Apa yang terlintas di benak Anda saat mendengar istilah ecomuseum?. Museum alam? atau museum ramah lingkungan?. Lebih tepatnya, ecomuseum adalah museum yang difokuskan pada sebuah tempat yang menjadi identitas warisan budaya, yang didasarkan pada partisipasi lokal dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengembangan masyarakat lokal. Ecomuseum merupakan sebuah media penting dimana masyarakat dapat mengenal dan sekaligus turut melestarikan warisan budaya yang didalamnya terkandung nilai-nilai kearifan lokal. Contoh kawasan yang berpotensi sebagai ecomuseum diantaranya adalah seperti kampung adat dan tempat-tempat bersejarah.
Nagari Saribu Rumah Gadang atau yang dikenal juga dengan Nagari Saribu Gonjong merupakan sebuah kampung adat di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Sesuai dengan namanya, sebagian besar masyarakat di Nagari Saribu Gonjong ini masih menggunakan rumah tradisional Minangkabau, yakni Rumah Gadang yang identik dengan bentuk atap melengkung dan runcing ke atas yang disebut "gonjong". Rata-rata rumah gadang di Nagari Saribu Gonjong memiliki lima gonjong, yang mana jumlah ini mencerminkan Rukun Islam. Selain bentuk atapnya yang unik, Rumah Gadang juga terkenal dengan ukiran khas Minangkabau yang memenuhi dinding bangunannya. Umumnya, ukiran ini bermotif flora dan fauna yang bermakna keselarasan antara Masyarakat Minangkabau dengan alam sekitarnya. Terdapat kurang lebih sekitar 174 unit Rumah Gadang yang masih terawat dengan baik. Uniknya lagi, seluruh Rumah Gadang ini berjejer rapi menghadap ke Masjid Raya.
Di Nagari Saribu Gonjong, terdapat delapan belas suku yang hidup berdampingan, dan setiap suku memiliki rumah gadang. Masyarakat disini sangat menjunjung tinggi nilai budaya dan masih mempertahankan tradisi masa silam. Mereka disiplin, ramah, religius, dan selalu mengedepankan adat Minangkabau di setiap sendi kehidupan. Saat berkunjung ke Nagari Saribu Gonjong, suasana pedesaan yang asri di tambah semilir angin dari bebukitan, mendatangkan nuansa damai yang tak ditemukan di tempat lain. Selain itu, Anda juga dapat menikmati pertunjukkan seni beladiri silat dan pertunjukan serunai untuk menemani melewati malam.
Tak hanya potensi alam dan budaya, desa ini juga mempunyai nilai sejarah karena merupakan daerah penting pada masa PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) yang dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara. Beliau beserta petinggi lainnya pada masa itu, sempat bermukim di Nagari Saribu Gonjong. Oleh karena itu, banyak peninggalan-peninggalan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia yang dapat dijumpai di sini. Namun, dibalik segala potensinya, Nagari Saribu Gonjong masih terkendala dengan kurangnya akses infrastruktur dan lemahnya internet di desa tersebut. Padahal, akses infrastruktur dan sinyal internet yang mumpuni dapat membantu promosi Nagari Saribu Gonjong jadi lebih mudah dan lebih luas cakupannya. Oleh karena itu, guna memfasilitasi masyarakat agar dapat mengenal dan sekaligus turut melestarikan warisan budaya Minangkabau, maka diharapkan pemerintah dapat melirik potensi pengembangan Nagari Saribu Gonjong sebagai ecomuseum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H