Federation Internationale de Football Association (FIFA), secara resmi telah mengumumkan dan menunjuk Indonesia untuk menjadi tuan rumah pagelaran yang paling bergengsi yakni piala dunia U-20 pada tahun 2021 akan tetapi karena keadaan sekarang ini yang belum usai membuat semua aktivitas menjadi terhambat maka pagelaran paling bergengsi yang membawa nama negara, piala dunia ditunda hingga 2 tahun mendatang yakni pada tahun 2023 yang dianggap kondisi setelah melakukan vaksinasi akan membaik.Â
Para punggawa Timnas U-20 ini sangat senang sekali negaranya bisa menjadi tuan rumah akan pagelaran sepakbola paling bergengsi dan mampu bertanding dengan membawa lambang garuda di dada para punggawa Timnas U-20.Â
FIFA selaku federasi yang menaungi sepak bola dunia secara resmi telah menetapkan enam stadion yang akan digunakan sebagai venue kejuaraan. Keenam stadion tersebut adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta, Stadion Pakansari Bogor, Stadion Manahan Solo, Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Stadion Bung Tomo di Surabaya, dan Stadion I Wayan Dipta di Bali.
Stadion manahan, Solo. Ditetapkan sebagai venue utama dalam pelaksanaan piala dunia U-20, stadion ini dinilai oleh FIFA mempunyai lokasi yang sangat strategis dan mempunyai fasilitas yang mumpuni yang diakui oleh standarisasi FIFA atau standar stadion internasional.Â
Selain Stadion Manahan yang akan menjadi vanue utama dalam pelaksanaan olahraga sepakbola paling bergengsi yang akan dijalani oleh punggawa timnas U-20 kita, selain Stadion Manahan Solo ada empat lapangan pendukung yang akan digunakan untuk latihan para klub dunia yang sedang menjalani latihan untuk persiapan piala dunia yang akan digelar di Stadion Manahan, Solo.Â
Lapangan pendukung tersebut antara lain Stadion Sriwedari, Lapangan Kottabarat, Lapangan Sriwaru, dan Lapangan Banyuanyar. Sebenarnya ada satu lapangan yang diusulkan oleh pemerintah kota Surakarta melalui Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yakni Lapangan Karangasem akan tetapi ditolak oleh FIFA karena dianggap kurang sesuai dengan kriteria standarisasi lapangan internasional.
Semua stadion baik stadion utama atau lapangan pendukung yang akan digunakan untuk piala dunia U-20 akan melalui tahap renovasi dan pembenahan total untuk meningkatkan kualitas dan fasilitas penunjang untuk para atlet yang akan bertanding di piala dunia ini.Â
Kota Surakarta sendiri mendapatkan bantuan anggaran untuk melakukan renovasi stadion utama dan lapangan pendukung dari pemerintah pusat senilai Rp 78.8 Milliar.
Untuk Stadion Manahan Kota Solo sebenarnya secara kualitas sudah siap digunakan dan hanya membutuhkan tambahan perbaikan sedikit yakni peningkatan Lux lampu sesuai standar dan penambahan turnstiles agar lebih gagah jika pertandingan dilaksanakan pada malam hari. Pencahayaan Stadion Manahan telah menggunakan lampu LED berkekuatan tinggi dengan sistem penerangan field of play (FOP) 1.500 Lux dan akan dioptimalkan dari sebelumnya sebesar 2.400 Lux.
Selain stadion Manahan sebagai stadion utama yang menjalani renovasi ada juga Lapangan Sriwaru yang sedang mengalami pembenahan total dari segi rumput yang akan ditanami rumput dengan jenis Zoysia Japonica, yang sama persis digunakan di Stadion Gelora Bung Karno yang memiliki keunggulan rumput lebih hijau dan berakar kuat, penambahan bench pemain, ruang ganti pemain, sistem penyiraman lapangan dan pemasangan lampu penerangan pun mulai di kerjakan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementrian PUPR). Alat-alat berat sudah mulai diturunkan di dekat lapangan sriwaru untuk menggarap proyek besar yang akan digunakan untuk piala dunia U-20 mendatang.
Pada tahap awal renovasi memang semua pagar yang mengelilingi lapangan sriwaru ini ditutupi oleh banner piala dunia guna untuk melancarkan dan tidak ada gangguan dalam kegiatan renovasi yang dilakukan oleh petugas-petugasnya.Â
Setelah berjalanya waktu demi waktu proses renovasi lapangan ini sudah mencapai 85%, tahap ini sudah terlihat hasilnya, bagaimana tidak, 4 tiang lampu LED yang berkekuatan tingi dengan sistem penerangan field of play (FOP) 1.500 Lux sudah terpasang dengan gagah ditambah lagi ada bench pemain cadangan serta pelatihnya dan ruang ganti yang sudah di renovasi menjadi lebih baik dan tinggal finishing dibagian rumputnya saja serta melakukan perawatan penyiraman air secara rutin.
Seperti halnya saya saat sore hari berkunjung di lapangan sriwaru dan menjajal kuliner kaki lima yang biasa berdagang di sekitar lapangan tersebut dan kemudian saya bertemu dengan seorang pedagang cilok langganan anak-anak daerah sana dan beliau berkata kepada saya dalam proses wawancara, "Kulo sangat remen sekali, mas. Enek renovasi lapangan sing gaene tak nggo dodol iki, tapi yo nek kahanan e pas koyo ngeneki yo rodo sudo mas."Â
"Saya sangat suka sekali, mas. Adanya renovasi lapangan yang biasanya saya buat jualan, tapi kalau pas keadaan kayak gini ya agak berkurang mas," ujar salah satu pedagang cilok yang biasa disapa anak-anak tongkrongan dengan sebutan Pak Jon.
Sejumlah pedagang mengaku sudah menyiapkan beberapa protokol kesehatan seperti menaruh hand sanitaizer di atas gerobak mereka, dan selalu mengingatkan para pembeli yang datang untuk jaga jarak dan selalu memakai masker.Â
"Upaya seperti ini memang kami (pedagang) lakukan ya tujuannya sih simple, mas. Kalau sewaktu-waktu razia kami (pedagang) semua bebas berjualan, mas. Karena sudah menaati beberapa protokol kesehatan yang dianjurkan." Ujar Bu Tukinah seorang pedagang cilung.
Sementara ini para pedagang yang biasanya berada di sebelah utara dari lapangan Sriwaru tepatnya berada di sebelah kiri kini pindah di sebelah kanan, perpindahan tersebut didasari karena ada renovasi yang masih di kerjakan oleh kementrian PUPR.
Saya juga sempat mewawancarai Pak Jon dan beliau berkata, "Nek uneg-uneg para pedagang disini sih kebanyakan pengen digawekke shelter, mas. Ben supaya e agak teratur dan terkesan rapi Dan tentunya nek wong tuku yo seneng to, mas." Ujar Pak Jon, perkataan dari Pak Jon tersebut juga sempat diutarakan para pedagang kepada Pak Rudy selaku wali kota Solo yang dulu.
Selain itu juga memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar terutama para pedagang yang biasanya berjualan di Lapangan Sriwaru tersebut.
Sudah semestinya pemerintah Kota Surakarta bersama wali kota yang baru merealisasikan usul yang diutarakan para pedagang di lapangan Sriwaru, mungkin pedagang di semua lapangan yang direnovasi karena piala dunia U-20 sangat setuju adanya usul tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H