Mohon tunggu...
Victor Pondaag
Victor Pondaag Mohon Tunggu... -

victor p pondaag\r\n\r\nmahasiswa fakultas psikologi universitas jayabaya\r\n\r\nsedang bslajar analisis eksistensial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mewawancarai Pewawancara ”Aspek Sikap dan Prilaku dalam Wawancara”

15 Mei 2014   22:22 Diperbarui: 4 April 2017   17:31 6275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

PENDAHULUAN

Pada tulisan kali ini saya akan coba mengulas sedikit mengenai aspek-aspek penting mengenai sikap dan prilaku dalam wawancara umum pekerjaan. Sebelum saya jelaskan uraiannya, perlu di ketahui bahwa bahasa tubuh seseorang atau Gestur adalah suatu bentuk komunikasi non-verbal dengan aksi tubuh yang terlihat mengkomunikasikan pesan-pesan tertentu, baik sebagai pengganti bicara atau bersamaan dengan paralel atau rangkaian kata-kata.

Gestur mengikutsertakan pergerakan dari tangan, wajah, atau bagian lain dari tubuh. Gestur membebaskan individu untuk mengkomunikasikan berbagai bentuk perasaan dan pandangan, dari menghina, kebencian, marah, senang, tanda kesepakatan atau menyutujui dan kasih sayang. Terkadang bersamaan dengan bahasa tubuh dengan tambahan perkataan saat berbicara.

Jadi berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa tubuh atau gestur merupakan satu bentuk komunikasi non verbal dengan aksi tubuh yang menghantarkan pesan-pesan tertentu yang mengikut sertakan pergerakan dari tangan, wajah, atau bagian lain dari tubuh yang mengekspresikan bentuk kesan dan pesan dari seseorang yang seringkali dengan tambahan perkataan saat berbicara.

Dari penjelasan di atas, bisa sedikit menggambarkan bahwa sikap tubuh atau gestur seseorang saat melakukan wawancara pekerjaan, bisa sangat menentukan proses keberhasilan dalam menghadapi sesi tes wawancara, karena pada dasarnya setiap manusia dalam melakukan aktifitas apapun pasti melakukan rangkaian gerakan, begitu juga saat wawancara.

PEMBAHASAN

Menurut Dra. Lydia Indira., Mpsi dan Dra. Esiyanera., MM selaku dosen pengajar dari Fakultas Psikologi Universitas Jayabaya sekaligus praktisi yang dipercayakan dalam melakukan kegiatan wawancara pekerjaan, saat di tanyakan mengenai aspek-aspek apa yang meyakinkan pewawancara menerima hasil interview dalam wawancara, serta aspek -aspek yang meyakinkan pewawancara untuk menerima intervee dalam wawancara pekerjaan mengemukakan bahwa ada beberapa aspek penilaian yang menentukan hasil wawancara yaitu :

1.Kesan pertama : Kesan pertama meliputu aspek-aspek prilaku dari

1.Cara melangkah atau berjalan.

2.Sikap pertama atau atitude.

3.Bahasa tubuh atau gestur.

1.Cara Berjalan

Kesan pertama yang di kemukakan di sini yaitu saat intervee masuk ke dalam ruangan wawancara. Saat intervee masuk aspek yang di perhatikan di sini adalah cara melangkah atau cara berjalan subjek. Karena cara berjalan orang yang antusias atau bersemangat berbeda dengan orang yang kurang bersemangat. Orang yang semangat menunjukan langkah berjalan panjang atau melangkah ringan dengan ketegasan. Berbeda dengan orang yang kurang antusias menunjukan langkah setengah-setengah dengan kata lain langkah kaki yang berat.

Jadi cara melangkah seseorang saat memasuki ruangan interview sudah mencerminkan sikap mental seseorang dalam menghadapi sesi yang akan di laksanakan, dalam arti siap melaksanakan wawancara.

2.Sikap Pertama atau Atitude

Di sini yang di lihat adalah sikap bersalaman subjek saat menghampiri peawancara. Dari cara bersalaman dapat di ketahui atau di rasakan energi yang di miliki dalam diri seseorang. Cara bersalaman orang yang semangat, hangat dan bersahabat berbeda dengan orang yang kurang bersemangat, kurang hangat dan kurang bersahabat atau terbuka.

Perbedaannya diketahui dari cara memegang tangan dalam berjabat tangan, karena orang yang bersemangat dalam bersalaman biasanya dari genggaman tangannya erat tidak terlalu kuat juga tidak terlalu lemah, tekanan genggaman tidak keras atau menyakiti tangan yang di genggam, serta tegas dalam menarik tangan ke atas dan ke bawah. Jadi dari sikap bersalaman seseorang seperti ini mengesankan sikap yang percaya diri, bersemangat, bersahabat atau terbuka sehingga dapat di rasakan serta di artikan oleh intervewer.

Adapun sikap yang dapat di toleransi oleh pewawancara saat intervee tidak dapat bersalaman dikarenakan perbedaan faktor budaya tertentu yang tidak mewajibkan salaman sebagai sesuatu aktifitas yang baku.

3.Bahasa Tubuh Atau Gestur

Gestur ini di lihat saat intervee untuk pertama kalinya mengambil sikap untuk duduk. Yang di lihat di sini adalah cara duduk subjek apakah dia mengecilkan atau mengerucutkan badan atau duduk dengan posisi sikap yang normal atau biasa-biasa saja.

Orang yang duduk dengan posisi badan mengerucut di tambah posisi kepala yang menunduk menunjukan sikap yangkurang percaya diri sehingga bisa di artikan gugup sehingga mengesankan bahwa subjek tidak siap untuk mengadapi sesi wawancara yang akhirnya menrunkan nilai subjek itu sendiri. Jadi berbeda dengan orang yang mengambil sikap duduk yang normal yang berarti tidak merasa terintimidasi atau tertekan dengan keadaan situasi yang ada di sekelilingnya.

2.Penampilan Fisik : penampilan fisik meliputi aspek-aspek

1.Potongan rambut.

2.Penampilan berpakaian.

1.Potongan rambut

Potongan rambut seseorang menunjukan ciri kepribadian individu, karena potongan rambut memberi kesan kehidupan atau gaya hidup orang tersebut. Jika subjek perempuan yang memiliki rambut panjang yang kusut datang tanpa mengikat rambutnya, akan mempengaruhi proses penilaian wawancara, apalagi jenis pekerjaan yang di butuhkan menuntut pekerja unutuk rapih, bersih.

2.Penampilan berpakaian

Penampilan berpakaian di sini tergantung oleh jenis wawancara pekerjaan apa yang di laksanakan. Tetapi pada umumnya dalam menghadapi proses wawancara pekerjaan, peserta pada umumnya di wajibkan untuk datang dengan berpakaian rapih.

3.Gestur atau sikap tubuh meliputi

1.Sikap duduk.

2.Sikap badan.

3.Mimik wajah.

1.Sikap duduk

Sikap duduk dilihat saat sesi wawancara berlangsung apakah subjek gelisah, sabar atau tidak dalam proses wawancara ini. Subjek yang mulai gelisah akan menunjukan sikap yang kurang betah seperti menunjukan ketidaknyamanan sehingga sering mengganti posisi atau berpindah posisi saat duduk. Misalnya keresahan terlihat saat subjek memindahkan posisi kursi untuk maju atau mundur, posisi pinggul di geser ke kiri, kanan, atau bahkan menujukan kekakuan dalam posisi duduk.

Dari posisi ini dapat di simpulkan bahwa subjek kurang siap untuk melakukan proses wawancara, merasa tertekan dengan situasi yang ada sehingga selalu berganti-ganti posisi saat duduk, kurang percya diri atau menampilkan kekakuan sehingga menyulitkan subjek untuk menjawab pertanyaan serta mengganggu pewawancara untuk mendapatkan informasi yang di perlukan.

2.Sikap badan

Posisi atau sikap badan orang yang percaya diri atau sikap badan normal berbeda dengan sikap badan yang ingin mendominasi atau menguasai juga berbeda dengan sikap badan orang yang kurang terbuka atau percaya diri. Hal ini sangat berpengaruh terhadap nilai subjek saat wawancara berlangsung.

Sikap badan orang yang percaya diri saat wawancara berlangsung seperti duduk dengan santai dengan posisi badan tegap, posisi lengan terbuka dengan tangan terletak di atas meja sehingga memberi kesan bahwa subjek tidak tertekan dengan keadaan lingkungan yang ada sehingga cepat dalam memberikan respon-respon dari pertanyaan yang di ajukan.Bila seseorang tidak percaya diri atau ragu-ragu sering kali melakukan gerakan-gerakan tubuh yang kurang di perlukan atau tidak sesuai dengan bahasa tubuh dari respon yang sebenarnya, misalnya tangan memegang kancing baju, memegang rambut, atau memegang-megang benda disekitarnya, mengatur baju atau mengatur posisi duduk.

Berbeda dengan sikap badan yang ingin mendominasi atau menguasai misalnya posisi kaki di panggku di atas lutut dengan posisi badan menarik ke belakang disertai tangan menangku dada atau posisi lengan terbuka dengan tangan terletak di atas meja disertai posisi badan yang di condongkan ke depan memberikan kesan yang kurang baik terhadap nilai subjek karena posisi seperti itu bisa di artikan seperti posisi mempertahankan diri jika tangan memangku dada (menutup diri), atau kaki yang di pangku di atas lutut di sertai kepala yang di tarik ke belakang yang di miringkan ke kiri atau ke kanan mengesankan menyepelekan hal yang di hadapi yang akan mempengaruhi hasil dalam wawancara.

3.Mimik wajah

Mimik wajah menujukan ekspresi atau perasaan yang di rasakan oleh sujbek. Namun yang paling penting dari mimik wajah adalah eye kontak atau kontak mata langsung antara interviewer dan interviee.Mata yang menatap langsung pewawancara atau interviewer merupakan bagian dari sikap yang percaya diri, sebaliknya bila tatapan mata yang tidak teratur seperti menatap ke atas, ke bawah atau kesamping kanan atau kiri memberikan arti tidak percaya diri atau ragu-ragu.

Orang yang berani menatap mata lawan bicaranya secara langsung secara otomatis membutuhkan keberanian eksta karena mempertahankan durasi kontak tatapan dengan lawan bicara apalagi saat menghadapi wawancara pekerjaan, sehingga mengesankan bahwa dia yakin dengan apa yang dikatakannya, yang akan mempengaruhi nilai seseorang dalam proses wawancara.

4.Respon verbal dan kognitif meliputi

1.Intonasi suara.

2.Respon pertanyaan dan pernyataan.

3.Konsep diri.

1.Intonasi suara

Inonasi suara perlu di perhatikan ketika proses wawancara berlangsung, karena intonasi dari nada suara orang yang percaya diri berbeda dengan intonasi suara orang yang kurang percaya diri.

Orang yang percaya diri berbicara dengan nada suara yang tidak terlalu besar atau keras, tidak juga terlalu kecil serta penekanan dari setiap intonasi makna atas setiap kata-kata dan kalimat terdengar dengan jelas serta proses penyampaian pesan atau informasi yang terjadi berlangsung dengan lancar tanpa adanya pengulangan-pengulangan terhadap kalimat yang di ucapkan. Sebaliknya berbeda dengan intonasi suara orang yang kurang percaya diri.

2.Respon pertanyaan dan pernyataan

Respon terhadap pertanyaan dan pernyataan terhadap respon pertanyaan sangat mempengaruhi situasi wawancara yang berlangsung, karrena terkait dengan penggalian informasi yang di perlukan untuk tujuan wawancara dalam menarik kesimpulan yang diperlukan terhadap hasil wawacara yang berlangsung. Dalam wawancara, pewawancara atau interviewer memperhatikan setiap jawaban dari pertanyaan yang di ajukan oleh pewawancara apakah dimengerti oleh subjek serta apakah jawaban dari subjek sesuai (masuk akal) dengan pertanyaan yang di maksut.

Dari jawaban-jawaban yang di utarakan intervee dapat dilihat respon serta dinamika atau konsep berpikir dari subjek, yang membantu interviewer untuk menilai dan menarik kesimpulan yang di butuhkan untuk keperluan wawancara.

3.Konsep diri

Konsep diri yang jelas sangat membantu intervee dalam menghadapi sesi wawancara, karena dalam konsep diri terdapat aspek motivasi dan pola berpikir seseorang. Jika subjek termotivasi untuk bekerja di dalam perusahaan yang di inginkan maka secara tidak langsung dia akan mencari tahu informasi-informasi umum mengenai perusahaan tersebut.

Seringkali pewawancara akan menanyakan pertanyaan misalnya apakah yang anda ketahui tentang perusahaan ini, jika subjek dapat menjawab pertanyaan tersebut, itu menandakan bahwa subjek memiliki keingintahuan mengenai perusahaan atau institusi tersebut. Tetapi jika subjek tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, bisa di artikan bahwa subjek kurang memiliki ketertarikan untuk mengetahui kejelasan bidang dari institusi atau perusahaan tersebut.

Terkadang untuk mengetahui rutinitas dalam rentang kekosongan yang dialami oleh subjek, interviewer menanyakan pertanyaan misalnya hal-hal apa saja yang anda lakukan untuk mengisi kekosongan sejak anda lulus tahun 2012 hingga tahun 2014 ini. Hal apa saja yang anda kerjakan dalam rentang waktu dua tahun ini. Jika subjek menjawab pertanyaan dengan kurang jelas (menganggur Pak atau Bu) maka akan sangat mempengaruhi hasil kesimpulan penilaian interviewer terhadap intervee.

KESIMPULAN

Jadi dari hasil wawancara terhadap pewawancara, dapat di simpulkan bahwa aspek-aspek yang meyakinkan pewawancara menerima hasil interview dalam wawancara, serta aspek -aspek yang meyakinkan pewawancara untuk menerima intervee dalam wawancara pekerjaan meiputi bagian-bagian seperti kesan pertama, penampilan fisik, gestur atau sikap tubuh serta respon verbal dan kognitif intervee atau individu yang di wawancara yang mempengaruhi kesimpulan pewawancara untuk menilai hasil dari keseluruhan proses wawancara yang berlangsung.

Demikian hasil wawancara saya terhadap pewawancara, semoga tulisan ini dapat memberikan pengetahuan yang memperluas cakrawala pemikiran serta pengetahuan kita sehingga bermanfaat bagi diri dan pembaca. Karena pada dasarnya “Manusia Hidup Untuk Memanusiakan Manusia” Terima Kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun