Mohon tunggu...
Victor Wijaya
Victor Wijaya Mohon Tunggu... Arsitek -

Hanya pengamat yang mencoba ber-akal sehat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Garis Tangan sang Petahana

26 November 2016   23:00 Diperbarui: 26 November 2016   23:43 1963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok memang sebuah anomali di negri ini.. dengan Handicap-nya dalam kancah perpolitikan Indonesia, karena menyandang double minoritas sebagai Kristen dan Etnis Keturunan Cina.. Menarik jika kita ikuti perjalanan berliku karir politiknya.. Yang menjadikannya salah satu seorang politikus paling berpengalaman setelah era reformasi ini.

Dimulai dari ikut dalam pembentukan klub tahun 2002.. Partai Perhimpunan Indonesia Baru Bersama Dr. Sjahrir.. Mengantarkannya bermain di Divisi 3, mejadi anggota DPRD di Belitung Timur.. Tanah Kelahiran-nya. Walaupun bukan pemain Utama, tetapi di situ, Ahok mulai mendapat kepercayaan lebih, setelah mendapatkan panggung politiknya.

Gayung bersambut, pada tahun 2005 Indonesia memulai pemilihan langsung kepala daerah.. Sebuah kesempatan yang di ambil untuk menjadi pemain utama di Belitung Timur.. dan jabatan Bupati-pun dia raih dengan 37.13% suara.. Pencapaian yang cukup baik dari seorang minoritas, di tengah 93% Muslim dan 55% kekuatan PBB di DPRD. Kesempatan Menjadi Pemain Utama tidak di-sia-siakannya.. Gol pun dibuat dengan menjadikan Belitung Timur menerapkan Jaminan Kesehatan Nasional Pertama di Nusantara.. Not Bad Right?

2006, Ahok melepas kontraknya, dan dengan dukungan Gusdur, bertarung untuk menjadi Pemain Utama di Divisi 2, dengan mimpi membuat Jaminan Pensiun di Provinsi Bangka Belitung.. Sayangnya, impiannya kandas karena kalah.. walaupun memang ada indikasi kecurangan pemilu disitu..

Percobaan jadi Cagub di Sumut-pun dicobanya tahun 2008 lewat Klub PDIP.. tapi sayang Bacagub tak berubah jadi Cagub.. Gagal Merumput melanda pemain kita ini.. Tapi namanya anak muda.. Semangat 45 tetap bergelora.. 2009 melalui Klub Golkar, Ahok kembali mencoba merumput di Divisi 1, menjadi anggota DPR RI.. Walaupun hanya mendapat no urut 4 (padahal hanya 3 perwakilan DPR dari Bangka Belitung di Parlemen), Ahok lolos dari lubang jarum ketika MK akhirnya memutuskan suara tebanyak yang menjadi perwakilan di DPR.

Teriakan Pembuktian harta Terbalik, Jaminan Kesehatan Nasional, dan Undang2 ASN, untuk reformasi birokrasi, mewarnai pengabdiannya di parlemen, mencoba menunjukan gigi-nya di kancah Nasional.

Kuda yang baik tidak akan makan rumput di belakangnya.. itulah penggalan kalimat yang sering diucapkan Ahok.. Mungkin karena kurang puas karena bukan jadi pemain utama walau merumput di Divisi 1, Politisi ini mencoba peruntungan kembali.. di 2011 bidikannya adalah Ibukota Negara.. Jakarta.. 

Mencoba mencalonkan diri sebagai gubernur dari jalur independent.. Pengumpulan KTP dilakukan.. tetapi memang tidak mudah mengumpulkan ratusan ribu KTP penduduk ibukota.. Akhirnya karena tidak berhasil.. Ahok menerima pinangan Prabowo Subianto yang berkoalisi dengan Megawati, dalam pemilihan ini.. Joko Widodo dijagokan menjadi gubernur, dan pada detik - detik terakhir, Megawati memilih Ahok menjadi pendampingnya..

2012 menjadi tahun bersejarah baginya.. dengan sorotan media yang begitu deras, dan kampanye cerdas kubu kotak - kotak, namanya mulai muncul.. Duet maut ini menjadi bahan perbincangan di mana-mana.. Jokowi dengan gocekan blusukan-nya, dan Ahok berdiri di garis pertahanan, mengatur administrasi di balai kota, Medan Merdeka Selatan..

Duet Ciamik ini, menggugah Hati penonton, dan memaksa Megawati, seorang pemilik Club Raksasa, mengurungkan niatnya, dalam Turnamen Nasional 2014.. Sang Ahli Gocek diturunkan, dan penonton pun terpukau.. terjadilah.. Joko Widodo.. Presiden Republik Indonesia Ke 7.

Kejadian ini membuat si Anak Hoki, memegang kendali lapangan.. Dengan persiapan infrastruktur birokrasi dan sistem selama 2 Tahun.. era Total Football-pun dimulai.. Gebrakan demi gebrakan, Gol demi gol, membuat decak kagum penonton.. walau tidak jarang cercaan pun dilayangkan karena gaya permainan yang tidak pernah disaksikan penonton kebanyakan sebelumnya.

2 Tahun total football yang penuh dengan percobaan jegalan yang sangat apik.. mulai Ormas-ormas yang tidak suka, Para seniman sakit hati, preman-preman dan mafia - mafia ibukota, Birokrat DKI sendiri, DPRD, Mentri2 dan Menko, RT/RW, BPK yang maha kuasa, Partai - Partai, sampai Anggota DPR RI pun pernah mencoba.. sebuah suguhan permainan apik nan menarik..

Tetapi blunder saat injury time-pun terjadi.. Namanya lidah tak bertulang.. gocekan salah langkah yang membuat lawan mendapat angin segar.. Counter Attack membuat Ahok kelimpungan.. Penonton-pun jadi kegilaan menyambut serangan balik yang tak disangka-sangka.. .. 1 Stadium panas bergelora.. terpecah jadi 2 kubu.. Yang terlanjur cinta pada permainan total football tercekik lirih, merapatkan barisan.. yang tidak suka memainkan gendrang perang.. yang hanya melihat review pertandingan dari luar stadium datang, mengkritik tajam.. Sang mantan partner-pun ikut jadi sasaran tembak karena blunder ini.. Piala untuk masuk ke pertandingan selanjutnya pun jadi semakin sulit dicapai..

Injury time tinggal 2 setengah bulan lagi... arah angin survei, tak memihak lagi.. Waktu untuk membalikan keadaan pun bakal tersita oleh kegiatan pengadilan.. kegiatan kampanye-pun terhambat karena aksi penolakan para penonton yang kecewa.. serangan psikologis di dunia maya- pun kencang menerjang.. Bagaimanakah Nasib Ibukota nantinya? Akankah kita kehilangan permainan apik sang petahana? Atau Ahok akan lulus ujian dan menjadi Pemain yang benar - benar dipilih penonton.. bukan sekedar Anak Hoki?

Baca juga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun