7 cara menghindari hoax dan menelaah satire:
- cek narasumber
- Antisipasi judul yang provokatif
- Baca secara menyeluruh
- Jangan terlalu percaya pada foto dan video
- Cari dan bandingkan dengan sumber lain
- Jangan buru-buru bandingkan berita
- Kritis dan cuek
Masyarakat Indonesia dalam menanggapi satire
Mengutip dari gramedia.com konten satire sebenarnya belum sepenuhnya berita berbahaya,konten ini juga belum tentu memiliki tujuan kejahatan,namun karena masyarakat Indonesia masih sering terkecoh dan banyak masyarakat yang menanggapi konten ini secara serius dan sifat masyarakat yang mudah percaya pada berita yang belum jelas kebenaranya maka dari itu satire bisa menjadi konten yang berbahaya.
Contoh konkrit mengapa sebagian masyarakat Indonesia belum bisa menerima konten satire adalah pada tanggal 29 Juli 2021 lagi-lagi netizen facebook-ers Indonesia masih saja salah menanggapi konten satire,kali ini konten satire yang diunggah oleh akun Jabir Markusip yang dalam postinganya memuat foto Presiden Indonesia Jokowidodo yang memiliki caption "silahkan lihat datanya semenjak saya memberlakukan PPKM ekonomi rakyat malah naik semua jualan mereka laku semua,jual kulkas laku, jual tabung gas laku,jual tv laku,nikmat tuhan mana lagi yang kau sia-siakan wahai rakyat Indonesia", postingan tersebut berhasil membuat masyarakat yang melihat naik pitam tanpa mereka mencari tahu kebenaran dibalik foto tersebut.
Selain masyarakat Indonesia ternyata instansi kepolisian pun masih belum dapat menerima konten satire dengan baik,contohnya kapolres Kepulauan Sula yang mana ia menanggapi konten satire yang di unggah di facebook oleh pengguna facebook berinisial IS yang berjudul "Hanya ada 3 polisi jujur,di Indonesia" dengan memanggil IS dan menintrogasinya.
Dikutip dari news.detik.com Seorang pria di Sula, Maluku Utara, diklarifikasi oleh Polres Sula karena menuliskan lelucon dari Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Lelucon populer itu berisi cerita tiga polisi jujur versi Gus Dur.
Padahal satire yang dulu membuat warga kepulauan Sula ini di klarifikasi,kini dipakai oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada unggahan Instagram-nya.
Mengutip dari news.detik.com pada postingan Instagram 3 polisi jujur ini ia sisipkan untuk cleaning service Bandara soekarno-hatta yang mengembalikan dompet dan cek senilai Rp 35,9 milliar milik penumpang yang tercecer.Â
Untuk membedakan konten satire itu mengandung unsur jahat atau hanya sekedar bahan bercanda, sepertinya kita harus memperbanyak literasi digital.
Dengan memperbanyak literasi digital kita akan menanggapi konten satire dengan sudut pandang yang berbeda,contoh konkritnya seperti konten "3 polisi jujur" karya Gus Dur yang ditanggapi berbeda oleh kapolres kepulauan sula dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Perbanyak literasi maka satire akan lucu