Mohon tunggu...
anasthasia violita
anasthasia violita Mohon Tunggu... Jurnalis - vio

hi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Idol Fans Zone

30 Oktober 2019   23:07 Diperbarui: 30 Oktober 2019   23:13 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalian pernah gak sih ngalamin yang Namanya idol -- fans zone? Yup! Itulah yang lagi aku alami sekarang. Oiya, namaku Victoria dan sekarang aku udah berumur 18 dan kebetulan aku mahluk jenis pemakan segala hehe. Jadi aku punya idola, kita samarkan aja namanya Bagas Awal pertemuan aku dan Bagas ini pada tahun 2017 silam. Disitu aku dan teman temanku pergi ke sebuah acara press converse suatu film, dan disitulah aku melihat seorang Bagas dan aku langsung suka pada pandangan pertama.

Setelah beberapa menit memperhatikan Bagas dari jauh, aku memberanikan diri untuk berkenalan. Dan ternyata, wow! Dia sangat baik dan juga terbuka dengan orang baru. Disitu aku dan dia mulai berkenalan, bertukar social media, lalu kami mulai berbincang -- bincang mengenai apapun. Hingga akhirnya sampailah kepada topik pembuatan fanbase. Saat itu aku berminat untuk membuat fanbase dari Bagas, entah kenapa akupun gak tau.

Akhirnya kami berdua memutuskan untuk membuat fanbase dan aku diamanahkan untuk menjadi admin fanbase tersebut. Setelah hari itu, kami semakin sering berkontakan dan bertukar cerita. Aku pikir itu wajar wajar saja, dan aku menganggap itu sebagai pendekatan antara idola dan fansnya. Lalu semakin lama aku semakin nyaman untuk bercerita kepadanya.

Setelah satu tahun berlalu, kami berencana membuat acara anniversarry pertama fanbase nya Bagas. Acara tersebut dilaksanakan di Kota Jakarta, mau tak mau akupun berangkat ke Jakarta dari Kota Bandung. Seminggu sebelum keberangatanku ke Jakarta, Bagas menawarkan untuk memesankan tiket kereta, namun aku menolaknya karena merasa tak enak kepadanya. Tapi aku tahu Bagas itu orang yang keras kepala, dan akhirnya dengan terpaksa aku menerima tawarannya.

Sampailah di hari dimana aku berangkat, Bagas mulai menghubungiku mulai dari aku bangun tidur, lalu berangkat ke stasiun. Sesampainya di stasiun, aku melihat ponselku dan terdapat pesan dari Bagas seperti ini, "Vio, udah di kereta?", lalu akupun menjawabnya dan aku belum ada pemikiran kemana mana. Sampai di Jakarta, aku mengirimkan pesan kepada Bagas karena Bagas menyuruhku memberitahu dia kalau kalau aku telah sampai.

Lalu Bagas menjemputku di Stasiun gambir, Jakarta. Setelah itu dia hanya memandangiku terus hingga akhirnya aku menyadari ada sesuatu yang berbeda. Namun aku tidak terlalu memikirkannya karena aku pikir itu hanya perasaanku saja. Lalu kami melaksanakan acara, dan aku kembali ke Bandung. Sampai di Bandung kami menjadi lebih sering mengirim pesan, dan kami pun semakin nyaman.

Pada Febuari 2019, dia datang ke Bandung untuk promosi film barunya dan dia memintaku menemaninya selama di Bandung. Aku pun menerima permintaannya dengan menemaninya hingga akhir. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, dan aku masih bersama dia. Aku pun memutuskan untuk kembali kerumahku, dan dia menawarkan diri untuk mengantarkan aku kerumahku.

Aku merasa itu tidak perlu dilakukan, namun ia memaksa hingga akhirnya dia mengantarkanku pulang ke rumah. Pada akhirnya akupun masih dekat dengannya hingga saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun