Mohon tunggu...
Victor Simpre
Victor Simpre Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tuhan Tidak Tidur

13 Juli 2016   07:01 Diperbarui: 13 Juli 2016   16:19 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saudaraku, tuhan tidak pernah tidur, lelah dan apalagi mengantuk untuk menjaga alam semesta miliknya ini. Tuhan menciptakan mahluk-Nya di alam raya ini dengan jumlah yang sungguh tak terhingga. Karena banyaknya, tak mampu akal manusia menghitung jumlah mahluk yang ada di alam raya ini. Dari jumlah mahluknya yang tak terhingga itu, hanya ada sekitar 7 milyar manusia saja yang berpotensi merusak alam semesta milik-Nya. Jumlah yang tentu saja sangat kecil sekali. 

Jumlah manusia hanyalah ibarat debu di tengah alam semesta yang tak terhingga ini. Meskipun manusia satu-satunya mahluk Tuhan yang berpotensi membuat perusakan di  alam ini, namun jangan sesekali membayangkan Tuhan bosan, lelah dan mengantuk untuk mengganjar atau memberlakukan hukum-Nya kepada kita selaku manusia. Sebab Tuhan memberlakukan hukumnya secara otomatik. Hukum Tuhan sudah melekat pada semua mahluknya sesuai dengan karakternya masing-masing termasuk pada manusia.

Karena itu ingatlah, bahwa semua perbuatan manusia akan memiliki konsekuensi. Semua perbuatan manusia akan diberi ganjaran yang setimpal. Perbuatan baik akan diberi berkat dan perbuatan buruk akan diberi kutuk. Tuhan samasekali tidak akan terkecoh atau tertukar kepada mereka yang berbuat. Tuhan tidak akan terkecoh pada akal-akalan manusia, dan Tuhan tidak akan terkelabui oleh rekayasa pemikiran manusia. Siapa yang berbuat sesuai dengan kehendak-Nya pasti akan dimuliakannya, sementara mereka yang berbuat kejahatan pasti akan di azab dan dihinakan. Kapan waktunya, cepat atau lambat hanya Tuhan yang tahu.

Percuma manusia jahat bersembunyi dan mencoba mengelabui Tuhan. Percuma manusia merubah penampilannya dengan pakaian-pakaian ala surgawi. Sebab semua perbuatannya pasti akan dipublikasi Tuhan kepada seluruh manusia. Semua perbuatan bejatnya akan diketahui dan akan dipertontonkan sebagai aib yang diumbar Tuhan sebagai pelajaran kepada manusia. Jadi jika kita menyaksikan koruptor dipublikasi, itu adalah penggenapan saja dari janji Tuhan. Adalah konsekuensi bagi yang jahat untuk dihinakan karena kelakuannya.

Mereka yang bersaksi palsu tentang kebenaran hukum Tuhan, mencuri uang rakyat (korupsi), berjina, bersumpah palsu (dusta), mengambil sesuatu yang bukan miliknya, bersenang-senang untuk kepentingan pribadi, memperbudak orang lain, menyuap hakim/jaksa/polisi dan lainnya, membeli suara rakyat, menjual asset negara, pasti akan diganjar dengan hukuman yang setimpal dari Tuhan. Mereka pasti akan dihinakan, dan akan disetarakan setingkat binatang oleh Tuhan. Demikianlah janji Tuhan kepada orang beriman. Hukum Tuhan adalah pasti begitu juga dengan janji-Nya.

Inilah yang mesti kita yakini, bahwa hukum Tuhan adalah sesuatu yang pasti, begitu pula janji-Nya. Kehidupan manusia adalah ibarat roda pedati (cakra menggilingan) yang selalu berputar kadang di atas kadang dibawah. Orang jahat (kebathilan/kutuk) suatu hari akan di atas dimana saat yang bersamaan orang yang benar (haq/berkat) akan berada di bawah. Lain waktu orang jahat akan dibawah sementara orang baik akan berada di atas. Hukum ini adalah hukum kekekalan peradaban yang tidak bisa dicegah. 

Adalah fakta bahwa semua peradaban yang katanya terkuat di muka bumi, berada di atas bangsa lainnya pada akhirnya hancur, hilang ditelan bumi! Lihat peradaban bangsa assyiria, media, akkadia, babilonia, musa, persia, romawi, yesus, muhammad, semua kembali hancur dan hilang. Setelahnya digantikan oleh peradaban lain yang berlawanan dengan mereka. Orang jahat berkuasa sebagai alat bagi Tuhan untuk memecut, mencemeti orang beriman yang berdosa dan berzina. Sementara orang beriman berkuasa sebagai ganjaran atas ketaatannya pada hukum-Nya.

Jadi kekuasaan suatu bangsa atau suatu peradaban adalah sebagai wujud ganjaran bagi orang beriman. Bila orang beriman sudah berbuat jahat maka akan berkuasa peradaban jahilyah,. Bila orang beriman taat mereka sendiri akan berkuasa. Bangkitnya suatu bangsa yang kuat menghancurkan peradaban orang beriman adalah bukti bahwa Tuhan sedang memberi hukuman kepada orang beriman. Selama ratusan tahun tugas bangsa sekuler (tidak menggunakan hukum Tuhan) adalah untuk memberi pelajaran bagi mereka yang beriman. Sementara bangkitnya kekuasaan orang beriman adalah bukti bahwa Tuhan memberi ganjaran atas ketaatannya. Tugas orang beriman saat berkuasa adalah mengembalikan kesetimbangan alam semesta kepada posisinya. Kekuasaan yang diperoleh orang beriman adalah wujud kasih dan sayang Tuhan kepada mereka.    

Nasib Pembuat Kerusakan

Siapakah pembuat kerusakan di muka bumi? Pembuat kerusakan adalah mereka yang bersaksi palsu kepada Tuhan? Mereka bersumpah beriman kepada Tuhan tetapi tidak melaksanakan perintah dan larangan Tuhan. Mereka mengimani Tuhan tapi memberlakukan hukum rekayasa pikirannya sendiri untuk tujuan pribadi dan kelompoknya semata. Pembuat kerusakan juga adalah orang yang selalu mengatakan bahwa Tuhan itulah yang tertinggi dan yang diabdi tapi selama hidupnya hanya dipergunakan untuk memuaskan nafsu duniawinya semata, mengejar harta, tahta dan wanita.

Nasib para pembuat kerusakan pasti akan diganjar, dihukum dengan hukuman yang setimpal. Semua perbuatan keji dan mungkar serta kejahatannya akan diberi balasan oleh Tuhan. Orang jahat akan dihinakan, tidak diberi petunjuk, akan tampak kertakan gigi mereka pada saat pembalasan nantinya, dan akan diajab dengan ajab yang sangat pedih. Tuhan tentu saja tidak lelah, tidak tidur dan tidak mengantuk untuk menjaga alam semesta raya melalui hukum-hukumnya.

Hari ini boleh saja para pembuat kerusakan berdusta dihadapan manusia dan Tuhan. Bisa saja para pencuri dan pendusta serta penjahat tidak mengakui perbuatannya. Namun ingatlah bahwa Tuhan sekali lagi tidak bisu, tuli dan bodoh dapat dikelabui oleh manusia. Tuhan tidak terkecoh dan terkelabui oleh ulah para pembuat kerusakan. Para penjahat tidak bisa dengan seenaknya mengelabui dengan pakaian dan penampilan mereka yang mengesankan kebaikan dan ketaatan. 

Betapapun para penjahat semuanya berkolaborasi menghempang hukum Tuhan namun Tuhan maha perkasa yang tidak akan takluk oleh tipu muslihat para penjahat. Makar Tuhan (rencana) tentu saja lebih baik dari makar manusia (rencana). Sebab Tuhanlah sebaik-baik si pembuat rencana. Meski gerombolan  manusia jahat tiada berhenti bersekutu membuat rencana memadamkan cahaya Tuhan. Namun Tuhan sendiri yang akan memadamkan rencana tersebut dan akan selalu menyempurnakan cahayanya.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun