Mohon tunggu...
David Pamungkas
David Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Trader, Pedagang, Mahasiswa

sya senang beraktivitas diluar rumah. baik itu mengunjungi tempat baru atau mencicipi berbagai macam kuliner yang masih asing di lidah saya. olahraga yang saya sukai antara lain seperti berkuda, panaha, berenang dan berbagai macam aktivitas olahraga fisik lainnya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Si Manis yang Banyak Disepelekan

6 April 2023   22:55 Diperbarui: 6 April 2023   23:01 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

banyak masyarakat indonesia yang seringkali mengonsumsi makanan manis secara berlebihan, karenanya IDAI mencatat terdapat 1.645 anak di Indonesia yang menderita diabetes pada Januari 2023, di mana prevalensinya sebesar 2 kasus per 100.000 anak

Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan 10,8% dan 9,2% anak berusia 5-12 tahun mengalami kegemukan dan obesitas, secara berurutan. Banyak penelitian menyebutkan menyusui merupakan faktor pelindung dari terjadinya diabetes tipe 1 (pada anak) dan tipe 2 baik pada anak pada masa mendatang maupun bagi ibu. Memberlakukan cukai gula juga penting untuk menurunkan konsumsi gula di masyarakat.

Kebutuhan Gula untuk Anak 

American Heart Association (AHA) merekomendasikan anak-anak tidak boleh mengonsumsi lebih dari 6 sendok teh gula tambahan per hari. Batasan ini berlaku untuk mereka yang berusia 2-18 tahun

Rata-rata, anak-anak mengonsumsi 19 sendok teh gula tambahan setiap hari yang sebagian besar berasal dari soda, minuman rasa buah, minuman olahraga, kue, dan kue kering.

AHA merekomendasi aturan konsumsi gula yaitu:

1. Anak-anak di atas usia 2 tahun sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari 6 sendok teh (25 gram) gula tambahan setiap hari.

2. Anak-anak tidak boleh minum lebih dari satu minuman manis 240 mililiter per minggu.

3. Anak-anak di bawah 2 tahun harus menghindari konsumsi gula tambahan, karena mereka membutuhkan makanan kaya nutrisi dan sedang mengembangkan preferensi rasa.

Daftar Makanan manis Yang Menyehatkan

  • Jus Buah, memiliki kandungan nutrisi yang sama dengan buah utuh, hanya saja tidak memiliki serat. Jus buah jauh lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi
  • Susu cokelat, susu merupakan sumber protein yang baik bagi tubuh. Kandungan yang ada dalam susu coklat seperti protein, fortifikasi zat gizi dalam susu coklat dapat memperkaya kndungan nutrisi untuk kesehatan tubuh.

Resiko akibat terlalu sering makan makanan manis

  • Obesitas, Kadar gula yang berlebih dalam tubuh dapat meningkatkan resiko resistensi leptin. Leptin merupakan protein yang dibuat dalam sel lemak, beredar di aliran darah, dan diedarkan ke otak. Resistensi leptin membuat kita tidak berhenti makan karena otak tidak merasa kenyang meski sudah banyak makan.
  • Diabetes tipe 2, penyakit ini akan dialami ketika kita memiliki berat badan berlebih. Umumnya berat badan akan bertambah ketika tubuh mendapatkan lebih banyak kalori ketmbang yang dibutuhkan. Artinya, terlalu banyak gula bis amenambah berat badan yang dapat menigkatkan risiko diabetes tipe 2.
  • Penyakit Jantung, Menurut penelitian yang dimuat dalam JAMA Internal Medicine, orang yang mengonsumsi gula 17 -- 21% dari total kalori dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
  • Jerawat, susu dan makanan manis bisa meningkatkan kadar insulin. Hal ini bisa mengubah hormon lain yang dapat memengaruhi kondisi kulit.

Tips mengurangi makanan manis

  • Sering2 pilih buah yang segar dan beku untuk dijadikan cemilan
  • Ganti gula dengan rempah2 seperti kayu manis atau pala.
  • Hentikan minuman soda dan ganti dengan air biasa
  • Batasi penggunaan gula putih, coklat, sirup, madu sebagai pemanis
  • Yang terakhir, sebelum membeli bisa membaca informasi gizi yang tertera.  

Data

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebelumnya merilis data yang menunjukkan bahwa prevalensi anak penderita diabetes meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023 dibanding 2010. Selain itu, Direktur Utama Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ali Ghufron juga mengatakan pasien anak yang menderita diabetes meningkat sekitar 1.000 kasus pada 2022 dibandingkan 2018.

IDAI mencatat terdapat 1.645 anak di Indonesia yang menderita diabetes pada Januari 2023, di mana prevalensinya sebesar 2 kasus per 100.000 anak.

"Jumlah ini meningkat 70 kali lipat dibandingkan di 2010 lalu," kata Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI Muhammad Faizi, yang juga mengatakan prevalensi kasus diabetes anak pada 2010 adalah 0,028 per 100.000 anak.

Hampir 60% penderitanya adalah anak perempuan. Sedangkan berdasarkan usianya, sebanyak 46% berusia 10-14 tahun, dan 31% berusia 14 tahun ke atas.

Data itu berasal dari 15 kota di Indonesia, dan paling banyak berasal dari Jakarta serta Surabaya

Ditulis Oleh

lstisari Bulan Lageni, S.Sos M.I.Kom

Allana Haura Redhita

Charrisa Septichia Kirani

David Pamungkas

Fadilla Bagas Rasyada

Muhammad Naufal Zundan

Syafina Nur Inayah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun