Mohon tunggu...
Victorina Augusklamasia
Victorina Augusklamasia Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi komunikasi pemasaran

Praktisi periklanan bagian media

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Keindahan Hidden Canyon, Beji Guwang Gianyar Bali

1 Desember 2016   23:02 Diperbarui: 4 Desember 2016   15:20 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendarat di bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai jam 10 WITA, bersama sang seniman Sita,  langsung meluncur ke arah Gianyar, ke suatu tempat tersembunyi yang baru ditemukan di Bali.

Anugrah keindahan alam seperti tidak habis-habisnya buat pulau Dewata, selalu ada saja tempat-tempat baru yang bisa dinikmati keindahannya, Hidden Canyon salah satu tempat yang belum lama dibuka untuk umum,  baru kurang lebih 14 bulan. Nampak dari luar tidak ada apa-apa, hanya desa biasa dengan perkebunan dan pohon-pohon kelapa.

Jelas terasa tempat ini masih jauh dari turis karena belum banyak yang berdagang di sana, apalagi jualan souvenir, masih sepi, hanya beberapa turis bule terlihat datang dan pergi baik sendiri maupun rombongan.

Penunjuk arah Hidden Canyon
Penunjuk arah Hidden Canyon
Ternyata harus bayar karcis masuk ke area Canyon yang tersembunyi ini, penasaran bagaimana bentuknya dan suasananya. Rasanya mau mundur saja ketika penjaga karcis yang masih muda dengan wajah serius dan dingin seolah-olah menakut-nakuti menginfokan bahwa ketinggian air di sungai sekitar 1 – 1,5 meter karena semalam habis hujan di Ubud, maklum bulan November.

Wah saya dan teman termasuk si bule jadi ragu-ragu dan bertanya lebih detail lagi seberapa menakutkan..malah ditegasin si bli penjaga karcis  harus siap basah dan harus berani, kalau ragu-ragu lebih baik mundur daripada sudah bayar menyesal dan rugi, juga kalau sudah maju ngga  bisa mundur balik karena jalurnya satu arah memutar.

“Ok kalau begitu saya lihat-lihat dulu saja”, kata saya,  ternyata tidak bisa, mau lihat apa katanya, "mau lihat air ? tujuan kesana mau lihat Canyon, ada Canyon 1, 2 dan 3."

Pose dulu sebelum basah-basahan..
Pose dulu sebelum basah-basahan..
Untungnya gerombolan pemandu di sana sangat riang, lucu dan memberi semangat, dari bodynya okelah cukup meyakinkan, bisa menjaga, mereka dengan antusias meyakinkan bahwa akan baik-baik saja asal berani, asalkan mau berbasah-basahan, dan kalinya tidak dalam. Keceriaan dan jaminan  mereka akhirnya kami jadi berani juga, nekat saja, sayang kalau tidak dilanjutkan karena sudah di sini. Ada sekitar 30 orang pemandu yang setiap harinya siap menemani para pelancong adventure ke Hidden Canyon.

Bli Made & Wayan, periang, lucu dan tentunya menguasai medan.
Bli Made & Wayan, periang, lucu dan tentunya menguasai medan.
Setelah menyimpan barang-barang berharga di loker yang tersedia, kami hanya memakai sepatu, bawa kamera hanya satu saja dan kalaupun mau bawa kacamata dan yang lainnya siap-siap rusak atau basah.

Akhirnya kami menuju ke bawah, tangga ke bawah sudah dibuat dari semen dan rapih, yang tadinya hanya tanah biasa, sampai anak tangga terakhir  langsung dihadang dengan bibir sungai atau disebut Tukad Dangin Dalem  Guwang dengan arus deras berwarna coklat dan batu-batu besar di sepanjang kali..mau tidak mau harus disebrangi untuk menuju Hidden Canyon..lumayan ada sekitar 3-4 meter lebarnya.

Terpaksa sepatu harus dilepas dan telanjang kaki menyebrangi sungai, Wayan sang pemandu sudah siap dengan plastiknya untuk sepatu dan barang-barang kecil lainnya juga plastik handphone supaya tidak basah dan bisa berfoto-foto adventure Hidden Canyon.

Teman bermain di Hidden Canyon
Teman bermain di Hidden Canyon
Setelah itu ternyata ada tantangan lainnya karena tidak hanya menyebrangi tukad (sungai), medan adventure makin menantang dan pastinya berat buat saya tetapi sekaligus semakin indah.

Karena sudah kepalang terjebak mau tidak mau jalan terus, adventure dimulai dengan sebrangi arus sungai yang lumayan tidak tenang, hati-hati menjejakkan kaki karena batu-batu di dasar sungai yang tidak terlihat,  menyusur tebing dan berpegangan di celah-celah batu, naik ke tebing berpegangan di akar-akar besar pohon dan tentunya tangan Wayan,  turun lagi menyusur tebing-tebing di pinggiran sungai, loncat dari batu ke batu sangat menantang  dan menyenangkan tetapi harus hati-hati karena salah pijak bisa jatuh ke arus deras dan tidak terlihat ada batu besar dan bahkan tajam di dalamnya.

Hijaunya pepohonan di sekeliling,  suara burung, dan arus air dan teriakan para pelancong di kejauhan yang sudah sampai di Hidden Canyon menambah semangat harus sampai juga walaupun dalam perjalan bertanya-tanya terus masih jauh ngga ya,  dan jalur apalagi yang akan ditemui, takut tiba-tiba  air sungai meluap.

Air terjun kecil di Hidden Canyon 1
Air terjun kecil di Hidden Canyon 1
Akar tempat berpegangan
Akar tempat berpegangan
Sampai di depan mulut gua Hidden Canyon, arus ternyata deras padahal tinggal melangkah  3 meteran lagi tetapi  sayangnya tidak bisa dilewati kecuali memang yang berani, para pemandu tidak menganjurkan, jadi harus memutar berenang lewat sungai dan naik ke batu atau ambil jalur evakuasi yang biasa dipakai jika air sangat tinggi.

Akhirnya kami memilih jalur evakuasi, tapi ooh ternyata jalur evakuasi juga tidak mudah, harus naik tebing yang sempit dan licin dan memutar sampai di ujung  Hidden Canyon yang satunya dan masih harus turun lagi lewat tebing tinggi dengan tali. Rasanya sudah  mau menyerah tetapi setelah istrihat  duduk menunggu yang lainnya akhirnya berani dan kembali kuat juga untuk turun ke bawah lewat tali. Asik juga bermain-main air, ala-ala tarzan, berfoto-foto seru dengan teman-teman lainnya  di sungai dengan batu-batu  Canyon yang indah mengelilingi. Ada air terjun kecil juga di sana sangat indah dan fun. Kami bertemu dengan traveler blogger dari Jerman yang memang khsusus datang mencari tempat ini karena melihat keindahan Hidden Canyon di Instagram. 

Terjal dan sempit
Terjal dan sempit
Sangat indah untuk berfoto dan fun foto dengan semuanya dan para pemandu yang jenaka, kalau tidak musim hujan air sedikit,  lebih indah lagi air warna hijau dan bening kata bli Wayan, dan semua pengunjung akan betah berlama-lama di situ dan bisa melanjutkan perjalanan ke Hidden Canyon 2 dan 3.


Berhasil naik di batu
Berhasil naik di batu

nice siluet
nice siluet

fun action
fun action

love stone siluet
love stone siluet

yeay you did it
yeay you did it
Perjalanan diakhiri dengan naik kembali lewat tebing dengan berpegangan di tali dan menyusuri kebun-kebun liar yang menurut Wayan harus hati-hati karena banyak ular tidur di tanah maupun melilit di dahan, di daun kalau kita lewat bisa numpang cium tangan..wow..ngeri juga..akhirnya sampai juga kami di perkebunan hamparan cabe dan sayur, setelah bermain-main bunyi-bunyian dan tiup dari daun-daun,  permainan para pemandu  bli Made dan Wayan waktu kecil  di hutan-hutan.

Follow me to Hidden Canyon
Follow me to Hidden Canyon
Saran sedikit  kalau mau ke Hidden Canyon sebaiknya jangan  pas musim hujan dan sebaiknya check dulu dengan para pemandu. Siapkan fisik karena pasti keseokan harinya badan berasa dilipat-lipat dan ditarik, pegal semuanya.

Akhir perjalanan di perkebunan dan alang-alang
Akhir perjalanan di perkebunan dan alang-alang
Bawa sepatu yang anti air, bawa topi atau baju yang fleksibel, pakai celana yang pendek saja, bawa baju ganti, handuk, sabun, kacamata plastik, tas anti air, bawa plester luka karena kemungkinan kaki atau tangan tergores batu, bawa minuman sedikit selama menyusuri tebing, supaya foto tetap cantik bawa baju dengan warna yang kontras,  tapi jangan sekali-kali buang sampah.

Rasanya belum puas bermain-main air di Hidden Canyon dan berharap suatu waktu bisa  kembali melanjutkan ke Hidden Canyon 2 dan 3 yang konon ditemukan oleh seorang anak kecil yang bermain-main di tempat ini dan mengunggah di akun instagramnya sehingga dilirik oleh turis-turis bule yang suka akan adventure dan Hidden Canyon Beji Guwang Gianyar  akhirnya mulai terkuak dan ternyata sangat mudah dijangkau tidak jauh dari pasar Sukowati, jadi setelah berbasah-basahan bisa  belanja baju cantik di Sukowati.

Akhirnya berpisah dengan teman-teman pemandu yang periang dan very helpfull, jangan lupa kasi tips yang oke ya buat mereka selain karcis masuk Rp.15 rb.

By Vika17

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun