Mohon tunggu...
Vico Rachman
Vico Rachman Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menulis apa adanya..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Indramayu Mendukung Swasembada dan Ketahanan Pangan di Indonesia

19 November 2024   14:22 Diperbarui: 19 November 2024   17:35 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Ahmad Junaedi Karso.

A. Junaedi Karso sebagai Pimpinan Daerah Muhammadiyah Indramayu
Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Muhammadiyah Makassar

Negara Penghasil Padi di Dunia
Sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia, Cina, India dan Indonesia membutuhkan stok padi lebih banyak dibandingkan negara lain. Maka tak jarang negara--negara tersebut harus melakukan impor guna memenuhi kebutuhan domestiknya.

Sampai saat ini Cina dan India masih menempati peringkat atas sebagai negara penghasil padi terbesar di dunia, produksinya selalu diatas 100 juta ton/tahun.

Area pertanian yang luas serta tanah yang subur menjadi factor yang membuat produksinya selalu tinggi. Posisi selanjutnya diisi oleh Indonesia, Bangladesh dan beberapa negara ASEAN seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, Filipina dan Kamboja.

Untuk itu Muhammadiyah Indramayu Mendukung Asta Cita adalah 8 misi yang diusung Prabowo-Gibran untuk mewujudkan visi, yaitu Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu Asta Cita itu diantaranya "Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru".

Program Swasembada Pangan Indonesia yang dilakukan oleh Presiden Indonesia Jenderal TNI H. Prabowo Subianto, merupakan program Prioritas yang akan menjadi fokus utama Presiden Prabowo dalam membangun Indonesia sebagai salah satu kebijakan prioritasnya. Pemerintah pun menyisihkan anggaran Rp. 139,4 triliun untuk membiayai seluruh program ketahanan pangan pada 2025, naik signifikan hingga 21,9% dari tahun sebelumnya.

Secara rinci, anggaran ketahanan pangan sebesar Rp.139,4 triliun dalam APBN 2025 bersumber dari belanja non-K/L sebesar Rp. 61,08 triliun, belanja K/L sebesar Rp. 42,1 triliun, transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp.36,16 triliun, serta pembiayaan (investasi/pinjaman) Rp. 50 miliar.

Anggaran ketahanan pangan melalui K/L paling besar ada di bawah Kementerian Pertanian sebesar Rp. 22,9 triliun, Kementerian Pekerjaan Umum Rp. 12,6 triliun, Kementerian Kelautan dan Perikanan Rp. 6,2 triliun, dan kementerian lainnya. Sementara alokasi ketahanan pangan terbesar lewat belanja non-K/L bersumber dari anggaran subsidi pupuk (Rp. 44,15 triliun).

Pemerintahan Prabowo-Gibran juga akan membiayai program ketahanan pangan melalui pembiayaan alias investasi dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) atau Dana Internasional untuk Pengembangan Agrikultural sebesar Rp. 45,3 triliun.

Di luar itu, sumber pendanaan untuk program ketahanan pangan juga berasal dari TKD yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Rp. 19,18 triliun, Dana Desa Rp 16,25 triliun, DAK Non-Fisik Rp. 516,4 miliar dan Hibah ke Daerah sebesar Rp. 197,8 miliar.

Program cetak sawah alias ektensifikasi lahan pertanian seluas 150.000 hektar serta intenfisikasi pertanian seluas 80.000 hektar akan memakan anggaran Rp. 15 triliun sesuai rencana awal. Program itu akan dieksekusi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian.

"Target swasembada pangan untuk tahun 2028-2029 itu menyebar, baik dari sisi kewenangan maupun anggarannya. Anggarannya ternyata cukup besar yang tersebar di berbagai kementerian/lembaga. Hal tersebut tentunya  didukung anggaran ketahanan pangan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 tersebut naik 21,9% dari tahun 2024 yang sebesar Rp 114,3 triliun. Kenaikan anggaran hingga dua digit itu cukup signifikan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. (Kompas, 30/10/2024).

Pada 2025, Prabowo menjadikan program swasembada pangan sebagai salah satu fokus prioritas kebijakan yang bisa dikejar dalam waktu cepat (quick win). Tak ayal, anggarannya pun naik lebih signifikan dibandingkan tiga tahun terakhir, arah kebijakan anggaran ketahanan pangan itu, antara lain, untuk intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian, peningkatan ketersediaan dan akses sarana prasarana pertanian (pupuk, benih dan pestisida), penguatan infrastruktur pertanian seperti bendungan dan irigasi, serta perbaikan rantai distribusi hasil pertanian.

Di luar itu, ada pula program penguatan cadangan pangan nasional dan lumbung pangan, penguatan pembiayaan dan perlindungan usaha tani, serta penguatan program perikanan budidaya. Ada beberapa komoditas pangan yang dibidik untuk swasembada, seperti beras, jagung, tebu, gula, kedelai, cokelat, kopi, cabai, dan bawang.

Pertanian Berkelanjutan

Menurut, Soetarto Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (PERPADI) dalam diskusi daring "Pertanian Organik Berkelanjutan Menuju Indonesia Lumbung Pangan 2024" yang digelar Propaktani, Senin 28/10/2024.  "Kunci utama meningkatkan produksi beras adalah meningkatkan luas panen dan produktivitas. Namun, keduanya perlu dibarengi dengan praktik-praktik pertanian yang baik". (Kompas, 2024).

Dalam enam tahun terakhir, 2018-2023, produktivitas padi nasional berada dalam fase leveling off atau pertumbuhan mendatar sekitar 5%. Pada 2018-2021, produktivitas padi nasional masing-masing sebesar 5,2 ton/hektar; 5,11 ton/hektar; 5,13 ton/hektar; dan 5,23 ton/hektar.
Kemudian, pada 2022 dan 2023, produktivitas tersebut naik tipis masing-masing menjadi 5,24 ton/hektar dan 5,26 ton/hektar.


Kami atas nama Pimpinan Daerah Muhammadiyah Indonesia haqul yakin, bahwa :"Idonesia di Era Presiden Jenderal H. Prabowo Subianto Capai Swasembada dan Ekspor Beras pada 2027 dan 2028".

Kementerian Pertanian telah membuat Peta JalanSwasembada dan Ekspor Beras 2025-2029. Melalui peta jalan itu, swasembada beras ditargetkan tercapai pada 2027 dan Indonesia mulai dapat mengekspor beras pada 2028. (Kompas, 8/10/2024).

Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Lahan Marginal Anny Mulyani mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyusun Peta Jalan Swasembada dan Ekspor Beras 2025-2029 dengan matang. Dengan peta jalan itu, Kementan optimistis Indonesia mampu meningkatkan produksi beras, mengurangi impor beras, dan menjadi pemain utama ekspor beras global.
"Pada 2027, produksi beras ditargetkan dapat meningkat 10 juta ton melalui cetak sawah dan perbaikan irigasi di area yang sama.
Kemudian, pada 2028, produksi beras nasional bertambah 10 juta ton.

Puncaknya, yakni pada 2029, produksi beras nasional ditargetkan bertambah 12,5 juta ton, terutama dengan kembali mencetak sawah baru."Peta jalan tersebut menggarisbawahi transformasi besar Indonesia, yakni dari swasembada di 2027. pada 2029 sebanyak 12,5 juta ton, berarti total produksi beras seturut peta jalan itu pada 2029 bisa mencapai 43,6 juta ton.

Dengan tambahan produksi beras tersebut, pada tahun 2029 swasembada beras, sehingga Indonesia oftimis menjadi lumbung pangan dunia.


Intensifikasi Sawah

Kendati peta jalan itu bakal bergulir mulai 2025, Kementan telah "mencuri start" peningkatan produksi pada tahun ini melalui sejumlah program. Tiga di antaranya berupa penanaman padi di lahan rawa seluas 400.000 hektar, pengoptimalan 1,2 juta hektar sawah tadah hujan melalui pompanisasi, dan menanam padi gogo seluas 500.000 hektar di sela-sela tanaman perkebunan kelapa sawit dan perkebunan lain.
Area persawahan yang memasuki musim tanam di Gorowong, Parung Panjang, Kabupaten.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman
Dalam Agricultural Outlook 2024-2033, Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) serta Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) meramal produksi, konsumsi, dan impor beras Indonesia dalam satu dekade ke depan, 2023-2033. OECD dan FAO merilis laporan tersebut secara bersamaan di Paris, Perancis, dan Roma, Italia, pada 2 Juli 2024.

Laporan tersebut menyebutkan, pada 2033, produksi beras Indonesia akan meningkat menjadi 39 juta ton dibandingkan rerata produksi beras pada 2021-2023 yang sebanyak 34,65 juta ton. Konsumsi beras juga akan bertambah dari 36,11 juta ton menjadi 39,46 juta ton. Adapun impor beras turun dari 1,46 juta ton menjadi 487.000 ton.


BICARA Swasembada & Ketahanan Pangan di Indonesia maka tak terlepas dengan Daerah Wiralodra (Indramayu-Jawa Barat) sebagai daerah lumbung padi (Oryza Sativa) terbesar di Jawa Barat. Dimana Kabupaten Indramayu (Karso, A. Junaedi, 2024:143), merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Cirebon di tenggara, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang, serta Kabupaten Subang di barat. Kabupaten Indramayu terdiri atas 31 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 313 desa dan 8 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Indramayu berada di pesisir Laut Jawa.

Kabupaten Indramayu merupakan wilayah penghasil padi terbesar di Jawa Barat, yakni seberat 1,36 juta ton atau 14,78% dari total produksi pada 2020. Kabupaten tersebut memiliki luas panen padi mencapai 226,18 ribu hektare (ha) dengan produktivitas 60,24 kuintal/ha. (katadata, 2020).

Selain itu Indramayu merupakan 1 dari 10 kabupaten sebagai produsen beras tertinggi di Indonesia tahun 2019 berdasarkan hasil penghitungan BPS menggunakan metode KSA. (indonesiabaik, 2024).

33ea6684-834e-430f-b58b-74ae16242581-673c3b7334777c1e3449cf32.jpeg
33ea6684-834e-430f-b58b-74ae16242581-673c3b7334777c1e3449cf32.jpeg
Sumber: BPS/2023.

bca3f6ea-c086-449e-83ab-cefbd7f3cc06-673c3ba6c925c43248457552.jpeg
bca3f6ea-c086-449e-83ab-cefbd7f3cc06-673c3ba6c925c43248457552.jpeg
Sumber: BPS/2023.

Kabupaten Indramayu

Kabupaten Indramayu terletak di Provinsi Jawa Barat, memiliki luas panen padi 215,731 hektar. Dari luas ini, diperoleh produksi padi 1.376.429,68 ton gabah kering giling (GKG) atau produksi berasnya sebesar 789.657,71 ton.

Kabupaten Karawang

Kabupaten Karawang memiliki luas panen padi 185.807 hektar, diperoleh produksi padi 1.117.814 ton GKG sehingga diperoleh produksi beras 641,290 ton.

Kabupaten Subang

Luas panen padi Kabupaten Subang 156.298,50 hektar, produksi padinya sebesar 942.932 ton GKG dan produksi berasnya sebesar 540.960 ton.

Kabupaten Banyuasin

Banyuasin memiliki luas panen padi 208,598 hektar, sehingga produksi padi sebesar 905.846 ton GKG dan produksi beras sebesar 519.684 ton.

Kabupaten Lamongan

Kabupaten Lamongan memiliki hamparan pertanian yang luas 140.463,58 hektar. Dari luas panen ini, diperoleh produksi padi sebesar 839.724 ton GKG dan produksi berasnya sebesar 481.750 ton.

Kabupaten Ngawi

Luas panen padinya sebesar 122.500,97 hektar. Dengan luas ini, diperoleh produksi padi 777.190 ton GKG atau produksi berasnya sebesar 445.874 ton.

Kabupaten Bone

Kabupaten Bone memiliki luas panen padi 169.471,29 hektar. Produksi padinya sebesar 772.874 ton GKG atau produksi berasnya sebesar 443.398 ton.

Kabupaten Grobogan

Kabupaten Grobogan memiliki luas panen padi 136.209,59 hektar, dengan produksi padi yang diperoleh sebesar 772.521 ton GKG atau produksi berasnya sebesar 443.196 ton.

Kabupaten Sragen

Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah memiliki luas panen padi 111.569,05 hektar. Adapun produksi padi yang diperoleh 766.012 ton GKG atau produksi berasnya sebesar 439.461 ton.

Kabupaten Cilacap

Kabupaten Cilacap memiliki luas panen padi seluas 439.461,26 hektar. Dari luas panen ini, didapatkan produksi padi sebesar 699.965 ton GKG atau diperoleh produksi beras sebesar 401.570 ton.


Kami sebagai Pimpinan Daerah Indramayu berharap kepada Presiden RI Jenderal TNI H. Prabowo Subianto:

Mengaktualisasikan Swasembada pangan di Bumi Wiralodra (Indramayu), dan berkenan untuk meresmikan Daerah Kabupaten Indramayu sebagai daerah penghasil padi (lumbung padi) terbesar di Jawa Barat, yakni seberat 1,36 juta ton atau 14,78% dari total produksi pada 2020. 

Kabupaten tersebut memiliki luas panen padi mencapai 226,18 ribu hektare (ha) dengan produktivitas 60,24 kuintal/ha;

Menerapkan energi, di Bumi Wiralodra (Indramayu) karena di Indramayu terdapat PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan PT Pertamina (Persero) dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (Crude Oil) menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak), Non BBM dan Petrokimia, Keberadaan RU VI Balongan sangat strategis bagi bisnis Pertamina maupun bagi kepentingan nasional. 

Sebagai Kilang yang relatif baru dan telah menerapkan teknologi terkini, Pertamina RU VI mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Dengan produk-produk unggulan seperti Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, LPG, Propylene, Pertamina RU VI mempunyai kontribusi yang besar dalam menghasilkan pendapatan baik bagi PT Pertamina maupun bagi negara.

Selain itu RU VI Balongan mempunyai nilai strategis dalam menjaga kestabilan pasokan BBM ke DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya yang merupakan sentra bisnis dan pemerintahan Indonesia yang menyerap hampir 15.000 orang pekerja tersebut didapuk Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai salah satu kegiatan pemeliharaan kilang dengan serapan tenaga kerja terbesar tahun 2022.

 Tingginya komitmen PT KPI Unit Balongan dalam menjaga kondusivitas kilang tersebut tak terlepas dari nilai strategis kilang Balongan yang diproyeksikan akan memproduksi produk BBM dan Non-BBM.

Selain itu PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan  memiliki tingkat kompleksitas tertinggi sebesar 11.9 Nelson ComplexityIndex. Dengan kapasitas produksi saat ini sebesar 125 ribu barrel per hari, Kilang tersebut memproduksi produk olahan termasuk Gasoline, Gasoil, Avtur dan Polypropylene. PT KPI kini mengemban amanah melalui Proyek Strategis Nasional "RDMP Balongan" guna meningkatkan kapasitas produksi menjadi 150 ribu barrel per hari. 

Nantinya proyek RDMP Balongan ditargetkan dapat meningkatkan kualitas produk agar setara Euro V yang semakin ramah lingkungan;

PLTU Indramayu, merupakan pembangkit listrik tenaga uap yang berdiri di Desa Sumuradem, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Pembangkit listrik yang dikelola oleh anak usaha PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) memiliki total kapasitas energi sebesar 3330 megawatt dan memiliki pantai terpanjang dan terluas di Indonesia;

Menerapkan Air,  Cakupan wilayah Kabupaten Indramayu saat ini terdiri dari 31 Kecamatan,309 desa dan 8 kelurahan, dengan luas wilayah 204,011 ha atau 2.040.110 Km dengan panjang garis pantai 147 km yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang, dengan banyaknya desa pantai 36 desa dari 11 kecamatan.

Secara hidrologi sumber air yang terdapat di Kabupaten Indramayu meliputi air permukaan dan air tanah. Air permukaan berupa sungai dan air genangan yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) sedangkan air tanah tertekan yang dieksploitasi melalui sumur-sumur pompa. 

Kabupaten Indramayu merupakan daerah hilir dari aliran sungai yang sangat potensial sebagai sumber air bagi kebutuhan masyarakat baik untuk pertanian, industri maupun bahan baku air bersih. Daerah Aliran Sungai tersebut yaitu Cipunegara, Cipancuh, Sewo, Mang Setan, Bugel, Legok, Eretan, Cilet, Tuan, Cilalanang, Cipanas, Cipondoh, Cibelerang, Pangkalan, Semak, Maja, Rambatan, Cimanuk, Kelolo, Prawiro, Darung, Gebang, Sawit, Glayem, Kamal, Sigedang, Bobos, Oyoran, Pamengkang, Cimanis, dan Kumpulkuista;


Selain itu, kami sebagai Pimpinan Daerah Muhammadiyah mengharapkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah cq Waikil Ketua yang membidangi lingkungan hidup, mengharapkan bantuan dan kontribusinya untuk mendukung program PDM Indramayu. Dengan mengaktualisasikan Swasembada pangan di Bumi Wiralodra (Indramayu), dan berkenan untuk meresmikan Daerah Kabupaten Indramayu sebagai daerah penghasil padi (lumbung padi) terbesar di Jawa Barat, mendapat suppporting dan dijadikan sebagai program utama Pimpinan Pusat Muhammadiyah.***

Sumber: AJK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun