Mohon tunggu...
Vidya TalisaAriestya
Vidya TalisaAriestya Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi Magister Ilmu Komunikasi - Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Menulis menjadi sebuah ruang untuk berimajinasi, bercerita, dan berkontemplasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dari Penonton ke Penulis Naskah Film: Proses Mewujudkan Mimpi Masa Kecil

30 September 2023   03:27 Diperbarui: 30 September 2023   04:07 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wah ! Kok keren banget ini orang" Itulah kalimat yang muncul di pikiran saya, saat menemukan berbagai informasi mengenai sosok Sylvester Stallone - aktor veteran Hollywood yang sering terkenal dengan berbagai peran ikoniknya di film aksi era 80 dan 90an.

Semua bermula ketika saya tidak sengaja menonton film Rocky 4 di salah satu stasiun TV swasta pada suatu malam di tahun 2008. Dari ketertarikan pada karakter yang diperankan di film tersebut (Rocky Balboa), membawa saya mencari tau lebih jauh tentang Sylvester Stallone yang ternyata tidak hanya seorang aktor, melainkan juga seorang sutradara, produser, dan penulis naskah. Saya terinspirasi dengan sosoknya, yang penuh perjuangan dalam mengejar cita-citanya sebagai aktor dengan berbagai rintangan yang dilalui.

Dari situlah minat terhadap dunia film muncul. Saya ingin tau bagaimana proses pembuatan film. Bagaimana caranya agar dapat menjadi seorang pembuat film. Rasa penasaran ini membuat saya rajin bolak balik ke warnet kala itu.  Sejak itu pula, salah satu tujuan hidup saya adalah menjadi seorang pekerja di bidang film, walau belum spesifik dengan jenis profesinya. Bila menilik ke belakang, setidaknya ada empat kegiatan yang sangat bermakna dalam mencapai cita-cita tersebut.

Bersekolah di SMK Jurusan Multimedia

Lulus dari bangku Sekolah Menengah Pertama, saya memutuskan untuk masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memiliki jurusan multimedia. Sebagai langkah awal untuk belajar secara formal tentang dasar-dasar ilmu broadcasting dan film. Keputusan saya untuk masuk SMK, disayangkan oleh banyak orang orang sekitar, seperti keluarga besar, teman masa SMP, dan tetangga. Alasannya karena mereka beranggapan bahwa kualitas pendidikan di SMK kurang baik, sehingga akan berdampak pada masa depan saya nantinya.

Beruntung, saya memiliki orang tua, terutama Ibu yang sangat suportif terhadap keputusan sekaligus mimpi-mimpi saya yang ingin bekerja di industri film. Walaupun tidak ada satupun keluarga yang berkecimpung di bidang tersebut. Saya sangat menikmati setiap proses belajar selama di bangku SMK. Terlebih pada mata pelajaran praktikum multimedia, dan selalu mendapatkan peringkat dua besar selama tiga tahun tersebut. Dari sekolah inilah, saya mendapatkan informasi lebih tentang kampus yang saya inginkan.

Membuat Rumah Produksi Independen

Selanjutnya, saya melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta, di program studi Manajemen Produksi Siaran. Di awal perkuliahan, saya tidak banyak mengalami kendala dalam hal materi perkuliahan, karena sudah mendapatkan beberapa materi tersebut dari sekolah sebelumnya.  Seiring berjalannya waktu, saya mulai memfokuskan diri untuk belajar sebagai penulis naskah. 

Beruntung, di kampus ini, saya dipertemukan dengan beberapa teman yang memiliki visi misi serta semangat yang sama dalam berjuang untuk meraih mimpi sebagai seorang filmmaker. Saya bersama dua orang rekan sekelas bernama Riza Pahlevi dan Dhion Fanditya, membuat team bernama HRV production, yang kemudian menjadi rumah produksi independen. Kami bertiga mulai sering mengikuti kegiatan tentang periflman di luar agenda kampus. 

Di bawah bendera HRV Production, kami berusaha untuk produktif membuat film-film pendek yang diikutsertakan ke berbagai festival, baik dalam maupun luar negeri. Salah satu karya yang sangat berkesan adalah Makmum (2016), selain karena meraih banyak penghargaan, film pendek horor berdurasi 8 menit tersebut membawa kami masuk ke industri film panjang pada tahun 2019. HRV Production menjadi wadah saya untuk terus mengembangkan diri, kesempatan berjejaring dengan sesama filmmaker muda, serta mengasah kemampuan sebagai produser film pendek dan penulis naskah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun