Mohon tunggu...
Viddy Daery
Viddy Daery Mohon Tunggu... -

Aku adalah Aku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bencana-bencana yang Direkam Puisi Esai

12 November 2018   16:45 Diperbarui: 12 November 2018   17:40 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Beberapa minggu ini, bencana dahsyat melanda beberapa bagian dari Indonesia. Setelah Lombok dihajar gempa berkekuatan 7,0 , lalu diselingi beberapa lokasi lain digegarkan gempa-gempa kecil beserta beberapa gunung meletus, yang terakhir adalah Palu dan Donggala yang digasak 3 jenis bencana, yakni Gempa 7,4 skala richter, Tanah Ambles dan Tsunami dahsyat.

Kerusakan yang ditimbulkan gempa-gempa tersebut tentu sangat mengerikan seperti yang dapat kita saksikan dari beberapa video yang bisa dicari di medsos.

Bahkan setelah itu, terus disusul gempa-gempa lain di beberapa wilayah Indonesia.

Secara hampir bersamaan, di dunia sastra Indonesia juga telah diluncurkan Penerbitan 34 buku Puisi Esai yang ditulis oleh para penyair dari 34 provinsi di Indonesia. Penggagas dan pendana proyek tersebut adalah Denny JA seorang sarjana , esais, penyair dan tokoh bisnis survey yang sangat terkenal.

Setelah buku-buku tersebut terbit, disusul lomba penulisan resensi berhadiah ratusan juta rupiah, yang akhir Oktober 2018 akan ditutup dan diumumkan pemenangnya.

REKAMAN BENCANA

Yang menarik adalah, para penyair dan penulis puisi esai yang diarahkan untuk memotret suasana alam lingkungan dan peristiwa sosial di tempat tinggal mereka, sekitar 99 % menulis soal BENCANA, baik bencana alam maupun bencana sosial.

Bencana itu terkadang merupakan ironi-ironi yang memilukan. Penyair senior Eka Budianta yang menjadi reviewer dan penulis kata pengantar untuk Buku Puisi Esai Provinsi Jawa Barat, menemukan ironi yang sangat memasygulkan, yakni ironi Jawa Barat yang menjadi lokasi Perguruan Tinggi paling banyak. Bahkan 3 Perguruan Tinggi paling papan atas di Indonesia, yakni ITB Bandung, IPB Bogor dan UI Depok, plus UPI Bandung ditambah puluhan perguruan tinggi swasta berkualitas terbaik, berada di Jawa Barat.

Tetapi justru di Jawa Barat, ditemukan sangat banyak kasus pernikahan dini karena putus sekolah, yang akhirnya berimbas kepada nasib buruk manusianya.

Empat puisi esai yang ditulis oleh penyair Jawa Barat mengisahkan hal tersebut, yakni Ummi Rissa menulis mengenai Noni yang menikah dini karena putus sekolah lantaran ketiadaan biaya, Jojo Raharjo yang menulis mengenai Laylis gadis yang putus sekolah lalu terpaksa menjalani kawin kontrak dengan turis Arab yang menjadi fenomena di daerah Cisarua, Puncak, Tri Sanyoto yang menulis daerah Indramayu yang merupakan lumbung padi Jawa Barat tetapi penduduknya justru banyak yang miskin, dan Peri Sandi Huische yang menulis sejarah legenda petani Sengkon Karta yang dituduh merampok dan membunuh, namun ketika dipenjara, ternyata satu sel dengan pelaku perampokan dan pembunuh yang sebenarnya..

Provinsi lain tentu mempunyai persoalan lain, namun intinya sama, yakni kerusakan alam dan kemiskinan penduduknya, tidak sepadan dengan kekayaan alam yang dipunyainya.

Dari Nusa Tenggara Barat alias NTB, beberapa penyair memotret legenda sejarah dan ada juga yang menulis mengenai tanah Sumbawa yang indah dan kaya akan tambang emas, tetapi penduduknya tetap bergulat dengan kemiskinan. Namun juga ironisme warisan dendam sejarah antara dua kampung dan etnis yang berbeda, yang menyebabkan seringnya Perang Saudara sampai sekarang.

Persis seperti itu pula yang direkam oleh Provinsi Papua, yang mana perang saudara antar suku, terkadang disebabkan perebutan hak warisan tanah adat yang mengandung emas, yang ironisnya, justru yang menikmati kekayaan itu akhirnya adalah bangsa asing.

Demikian juga buku Puisi Esai Provinsi Jawa Timur yang rata-rata memotret jerit tanah Jawa Timur yang teraniaya, yang puncaknya adalah bencana "Lapindo" yang sampai saat ini masih bermasalah.

Itulah bencana-bencana yang terus dibiarkan sampai saat ini, tidak ada atau belum ada upaya untuk menyelesaikannya. Yang artinya,, sesungguhnya para pemimpin atau pemerintah tidak bekerja sama sekali, karena buktinya bencana-bencana itu tetap lestari.

Buku-buku Puisi Esai terbitan Cerah Budaya Indonesia itu, dengan demikian merupakan buku-buku sastra yang penting, karena merekam bencana-bencana Indonesia yang harus dikenali oleh masyarakat Indonesia, agar masyarakat umum, terutama para pemimpin harus selalu ingat bahwa bencana itu bukan hanya gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus dan banjir bandang serta tsunami, melainkan juga kemiskinan masyarakat yang akut.

Para pemimpin mempunyai kewajiban menyelesaikan masalah kemiskinan dan aneka bencana sosial yang menjadi tanggung jawabnya sebagai orang yang digaji besar dari perasan keringat rakyat !!!

Dengan demikian, terbitnya Buku-buku Puisi Esai yang membangun kepribadian bangsa itu, seharusnya disambut oleh pemerintah dan dijadikan program pendidikan dalam kurikulum pendidikan literasi yang sedang digalakkan akhir-akhir ini. Karena Puisi Esai membentuk kepribadian bangsa agar bangsa Indonesia mempunyai kepekaan sosial yang tinggi. Dan itu SANGAT SESUAI dengan Sila ke 5 PANCASILA !!!!

RIWAYAT HIDUP DAN RIWAYAT PEKERJAAN Drs. AHMAD ANUF CHAFIDDI

alias Viddy Ad Daery

Nominator Test SELEKSI CALON DIRJEN KEBUDAYAAN Kemdikbud RI ( 9 nominee setelah diseleksi dari 50-an pendaftar ).

Drs.Ahmad Anuf Chafiddi, alias Viddy Ad Daery , lahir di Lamongan, Jawa Timur, 28 Desember 1961, menulis laporan berita, puisi, cerpen, novel, artikel/kolom dan naskah drama serta naskah sinetron. Juga menyutradarai dan memproduksi film.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun