2 Tahun total football yang penuh dengan percobaan jegalan yang sangat apik.. mulai Ormas-ormas yang tidak suka, Para seniman sakit hati, preman-preman dan mafia - mafia ibukota, Birokrat DKI sendiri, DPRD, Mentri2 dan Menko, RT/RW, BPK yang maha kuasa, Partai - Partai, sampai Anggota DPR RI pun pernah mencoba.. sebuah suguhan permainan apik nan menarik..
Tetapi blunder saat injury time-pun terjadi.. Namanya lidah tak bertulang.. gocekan salah langkah yang membuat lawan mendapat angin segar.. Counter Attack membuat Ahok kelimpungan.. Penonton-pun jadi kegilaan menyambut serangan balik yang tak disangka-sangka.. .. 1 Stadium panas bergelora.. terpecah jadi 2 kubu.. Yang terlanjur cinta pada permainan total football tercekik lirih, merapatkan barisan.. yang tidak suka memainkan gendrang perang.. yang hanya melihat review pertandingan dari luar stadium datang, mengkritik tajam.. Sang mantan partner-pun ikut jadi sasaran tembak karena blunder ini.. Piala untuk masuk ke pertandingan selanjutnya pun jadi semakin sulit dicapai..
Injury time tinggal 2 setengah bulan lagi... arah angin survei, tak memihak lagi.. Waktu untuk membalikan keadaan pun bakal tersita oleh kegiatan pengadilan.. kegiatan kampanye-pun terhambat karena aksi penolakan para penonton yang kecewa.. serangan psikologis di dunia maya- pun kencang menerjang.. Bagaimanakah Nasib Ibukota nantinya? Akankah kita kehilangan permainan apik sang petahana? Atau Ahok akan lulus ujian dan menjadi Pemain yang benar - benar dipilih penonton.. bukan sekedar Anak Hoki?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H