Firman sangat deg-deg an mendengarkan pengumuman tersebut, sekian menit pun lewat akhirnya pengumuman tersebut di bacakan dan nama firman pun menempati sebutan ke 2 , firman pun sangat senang dan tanpa sadar ia meneteskan air matanya antara haru dan senang , teman-teman firman pun ikut senang atas apa yang firman peroleh.
Ia menaiki mimbar dengan perasaan campur antara haru dan senang ,ia berfoto dan menjabat tangan bapak rektor dengan hati yang amat senang dan ia pun resmi untuk semester ini sampai selesai masa perkuliahan ia mendapatkan beasiswa,ada 2 anak yang mendapatkan beasiswa tersebut yaitu firman dan kakak tingkatnya yang sudah semester 3.
Akhirnya firman pun resign dari toko , karena saat firman sudah mendapatkan beasiswa tersebut ada tindak lanjutan dari kampus yaitu untuk bimbingan mata kuliah dengan ibu dosen jadi firman hanya berfokus untuk peningkatkan IPK.
Bulan demi bulan tahun demi tahun firman lulus dengan peringkat tertinggi dan mendapat predikat cum laude, ia pun sangat senang dan membuat kakek sangat bangga dengan apa yang sekarang firman capai.
Setelah lulus dengan predikat cum laude, firman akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang besar di Jakarta Ia menjadi insinyur yang dihormati, membangun berbagai proyek yang bermanfaat bagi banyak orang.
 Keberhasilannya tak hanya membuatnya bangga, tetapi juga kakeknya, yang kini sudah menua dan sering duduk di kursi tuanya dengan senyum kebanggaan,dan firman tidak langsung meninggalkan tempat tinggal yang dulunya dari anyaman bambu tersebut,tetapi firman menjadikan tempat itu untuk ladang peternakan dan firman di bantu oleh pak suni dan pak harto  tetangganya  dalam proses ternak tersebut ,dan ladang kecil dulu yang kakek nya kerjakan kini menjadi luas karena firman membeli sebuah ladang samping nya lagi  dan itu pun ia bekerjasama dengan pak  Ali dan pak Mufid  ,jadi semua biaya ladang dan peternakan dari firman lalu mereka yang mengerjakan nya ,jadi di desa firman punya 4 orang untuk membantu pekerjaan nya.
Firman selalu ingat bahwa di balik kesuksesannya, ada seorang kakek yang tak pernah lelah  bekerja ,mengajarkan arti kehidupan dan perjuangan. Tanpa kakek yang penuh kasih sayang dan bekerja keras itu, ia mungkin tidak akan pernah mencapai impiannya. Kini, firman  bisa membanggakan kakeknya dengan meraih cita-cita yang selama ini ia perjuangkan. Semua jerih payah, kesulitan, dan pengorbanan mereka akhirnya terbayar dengan kebahagiaan yang tak ternilai.
"Terima kasih Kakek,ini semua berkat kakek dan kehendak Allah SWT," Ucap firman  sambil memeluk kakeknya, kakeknya pun tersenyum bangga.
Lalu saat firman ingin mengistirahatkan tubuh karena waktu sudah larut ,firman memandang foto kedua orangtuanya,lalu ia menitikkan air mata seraya berkata "aku berhasil Bapak ,ibu anakmu kini sudah tumbuh menjadi seorang laki-laki yang tangguh" ,lalu ia mengusap air matanya dan mengistirahatkan tubuh nya.
Pesan moral dari cerita tersebut adalah :
Tidak ada yang tidak mungkin selagi kita yakin dan ingin mencoba ,jangan lupa juga ketekunan dan berdo'a adalah kunci dari itu semua ,dan Kesulitan adalah batu loncatan, bukan penghalang karena Kesuksesan bukan hanya tentang hasil, tetapi juga tentang proses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H