Januari dan secarik kertas harapan
Dari jemariku-seperti sebelumnya, ia gemarÂ
sekali menulis banyak mimpi dan juga harapan.
Januari dan secarik kertas harapan
di hatiku-untuk yang kesekian kali,Â
Ia berjanji untuk menerima, menepati
lalu mensyukuri.
Kala fajar yang dingin datang menyapa
Diwaktu yang sama harapan-harapan diaminkan
meski merangkak perlahan
kalah jatuh lagi entah kesekian.
Tapi hidup bukankah harus tetap berjalan?
Jika tak diisi dengan banyak kebaikan
-"Kemana wajah ini dihadapkan agar tak terlalu malu pada Tuhan?
@journey.vie_
Vidya Pebriyanti, 2025.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H