Mohon tunggu...
Vida Matus
Vida Matus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FEBI
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Keep smile

Selanjutnya

Tutup

Money

Mashlahah Konsumsi Akan Mencapai Kepuasan Diri

16 Maret 2020   21:43 Diperbarui: 16 Maret 2020   22:14 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam setiap kegiatan konsumsi setiap orang akan mengonsumsi barang yang memberikan manfaat dana keberkahan, manfaat yang diperoleh salah satunya ialah kepuasan setiap  melakukan kegiatan konsumsi. Adanya kepuasan psikis maupun material disaat itulah orang akan merasakan manfaat dari suatu kegiatan konsumsi.

Misalnya kita nonton televisi pada saat bosan dirumah dan tidak ada pekerjaan di rumah yang bisa dilakukan dan kita bisa mengganti channel yang kita mau dengan film yang sudah dirancang dengan sekian rupa  membuat kita puas dengan film tersebut disaat itulah kita merasakan kepuasan psikis dan mengetahui manfaat dari menonton film yaitu membuat kita senang. Ketika kita makan nasi di pagi hari dengan rasa yang dibuat dengan enaknya seketika itu kita langsung merasakan kepuasan materialnya.

Jika dilihat kandungan mashlahah dari suatu barang/jasa yang terdiri dari manfaat dan berkah, maka di sini seolah tampak bahwa manfaat dan kepuasan adalah identik. Sebagai contoh adalah ada seorang mahasiswa yang suka pedas yaitu Nina dan Wirda yang dalam keadaan yang sama yaitu sama mengonsumsi cabai Nina tidak mempermasalahkan  halal atau haram cabai sehingga dia mengonsumsi cabai yang tidak halal.

Sementara itu, Wirda orang yang sangata telitil dalam apa yanag dia konsumsi setiap hari apakah makanan itu halal atau haram asumsikan disini bahwa cabai yang dikonsumsikan kedua orang tersebut mempunyai kualitas yang sama.

Di sini akan dilihat bahwa manfaat yang diterima oleh Nina tetap sama dengan manfaat yang diterima oleh Wirda. Namun, mashlahah yang diterima Wirda lebih besar dari pada Nina. Hal ini mengingat bahwa mashlahah tidak saja berisi manfaat dari barang yang dikonsumsi saja, namun juga terdiri dari berkah yang terkandung dalam barang tersebut.

Bagi Wirda yang mengonsumsi hanya barang halal karena patuh kepada perintah allah swt, dia merasa mendapat pahala dari allah swt karena tindakannya itu dan sekaligus dia merasakan berkah dari kegiatannya itu. Seandainya Wirda khilaf dan memakan barang yang tidak halal, maka dia akan merasakan adanya berkah yang lebih rendah dari kegiatannya itu, dibandingkan jika seandainya dia mengonsumsi barang yang halal.

Berkah yang lebih rendah ini datang dari dosa yang muncul karena melanggar larangan allah swt. Sebaliknya, bagi Nina tidak mempermasalahkan kehalalan barang yang dikonsumsi, dia merasakan tidak ada perbedaan kepuasan mengonsumsi barang yang halal maupun yang haram. Dalam kasus ini maka kepuasan yang didapat oleh Nina tidak bisa dikatakan sebagai mashlahah hanya sekedar utilitas atau manfaat saja.

Dari contoh diatas dapat dikatakn bahwa kepuasan adalah merupakan suatu akibat dari terpenuhinya suatu keinginan, sedangkan mashlahah merupakan suatu akibat atas terpenuhinya suatu kebutuhan atau fitrah. Meskipun demikian, terpenuhinya suatu kebutuhan juga akan memberikan kepuasan terutama jika kebutuhan tersebut didasari dan diinginkan.

Sebagai misal, ketika seseorang mengonsumsi nasi atau makanan agar tidak lapar maka ia akan mendapatkan mashlahah fisik, yaitu kenyang tersebut. Jika ia nasi atau makanan tersebut disukai atau yang diinginkan, maka konsumen akan merasakan mashlahah meskipun tidak memperoleh kepuasan saat itu.

Berbeda dengan kepuasan yang bersifat individualis, mashlahah tidak hanya bisa dirasakan oleh individu. Mashlahah bisa jadi dirasakan oleh selain konsumen yaitu dirasakan oleh sekelompok masyarakat.

Sebagai misal kita membelikan makanan kepada tetangga, maka kepuasan psikis dan fisik akan dinikmati oleh tetangga yang dikasik makanan tadi, sementara itu si pembeli atau konsumen akan mendapatkan keberkahan. Hal ini menunjukkan kegiatan muamalah dimungkinkan memperoleh manfaat,berkah sekaligus kepuasan tersendiri. Kepuasan seseorang terhadap suatu barang semakin tinggi, maka semakin tingii pula nilai gunanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun