Lebih mudah bagi saya untuk percaya Tuhan itu ada lewat matahari dan  planet-planet termasuk bumi yang berotasi rapih di alam semesta tanpa campur tangan seorang manusia pun.Â
Lebih mudah mempercayai adanya Seniman Maha Besar lewat semua karyaNya yang kita lihat, nyata dan kita nikmati adanya, meskipun kita belum pernah melihat dan merasakan secara langsung Seniman itu.Â
Bagi saya masalah melihat, merasakan dan memagang Tuhan hanya masalah perjumpaan, sehingga penting bagi saya untuk melayakkan diri demi bisa berjumpa dengan Seniman idola saya itu, Seniman yang membuat setiap goresan senja nampak sangatlah indah.
Sekarang apakah anda memilih untuk menganggap Tuhan tidak ada? Hanya karena anda menolak mengakuinya sebagai Seniman dari bumi yang indah ini. Atau menganggapNya tidak ada hanya karena masalah perjumpaan, hanya karena kalian merasa tidak pernah melihat, mendengar dan memegangNya lansung? Apakah anda akan menganggap Cristiano Ronaldo itu tidak ada dan mengabaikan semua prestasi dan karyanya di dunia sepak bola hanya karena anda belum berjumpa dengannya? Bahkan jika saya buta pun, sehingga saya tidak dapat melihat, saya tetap akan percaya dengan adanya CR 7 meski hanya mendengar tentangNya.
Pilihan ada pada kita.
Meniadakan yang ada adalah hal yang mustahil.
Mengadakan yang tidak ada, kita ahlinya. (Superman, Spiderman, Ironman, Teori Evolusi, Teori Big Bang adalah kepercayaan dari ketidakadaan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H