Mohon tunggu...
Victor Angliawan
Victor Angliawan Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Amatir

Imajinasi adalah bagian terindah dalam anugerah yang Tuhan berikan pada manusia, dan menulis adalah salah satu cara terbaik untuk membuat imajinasi berubah menjadi nyata.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rapid Tes Tidak Akurat, Swab Antigen Jadi Solusi, Swab PCR Masih Gold Standard WHO

26 September 2020   04:04 Diperbarui: 26 September 2020   10:34 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi covid-19 masih berlangsung amat menakutkan di Indonesia, kian tidak terkendalinya  pasien baru yang terinfeksi virus ini membuat pemerintah  DKI Jakarta  kembali menetapkan PSBB jilid-2 hingga 11 Oktober medatang.

Pasien covid-19  di Indonesia yang telah mencapai jumlah lebih dari 200 ribu kasus, menjadikan negara kita masuk ke daftar negara dengan pasien covid terbanyak di dunia. Pihak Istana pun melalui Donny Gahral Adian selaku Tenaga Ahli Kedeputian Kantor Staf Presiden mengkonfirmasi setidaknya ada 59 negara yang melarang WNI untuk masuk dan berkunjung ke negara-negara tersebut.

Ironinya di negara kita, sikap acuh tak acuh terhadap bahaya virus covid-19 masih sangat sering kita jumpai. "Beberapa masyarakat masih ngeyel untuk tidak memakai masker dan tidak mau saling jaga jarak" ungkap Santa Laetitia seorang alumni Cum Laude dari Universitas Sam Ratulangi ketika memberikan informasi mengenai keadaan kota Manado ditengah pandemi covid-19.

Di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya pun juga terjadi hal yang sama, ditambah lagi dengan banyaknya ketidaktahuan akan informasi penting terkait covid-19, yang salah satunya adalah tentang tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi virus ini.

Paling umum diketahui masyarakat adalah rapid tes, tes ini adalah tes yang paling cocok untuk menguji banyak orang dalam waktu singkat, selain itu masih ada swab antigen, dan swab PCR.

Apa perbedaannya? Dan mengapa rapid tes bukanlah pilihan yang tepat (bahkan untuk skrining/penyaringan? Dan apa itu swab antigen yang hanya butuh waktu kurang lebih 30 menit untuk hasil yang lebih akurat ketimbang rapid tes?

Untuk mengetahuinya  mari kita mengenal lebih jauh mengenai ketiga tes tersebut:

1. Rapid Test

roolnews.id
roolnews.id

Dari namanya sudah dapat ditebak bahwa rapid tes adalah tes yang hasilnya paling cepat diketahui. Saya pribadi mengetahui tes ini sejak negara Korea Selatan menerapkan Drive Thru Rapid Test yang hanya membutuhkan waktu diagnosis sekitar 10-15 menit saja.

Rapid tes adalah metode screening (penyaringan) awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh sebagai perlawanan atas virus covid-19. Antibodi ini terbetuk jika ada paparan virus covid-19 di dalam tubuh. Perlu digaris bawahi bahwa rapid tes tidak mendeteksi keberadaan virus, namun hanya mendeteksi keberadaan antibodi yang muncul ketika tubuh terpapar virus covid-19.

Bila didapati antibodi tersebut di dalam tubuh seseorang, artinya orang tersebut pernah terpapar atau dimasuki virus covid-19. Namun kita harus sadar bahwa terbentuknya antibodi tersebut membutuhkan waktu, hingga beberapa minggu, sehingga jika seseorang di rapid tes sebelum antibodi  terbentuk maka hasilnya sudah pasti negatif. 

Keadaan inilah yang sering disebut false negative, dimana seorang sebenarnya positif corona namun didiagnosis negatif. Inilah yang membuat rapid tes memiliki tingkat akurasi yang paling rendah ketimbang kedua tes lainnya dan sudah tidak digunakan lagi di beberapa negara seperti di Korea yang saat ini lebih memilih swab antigen untuk tes massal.

Karena banyaknya kasus false negative ditambah dengan mudahnya merekayasa hasil rapid tes oleh oknum yang tidak bertanggung jawab demi tujuan tertentu yang salah satunya digunakan untuk memenuhi syarat melakukan perjalanan dengan pesawat dan kereta api, menjadikan rapid tes bukanlah pilihan yang tepat.

Pengalaman pribadi saya ketika seorang rekan kantor yang mendapatkan gejala corona mendapatkan hasil negative pada rapid tes dan membuat kita tenang satu sama lain untuk waktu yang tidak lama, sampai kemudian hasil swab PCR keluar dan menyatakan teman kantor saya positif covid-19, hal ini membuat suasana satu kantor berubah menjadi menegangkan. 

Harga: Rp 85.000 - Rp 150.000 (maksimal, diatur Kemenkes dalam  Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan No: HK.02.02/1/2875/2020) 

2. Swab Antigen

Sumber: freepik.com
Sumber: freepik.com

Swab Antigen juga sering disebut rapid antigen atau juga tes cepat molekuler (TCM). Swab antigen dikatakan menjadi alternatif pengganti rapid tes karena dapat menghasilkan diagnosis dalam waktu yang singkat.

Swab antigen lebih akurat ketimbang rapid tes karena tes ini langsung mendeteksi keberadaan virus covid-19 melalui antigen (protein yang dikeluarkan virus).

Swab antigen dilakukan dengan mengambil sampel dahak dari hidung atau tenggorokan untuk kemudian diuji dengan dimasukkan ke alat khusus untuk melihat reaksi antigen dari virus covid-19. Metode yang digunakan memang sama dengan swab PCR namun proses analisa yang dilakukan berbeda, untuk itu tes ini tidak dapat disamakan dengan swab PCR. 

Swab antigen juga diproyeksi akan menggantikan rapid tes karena harga yang harus dibayar tidak semahal melakukan swab PCR, jadi bukan hanya soal waktu yang tidak jauh berbeda dengan rapid tes, namun biayanya juga jauh lebih murah ketimbang swab PCR.

Namun meskipun begitu, hasil dari swab antigen masih dapat keliru, artinya akurasinya masih kalah dibanding dengan swab PCR yang mana pemeriksaan sampelnya dilakukan di lab, sehingga swab antigen hanya dianjurkan untuk orang yang dalam keadaan sehat, dan ingin mendapatkan hasil yang cepat atas pemeriksaan virus covid-19.

Artinya untuk orang yang sakit bahkan bergejala, tetap disarankan untuk melakukan swab PCR supaya mendapatkan hasil yang lebih akurat. Hal ini dikarenakan rapid tes dan swab antigen memang hanya hanya dilakukan untuk tujuan skrining (penyaringan) saja, sedangkan untuk diagnosis pasti adalah dengan melakukan tes swab PCR. 

Harga: Rp 450.000 - Rp 2.000.000 (Standarisasi harga masih dalam proses)

3. Swab PCR (Polymerase Chain Reaction)

Sumber: radarjogja.jawapos.com
Sumber: radarjogja.jawapos.com

Swab PCR masih menjadi gold standard yang ditentukan oleh WHO untuk mendeteksi infeksi corona dengan tingkat akurasi hingga 95%. Swab PCR sendiri adalah tes dengan metode swab, mengambil sampel dahak dari hidung atau tenggorokan  yang kemudian dianalisa di laboratorium. 

Hasil pemeriksaan tersebut umumnya memakan waktu 2 hari hingga 2 minggu tergantung kapasitas laboratorium penguji. Namun info terbaru yang saya terima dari dr. Pratiwi Anggun Lestariningrum yang aktif di media halodoc.com bahwa hasil tercepat dari tes swab PCR dapat diterima dalam waktu hanya 2 jam di RSPI (tentu ada harga yang harus dibayar).

Harga: Rp 2.000.000 - Rp 5.000.000

Kemerataan fasilitas rumah sakit di berbagai kota masih menjadi PR besar bagi setiap kita terutama para pemegang kepentingan dan para elit dibidang kesehatan. Pentingnya menyediakan informasi dan bimbingan kepada masyarakat juga merupakan salah satu wujud nyata dari aktifnya kita memerangi virus corona ini. Setelahnya, menyediakan  tes swab antigen massal secara gratis untuk penyaringan yang lebih akurat ketimbang rapid tes antibodi hingga  melakukan diagnosis pasti dengan swab PCR adalah salah satu kunci menekan angka infeksi covid-19 seperti yang sudah dilakukan Korea Selatan.  

Yang terakhir mengenai hal yang sangat perlu diketahui masyarakat adalah jangan sampai menganggap hasil rapid tes maupun swab antigen adalah diagnosis pasti dari keadaan tubuh kita, percayalah karunia Tuhan terhadap masing-masing keunikan tubuh manusia, dimana tubuh pasti merespon setiap virus yang masuk kedalamnya, dan kitalah yang merasakannya.

Jangan sampai ketenangan yang dirasakan teman kantor saya dengan hasil rapid tes negatif terus menjadi keyakinan yang semu ditengah tubuhnya yang terus merespon virus dengan pertanda demam dan hilang indra penciuman, hingga sesak di bagian dada, semua ketenangan itu seolah lenyap dan rasanya seperti dihentak dari atas kebawah saat ternyata hasil swab PCR menyatakan beliau positif corona. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun