Universitas Semarang (USM) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di Semarang, selain kegiatan akademik yang bersifat intrakurikuler, USM juga mengembangkan kegiatan kemahasiswaan sebagai ekstrakurikuler guna menyalurkan minat dan bakat mahasiswa.
Salah satu kegiatan kemahasiswaan bidang khusus yaitu Korps Sukarela (KSR) PMI yang bergerak dalam bidang kemanusiaan. Mahasiswa sebelum menjadi anggota mengikuti rangkaian pendidikan diantaranya pendidikan lapangan (diklap).
Sebanyak 11 mahasiswa telah mendaftarkan diri menjadi anggota baru Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) KSR PMI USM mengikuti diklap di Gonoharjo-Medini-Promasan Kendal (22-24/12/2017). Menurut pembina Saiful Hadi, M.Kom. diklap merupakan rangkaian pendidikan yang harus diikuti anggota baru. Sebelumnya mereka juga diharuskan mengikuti pendidikan dan latihan dasar gabungan enam kampus yang digelar di USM, bulan lalu.
“Anggota baru perlu dibekali dengan pendidikan yang berkualitas baik secara teori maupun lapangan karena saat menjalankan tugas kemanusiaan sukarelawan PMI dituntut untuk sigap, cekatan serta selalu siap kapan dan dimana pun berada” ungkapnya.
“Bencana alam datang secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan sebelumnya maka anggota KSR PMI harus diberikan pendidikan lapangan agar mereka benar-benar siap dan memiliki keterampilan yang cukup,” tambah Saiful.
Pendidikan lapangan ini bertujuan memberikan pembekalan bagi anggota baru dalam hal fisik, mental serta keterampilan lapangan agar nantinya siap diterjunkan ke masyarakat dalam misi kemanusiaan.
Menurut Andi Djatmiko perintis KSR PMI USM yang juga mengikuti kegiatan ini bersamaan dengan alumni lainnya mengatakan "Diklap adalah pendidikan lapangan bagi calon anggota, dimana disana penerapan praktek dari teori yang telah didapatkan selama mengikuti diklatsar sebelumnya".
Komandan KSR PMI USM Arif Noor Rochman mahasiswa angkatan 2014 menyampaikan KSR PMI USM telah berusia 22 tahun baru saja merayakan hari jadinya tanggal 17 Desember 2017. Hingga saat ini telah mempunyai 109 orang anggota dan ditambah anggota baru menjadi 120 orang. Dari jumlah tersebut 37 orang masih aktif menjadi mahasiswa dan lainnya sudah menjadi alumni yang tersebar di seluruh penjuru negeri.
"Dan jauh yang lebih penting dalam diklap adalah pendidikan mental, pembentukan karakter. Ini sangatlah penting karena relawan musti selalu siap dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi segala panggilan tugas kemanusiaan yang nantinya akan diembannya" tambah Mbahe demikian sapaan akrabnya.
"Disisi lain relawan sebagai individu akan mendapatkan sikap,sifat yang berkarakter dan berjiwa besar dan tidak mudah patah dalam menghadapi kehidupan dimasa yang akan datang dan senantiasa semangat dan selalu punya potensi karena selalu berfikir positif", imbuhnya.