiswa?
Aktif atau tidak di organisasi bagi mahasiswa ialah tergantung dari masing-masing mahasiswa. Bagi mahasiswa yang mungkin memiliki banyak kesibukan diluar kampus seperti bekerja dan lainnya, organisasi bukanlah suatu hal yang harus diikutinya. Banyak pengalaman yang sudah didapatnya di dunia kerja. Namun, mungkin bagi para mahasiswa yang tidak ada kesibukan lain selain kuliah, aktif di organisasi sangatlah membantu dan menjadi sebuah privilege apabila diikutinya sebagai bekal kehidupan baik ketika sudah di masyarakat maupun dunia kerja.
Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh sosok yang sudah tidak asing lagi. Ya, siapa yang tidak kenal dengan mantan gubernur DKI Jakarta, H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D. Dikutip dari laman cnnindonesia.com, di dalam artikel yang berjudul  'Anies Baswedan Bagi-Bagi Rahasia kepada Mahasiswa' , Ia berkata bahwa "Mahasiswa  harus dapat memiliki kemampuan akademis dan organisasi. Keduanya penting, mungkin lebih banyak mahasiswa yang mementingkan nilai IPK, padahal itu hanya mengatarkan mereka ke meja wawancara saja namun yang menentukan mereka berhasil tidaknya dalam bekerja ialah jiwa leadership, daya analisis dan kreativitas".
Sosok yang juga merupakan alumni dari Universitas Gadjah Mada ini, dulunya juga seorang aktivis di saat masih duduk di bangku perkuliahan. Sosok yang akrab dipanggil dengan Anies Baswedan ini sangat aktif di organisasi, bahkan sejak duduk di bangku SMA ia tergabung sebagai anggota OSIS di sekolahnya. Selain itu, di bangku perkuliahan pun Ia sangat aktif di organisasi kemahasiswaan. Ia pernah menjadi ketua senat mahasiswa di fakultas Ekonomi dan pernah bergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada dan banyak lagi. Pengalaman dan berbagai hal yang telah didapat semasa aktif di organisasi pun sukses diterapkan di kehidupan Anies Baswedan. Terbukti, ia telah sukses pernah menduduki berbagai posisi seperti mulai pernah menjadi rektor, menteri pendidikan dan kebudayaan, hingga yang terakhir ini ia telah selesai menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta berbekal ilmu dan pengalamannya yang didapat di organisasi yang pernah ia ikuti.
Jadi, penting atau tidaknya mengikuti organisasi, terlebih organisasi kemahasiswaan bagi mahasiswa ialah tergantung pada diri masing-masing mahasiswa. Banyak ilmu dan pengalaman yang tidak  diajarkan di kelas namun bisa diperoleh di organisasi. Namun, mencari pengalaman juga tidak harus dan hanya didapat melalui organisasi. Dan yang paling penting untuk diingat lagi bahwa apapun itu, selagi menjadi mahasiswa kuliah adalah prioritasnya.
Lalu bagaimana menurut pendapat kalian setelah membaca tulisan ini? Sebagai mahasiswa penting atau tidakkah mengikuti organisasi?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H