“Aku sudah hafal semua isi dari buku-buku itu. Aku juga telah mengetahui kemungkinan tipe-tipe soal yang akan keluar nanti.”
Memahami pelajaran tentulah tidak menjadi suatu hal yang sulit baginya. Namun sejak kembali ke Tokyo, Ryuo lebih menyibukkan diri dengan membaca buku kehidupan milik dia, tidak seperti murid lainnya.
Masa ujian pun akhirnya tiba. Ryuo beserta murid-murid kelas 2-A melaksanakan ujian tertulis selama sepekan ke depan. Hari demi hari pun dilewati mereka dengan beragam perasaan. Ada yang diselimuti rasa percaya diri yang tinggi, kegelisahan, atau juga ketakutan. Hasil dari kerja keras mereka pun dipajang pada papan pengumuman di sekolah.
Ryuo, Erina, dan Ren adalah top 3 murid terbaik di sekolah ini tahun lalu. Tak hanya sebagai murid terbaik, tetapi mereka juga masuk dalam The Famous Six di sekolah ini. Dan untuk hasil, seperti biasa, Ryuo dan Erina menempati urutan pertama dan kedua dari seluruh murid tahun kedua. Mai memberikan kejutan untuk semua. Dia berhasil ada di urutan ketiga, menggusur Ren ke urutan keempat. Sakura pun berada di urutan kelima.
“Selamat, Ryuo-san, Hazuno-san! Seperti biasa, eh?”
Ren memberi selamat seperti biasa kepada kedua temannya.
“Terima kasih, Ren-san! Tapi aku masih belum menyerah dari Ryuo-kun. Aku akan terus coba untuk dapat mengalahkannya!”
Erina memang juga mendapatkan peringkat kedua di kelas 1, selalu tepat dibawah Ryuo. Mereka berdua adalah teman sekelas pada tahun sebelumnya. Rival abadi adalah julukan yang tepat terhadap mereka.
“Aku sangat menantikannya.”