Mohon tunggu...
Viddy Naufal
Viddy Naufal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mau Cari Beasiswa Tak Cukup Modal Pintar

1 Desember 2016   16:30 Diperbarui: 1 Desember 2016   20:35 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: britishcouncil.id

Modal Dasar yang Perlu Disiapkan
“Mas, saya minta informasi beasiswa yang paling mudah, tanpa persyaratan TOEFL atau IELTS, saya minta ada pelatihan Bahasa Inggris dari awal,” atau “Ini kalau IELTS-nya belum cukup, gimana?”

Lagi-lagi saya mengulang pertanyaan yang pernah terlontar dari Sang Pencari Informasi. Pernah tidak, anda bayangkan ada berapa banyak pelamar beasiswa yang saling menjual diri mereka dengan sejuta talenta dan segudang prestasi yang mereka punya, jangankan menguasai Bahasa Inggris, banyak juga yang menguasai Bahasa Asing lainnya selain Bahasa Inggris.

Dan saya yakin di Indonesia, tidak sedikit orang berprestasi tersebut yang melamar beasiswa. Coba anda bayangkan ketika universitas diberi dua pilihan saja untuk kandidat yang melamar untuk program studi yang berbahasa Inggris, kedua kandidat memiliki prestasi yang segudang, namun kandidat satu memiliki kemampuan Bahasa Inggris dan satu lagi tidak. Tentunya logis jika universitas lebih memilih yang bisa Berbahasa Inggris.

Kemampuan dalam menguasai bahasa pengantar untuk studi memang jadi salah satu penilaian jika melamar untuk dapat diterima di universitas maupun beasiswa. Dan jangan kira sertifikat uji kompetensi Bahasa Inggris, seperti IELTS atau TOEFL, hanya sebagai syarat belaka saja, tapi ini menjadi tolak ukur bagi universitas untuk mengetahui siapkah kiranya calon mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan dalam bahasa pengantar yang lain dari bahasa ibunya? Siapkah calon mahasiswa untuk dapat mengerjakan tugas dan menulis riset dan disertasi yang ditulis dalam Bahasa Inggris? Dan lain-lain.

Atas kepentingan menguasai bahasa pengantar kampus di luar negeri, banyak modal yang perlu disiapkan, bukan hanya materi tentunya. Tetapi juga waktu dan tenaga yang lebih untuk menguasai bahasa asing tersebut. Jika minim dengan alokasi pendanaan untuk kursus bahasa semacam preparation atau academic writing, manfaatkanlah portal-portal belajar bahasa cuma-cuma yang telah tersebar dan menjamur di dunia maya. Soal-soal bisa Anda unduh dan kuasai sendiri di rumah, bisa juga dengan membaca tips dan trik untuk mengerjakan soal-soal Bahasa Inggris, maupun tes speaking atau writing. Hal yang sama juga dapat diaplikasikan apabila Anda hendak menguasai bahasa selain Bahasa Inggris.

Bagi para Pemburu Beasiswa
Ada juga tipe orang yang ‘apa saja kuliahnya, yang penting beasiswa’? Saya sangat miris juga dengan tipe orang yang seperti ini, yang kadang clueless mengenai beasiswa, seakan-akan yang dia pikirkan adalan pembiayaan studinya saja, dan mungkin juga negara yang dia idam-idamkan untuk belajar. Tapi pernahkah terpikirkan jika pemberi beasiswa tentunya ingin memberikan beasiswanya ke orang dengan bidang yang tepat, bukan dengan mahasiswa yang menyesuaikan bidangnya secara karbitan, ataupun mahasiswa yang hanya bermotivasi untuk tinggal di negaranya tanpa tahu apa yang akan dia lakukan dan pelajari di negaranya. 

Biasanya tipe orang seperti ini hadir ke meja universitas dan tanpa memperkenalkan diri langsung bertanya, “Do you have any Scholarship?” Bukannya ingin berusaha menjawab malah timbul lebih banyak pertanyaan di kepala saya, “Is he/she a serious person?”, “Is he/she really gonna study well?” dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Tentunya sangat diperbolehkan untuk ada/tidaknya beasiswa di suatu kampus, tapi saya yakin sistem pendidikan tinggi di luar negeri tentunya tidak sesempit per-beasiswa-an saja, banyak hal selain itu yang lebih baik didahulukan sebelum bertanya mengenai beasiswa, misalnya program studi, riset, program magang, bahkan lingkungan kampus, atau bisa juga apa yang membedakan program studi di universitas tersebut dengan program studi yang sama di universitas lainnya. Lagi-lagi sebelum hadir di meja universitas, perkaya juga diri anda dengan informasi mengenai beasiswa, dari pemerintah negara tujuan, pemerintah Indonesia, dan juga beasiswa dari universitas.

Perhatikan Etika dalam Bertanya dan Mencari Informasi
Hal ini tidak kalah penting bahkan menjadi yang terpenting jika kita ingin mengetahui satu informasi. Saya paling sebel kalau ada yang datang kepada saya dan langsung bertanya, “Ini persyaratannya apa saja ya?” Dalam hati saya bertanya bahkan saya pun tidak tahu persyaratan apa yang anda tanyakan tentang melamar beasiswa kah atau melamar sekolah kah. 

Atau banyak juga yang mengirim surel tanpa subjek, dan tanpa memperkenalkan diri langsung melontarkan “Ini IELTS-nya bisa nyusul gak?”, makin saya bingung dibuatnya. Tentunya semua pemberi informasi ingin menyampaikan informasi yang tepat dan berbobot untuk para pencari informasi, tentunya dibutuhkan informasi dasar dari Sang Pencari Informasi, mulai dari latar belakang pendidikan, program studi dan universitas apa yang menjadi tujuan, rencana studi, dan rencana pembiayaan studi. Dan tak lupa etika dasar seperti menyebutkan nama, daerah/universitas/sekolah asal, serta maksud dan tujuan.

--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun