Mohon tunggu...
vidia yusneli
vidia yusneli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa Hubungan Internasional semester 7 di Universitas Nasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Korea Utara-Korea Selatan Memanas! Siap Saling Lempar Nuklir?

1 Desember 2023   20:41 Diperbarui: 1 Desember 2023   21:30 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asia Timur merupakan wilayah geografis sub-regional dari benua Asia.Perubahan situasi keamanan dan politik di dunia berubah ketika Perang Dingin berakhir, khususnya di Asia Timur. Asia Timur menjadi sebuah kawasan yang mempunyai peranan penting dalam hubungan internasional.Kawasan Asia Timur merupakan kawasan yang rentan dengan konflik politik, ekonomi, sosial, maupun budaya.Untuk konflik antar-Korea, situasi semenanjung Korea terkait dengan sejarah panjang Jepang-Amerika Serikat dan Cina-Rusia sebagai titik poros geopolotik dunia saat ini, khususnya di Asia Timur. 

Asia Timur merupakan kawasan dimana negara-negara bersaing untuk membentuk kembali geometri kekuatan global bahkan disaat yang bersamaan ketika mereka berusaha menyelesaikan masalah bilateral dan regional (Rozman 2004,17). Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas tentang salah satu negara yang berada di kawasan Asia Timur yaitu Korea Utara dan Korea Selatan.

Diketahui pada saat perang Dunia II, Korea pernah menjadi bagian dari wilayah Kekaisaran Jepang sebagai negara prolektoratnya semenjak tahun 1905 saat Jepang memaksa Korea menandatangani Perjanjian Eulsa dan menganeksasi Korea pada tahun 1910.

Masa pendudukan Jepang berakhir ketika Jepang menyerah kepada Sekutu pada akhir Perang Dunia II tahun 1945 yang mengharuskan Jepang meninggalkan Korea. Berakhirnya pemerintahan kolonial Jepang di Korea membawa Korea menuju era baru dimana diawali dengan Amerika dan Uni Soviet membagi Korea menjadi dua wilayah administratif yang pada awalnya untuk mengawasi penarikan pasukan Jepang dari Korea. Bagian Utara dipegang oleh Uni Soviet dan bagian Selatan dikuasai oleh Amerika.

Namun, Perang Dingin membuat Uni Soviet dan Amerika menganggap Semenanjung Korea strategis bagi persaingan penyebaran ideologi mereka. Korea Utara (Korut) didukung Uni Soviet dan Cina dengan ideologi komunis, sedangkan Korea Selatan (Korsel) didukung Jepang dan Amerika Serikat dengan ideologi kapitalis. Semenjak saat itu, Semenanjung Korea terpecah menjadi dua negara yang saling tidak mengakui keabsahan pemerintahan satu dan lainnya. Kemerdekaan Korea pada waktunya yang dijanjikan oleh Amerika dan Uni Soviet tidak terjadi dan Perang Korea pun pecah pada 25 Juni 1950 sampai ditandatangai Perjanjian Gencatan Senjata pada 27 Juli 1953.

Semenanjung Korea sampai saat ini masih terbagi menjadi dua. Padahal, Perang Dingin yang melatarbelakangi pecahnya perang Korea dan membagi Korea sudah selesai, begitu juga Uni Soviet sebagai tokoh utama bagi keberadaan Korut sudah runtuh pada tahun 1991. Walaupun Perang Dingin sudah usai, reunifikasi Korea masih sulit dilakukan, mengingat jika reunifikasi terjadi, tentu akan ada perdebatan mengenai ideologi mana yang akan dipakai serta akan ada friksi dalam sistem pemerintahan dan kehidupan sosial di masyarakat Korea.

Isu dan permasalahan antara Korea Utara dan Korea Selatan memang sangat sulit untuk ditebak dan bisa pecah kapan saja, hal ini yang membuat kedua negara ini selalu berada dikondisi siaga dan selalu mempersiapkan diri untuk perang yang dapat terjadi kapan saja dimasa mendatang. Diketahui berbeda dengan Korea Selatan yang hanya mempersiapkan negaranya dengan wajib militer, Korea Utara juga mempersiapkan senjata-senjata yang mendukung dan memumpumi jalannya perang. Perkembangan sistem persenjataan milik Korea Utara terutama nuklirnya ternyata menimbulkan reaksi bagi rakyat Korea Selatan.

Mereka merasa Korea Selatan juga harus memiliki senjata nuklir mereka sendiri untuk menyerang Korea Utara apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Menurut beberapa sumber survei yang dihimpun Associated Press, diketahui keinginan masyarakat Korea Selatan untuk memiliki senjata nuklir telah menunjukkan sekitar 70% sampai 80% masyarakat disana mendukung Korea Selatan untuk memiliki senjata nuklir mandiri.

Amerika Serikat pernah menempatkan senjata nuklir strategis di Korea Selatan sebelum ditarik pada awal 1990-an. Saat ini, masyarakat Korea Selatan juga menginginkan penempatan senjata nuklir strategis kembali atau membuat nuklir mereka sendiri.

Hal ini membuat hubungan Korea Utara (Korut) dengan Korea Selatan (Korsel) semakin memanas. Diketahui Presiden Korea Utara Kim Jong Un itu pun memerintahkan militernya untuk siap tempur demi mengantisipasi provokasi yang datang. KCNA menyebutkan bahwa Kim Jong Un telah meluncurkan pedoman strategis operasional untuk meningkatkan kesiapan militer dan kemampuan perang. Selain itu, pekan lalu, Korea Utara mengklaim sukses meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya ke orbit luar angkasa. Disebut oleh Pyongyang bahwa satelit mata-mata itu dirancang untuk memantau pergerakan militer Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun