Mohon tunggu...
Vidi Vebriani
Vidi Vebriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University

Seorang pembelajar yang punya panggungnya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Program Edukasi MASAKINI: Remaja Sadar dan Kreatif Anti Pernikahan Dini di SMK Puspita Medika Kota Depok

1 November 2024   04:54 Diperbarui: 7 November 2024   22:46 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah stunting masih menjadi sorotan utama. Salah satu faktor yang menyebabkannya adalah ketidaksiapan pasangan yang menikah di usia muda. Usia menikah berpengaruh pada kesejahteraan keluarga dan kualitas lingkungan pengasuhan. Semakin dini pasangan menikah, semakin rendah kualitas pengasuhan yang mungkin diberikan kepada anak, karena pasangan yang menikah di usia muda biasanya masih minim pengetahuan dan pengalaman dalam menjalankan peran keluarga (Tyas et al., 2017). Pernikahan di usia anak atau remaja disebut sebagai pernikahan dini. Berdasarkan data UNICEF tahun 2023, Indonesia berada di posisi keempat tertinggi di dunia dengan 25,53 juta kasus pernikahan anak.

Salah satu alasan utama remaja terlibat dalam pernikahan dini adalah pergaulan bebas dan kehamilan di luar nikah, yang dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan keinginan remaja itu sendiri. Menurut teori psikososial Erikson, masa remaja berada pada tahap Identity vs. Role Confusion, di mana remaja sedang mencari identitas diri dan berusaha menyesuaikan diri dengan peran barunya sebagai bagian dari transisi menuju kedewasaan (Nadiah et al., 2021). Oleh karena itu, keputusan-keputusan yang mereka buat seringkali sangat dipengaruhi oleh lingkungan terdekat.

Di sisi lain, Indonesia membutuhkan generasi muda yang berkualitas untuk mencapai visi Indonesia Emas pada tahun 2045. Dengan maraknya dampak dari permasalahan pernikahan dini tersebut, maka dibutuhkan program penguatan kepada remaja untuk mencegah pernikahan dini. Program tersebut adalah "MASAKINI: Remaja Sadar dan Kreatif Anti Pernikahan Dini". Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja mengenai pencegahan pernikahan dini melalui tahap perkembangan psikososial remaja dan pendewasaan usia perkawinan serta meningkatkan keterampilan remaja dalam membuat perencanaan hidup. Program ini merupakan program yang dibuat oleh mahasiswi IPB dan bekerja sama dengan Forum GenRe Kecamatan Tapos atas arahan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok. Sasaran program ini yaitu remaja kelas XI dan XII SMK Puspita Medika Kota Depok.

Rangkaian-rangkaian program MASAKINI yaitu:

Analisis Situasi Remaja Menggunakan Kuesioner

Sebelum edukasi materi dimulai, remaja terlebih dahulu mengisi kuesioner pada tanggal 23 September 2024 mengenai Perkembangan Psikososial Remaja dan Persepsi Pernikahan Dini. Hasil kuesioner tidak disebarluaskan, hanya kebutuhan untuk dijadikan luaran program ini saja.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Edukasi MASAKINI Hari Pertama

Pelaksanaan edukasi hari pertama yaitu pada tanggal 30 September 2024. Media pendukung edukasi adalah powerpoint dan leaflet. Sebelum memulai materi, remaja mengerjakan pre-test dengan pertanyaan seputar materi. Setelah itu barulah edukasi dimulai. Pada hari pertama ini, remaja diberikan edukasi mengenai Tahap Perkembangan Psikososial Remaja dan Ancaman Pergaulan Bebas, diantaranya mengenai definisi, batasan usia, ciri khas, tugas perkembangan, dan ancaman pergaulan bebas. Hal ini diperlukan agar remaja sadar posisinya sebagai seorang remaja dan fokus terhadap kegiatan-kegiatan yang sewajarnya dilakukan oleh remaja. Setelah materi, remaja mengerjakan post-test. Hari pertama berjalan lancar dengan antusiasme remaja dan ditutup dengan foto bersama.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun