Mohon tunggu...
Vidi Susanto
Vidi Susanto Mohon Tunggu... Lainnya - Photography

Mahasiswa tingkat akhir Gemar potography

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Abah Alan Sesepuh di Pamoyanan

8 Februari 2022   21:26 Diperbarui: 25 Mei 2023   19:13 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara keindahan alam di Kota Subang memang tak usah diragukan lagi, inilah menjadi alasan setiap libur tahunan wilayah di kawasan Subang bagian Selatan sering dibanjiri para wisatawan dari bermacam-macan daerah. Selain Gunung Tangkuban perahu beberapa objek wisata lain pun tak kalah menarik untuk dikunjungi.

Objek wisata Bukit Pamoyanan yang terletak di Desa Kawungluwuk, Kecamatan Tanjungsiang, Subang merupakan objek wisata yang dimana pengunjung dapat berkemah di atas bukit. Di bukit pamoyanan kita akan disuguhkan keindahan alam yang begitu luar biasa, kita akan beruntung bila mana menginap dan bisa menyaksikan lautan awan dipagi hari.

Selain keindahan alam nya, cerita dibalik bukit Pamoyanan menjadi hal yang menarik untuk kita bahas kali ini. Didasari atas cerita rakyat yang tumbuh di sekitaran masyarakat Subang, dimana tempat tersebut dahulunya sering dipakai berjemur macan. Untuk meyakinkan hal tersebut beberapa minggu yang lalu saya berkesempatan mengunjungi bukit Pamoyanan berbincang-bincang dengan Abah Alan sesepuh kampung di bukit Pamoyanan.

Nama Pamoyanan memiliki pemaknaan yang sama dengan pamoean, dalam bahasa Indonesia artinya menjemur. Bila pamoyanan identik dengan orang berjemur, pamoean identic sebagai tempat menjemur entah itu ikan maupun daging/dengdeng. Bahkan dalam masyarakat Sunda sendiri memiliki pribahasa "aya gagak maling dengdeng ti pamoean" atau dalam bahasa Indonesia "ada gagak mencuri dengdeng dari jemuran".

Setiap toponimi nama-nama daerah di Jawa Barat pasti memiliki makna tersendiri yang terkandung di dalamnya. Selain banyak menggunakan unsur tanaman tak jarang juga banyak menggunakan unsur hewan, seperti nama Dungusmaung, Cimaung, Cimacan, Ciharegem dan Pamoyanan tentu berkaitan dengan keberadaan harimau atau macan.

abah alan bersama salah seorang warga. foto : vidi susanto
abah alan bersama salah seorang warga. foto : vidi susanto

Ditengah perjalanan menuju puncak pamoyanan, saya bertemu dua orang kake yang begitu banyak bercerita mulai dari jahe yang beliau panen, kopi yang beliau tanam dan bahkan tak jarang bercerita mengenai sejarah. Abah Alan yang sejak tadi saya cari rupanya sudah banyak bercerita mengenai sejarah Pamoyanan, awalnya tak mengira jika yang tadi saya temui adalah Abah Alan yang akan saya temui.

Dari penuturannya, nama Pamoyanan merupakan tempat dimana para penduduk kampung kala itu yang memiliki kerbau sering menjemurnya di atas bukit Pamoyanan. Selain itu juga masyarakat sekitar terdahulu setelah mandi tak jarang menjemur dirinya di bukit Pamoyanan.

Tidak menutup kemungkinan bahwa di masa lampau disekitaran Pamoyanan terdapat banyak macan. Dari penuturan Abah memang dahulunya tempat ini merupakan hutan belantara, dan abah salah satu orang yang terlibat dalam pembukaan lahan dan menyakini memang masih banyak macan kala itu.

Di umurnya yang mengijak 97 tahun  Abah masih melakukan kegiatan berladang. Bila teman-teman yang  ingin berkunjung ke bukit Pamoyanan tidak ada salahnya menemui abah untuk sekedar berkenalan, orang nya sangat ramah begitupun istrinya yang tak sungkan menawarkan air teh hangat. Abah bersama Istri juga membuka warung di atas bukit untuk memudahkan para wisatawan untuk memenuhi kebutuhan untuk berkemah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun