Mohon tunggu...
Viena Fahira
Viena Fahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Industri

18

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Amalkan Pancasila Melalui Pembelajaran Sejarah Dengan Literasi Di Era Revolusi 4.0

14 Juni 2022   19:02 Diperbarui: 14 Juni 2022   19:16 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dosen Pengampu : Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H

Penulis : Viena Fahira Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang,  Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri 

Pembelajaran sejarah merupakan hubungan yang ada dalam proses pada saat siswa belajar tentang keadaan masa lalu untuk kepentingan di masa depan. Pembelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat yang ada di Indonesia maupun dunia dari masa lampau hingga sekarang. Pembelajaran merupakan kegiatan proses pembelajaran tentang kehidupan yang ada dimasa lampau. Hal-hal yang terkandung didalamnya merupakan implementasi yang harus diteruskan kepada generasi saat ini. Seiring perubahan zaman, telah terjadi banyak perubahan dalam hal moral, tindakan, dan kesadaran manusia untuk melakukan perbuatan yang bersifat nasionalisme.

Pembelajaran sejarah di era globalisasi ini, kita diharapkan mampu untuk bertindak betapa pentingnya persatuan agar lebih menumbuhkan kesadaran sejarah yang pernah dilakukan bangsa terdahulu. Selama ini pendidikan sejarah di sekolah atau dimanapun selalu dianggap sepele dan bahkan dirasa membosankan. Oleh karena itu, guru juga dituntut untuk memberikan motivasi agar anak didik senang dengan pelajaran sejarah sehingga senantiasa mengenang dan meneruskan perjuangan, antara lain dengan cara mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Contoh sekitar yang dapat kita amalkan adalah guru dapat membangkitkan minat baca dan literasi tentang sejarah kepada anak didiknya. Dengan demikian, generasi selanjutnya dapat kembali mengenal dan mencintai bangsa melalui pembelajaran sejarah. Tulisan ini mengangkat salah satu konsep dalam perkembangan sejarah di era revolusi 4.0 yaitu dengan meningkatkan budaya literasi serta mengharapkan para generasi saat ini kembali mengenang sejarah dan menjadikan pancasila sebagai nilai-nilai dasar kehidupan.

Belajar sejarah merupakan pilar untuk mempelajari dan menemukan hikmah terhadap apa yang sudah terjadi. Belajar sejarah adalah belajar tentang kemanusiaan dalam segala aspeknya. Belajar sejarah akan membuat kita sadar tentang hakekat perkembangan budaya dan peradaban manusia, hasil belajar inilah yang kemudian dikenal sebagai kesadaran akan sejarah .Jadi tujuan belajar sejarah salah satunya adalah melahirkan kesadaran sejarah. Dengan demikian, proses pembelajaran sejarah di sekolah juga harus didorong untuk menciptakan situasi yang dapat menumbuh kembangkan kesadaran sejarah. Intinya bahwa pembelajaran sejarah yang ideal di sekolah adalah terfasilitasinya siswa untuk dapat tumbuh dan berkembangnya kesadaran sejarah siswa, yakni sebuah kemampuan siswa menggunakan peristiwa sejarah untuk dasar berpikir dan pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupannya sehari-hari. Pembelajaran sejarah yang ideal adalah ketika siswa dapat menemukan nilai dan makna sebuah peristiwa lalu yang dapat dipergunakan untuk memahami apa yang terjadi sekarang dan menyiapkan masa depan yang lebih baik

Dalam Islam, perintah terkait menuntut ilmu telah difirmankan oleh Allah SWT dalam beberapa ayat Alqurannya. Salah satunya terdapat dalam Q.S. Al Ankabut ayat 43 yang berbunyi

وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ

Artinya: ”Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”

Banyak sekali tantangan-tantangan yang membuat kita lupa akan adanya nilai-nilai Pancasila yang harus selalu diterapkan di era revolusi 4.0. Jika ditelusuri lebih dalam lagi, Pancasila ini berperan sebagai pemersatu, sebagai pagar serta perisai bagi negara ini terhadap ancaman baik dalam maupun luar. Warga Indonesia jauh dari Pancasila karena mereka lupa bahwa Pancasila sebagai alat pemersatu, bisa jadi masyarakat. tersebut mengambil prinsip-prinsip dari luar dan tidak sesuai dengan budaya serta kepribadian bangsa ini. Di sekolah, peserta didik diharapkan tetap mempelajari, memahami, dan mengerti sejarah serta melakukan kebiasaan kebiasaan yang sesuai dengan pancasila, contohnya: melakukan diskusi yang produktif, mengajak untuk berpikir sesuai kondisi mereka sehingga memunculkan ide-de kreatif.

Secara keseluruhan, pembelajaran sejarah dengan Pancasila sangat erat kaitannya, karena dengan mempelajari sejarah kita mendapat bagian untuk berperan sebagai orang Indonesia agar berperilaku seperti pejuang masa lalu dalam memperjuangkan negara ini, misalnya: menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Karena generasi penerus bangsa di era revolusi 4.0, meningkatkan pembelajaran sejarah dengan meningkatkan budaya capaian di setiap jenjang pendidikan. Era ini memiliki teknologi yang halus, kita cenderung dapat mengikuti tren tetapi tetap harus dapat mempersiapkan dan mengelola apa yang telah kita temukan, jangan sampai kita menyimpang dengan hal yang dapat mengancam bangsa ini. Di era revolusi 4.0 ini, kita  membutuhkan ideologi yang baik dalam memajukan negara. Suatu negara bisa merasa utuh begitu rakyatnya membangun Pancasila sebagai pilar kehidupan. Dengan hadirnya budaya literasi, kita akan belajar sejarah dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, sehingga diharapkan negara dapat bangkit dari segala akar masalah, baik di masa yang akan datang, esok, dan selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun