Mohon tunggu...
sastrabiru
sastrabiru Mohon Tunggu... GURU -

Pak Guru. kurang piknik, kelebihan ngopi.~

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Kebakaran & Sedikit Catatan Seorang Awam (Bongkudai)

23 Agustus 2016   14:34 Diperbarui: 23 Agustus 2016   14:45 3573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikutnya, soal tanggapan Petugas Pemadam Kebakaran wilayah Kotamobagu, saya tentu orang yang geram dan sedih dengan penjelasan dari kawan saya diatas, Hendro. Menyedihkan sekali, padahal jarak antara Kotamobagu dengan Desa Bongkudai tak sampai 20 menit perjalanan, bahkan bensin se-liter pun belum tentu habis terpakai. Hanya butuh sekitaran kurang-lebih 10 Kilometer saja untuk mencapai titik kebakaran.

Apakah masih perlu memakai rumus "birokrasi yang berbelit-belit" untuk menanggapi laporan kami sebagai rakyat yang butuh pertolongan, sekali lagi, hanya atas dasar "butuh pertolongan"? Ataukah memang hanya karena perbedaan wilayah Administratif hingga menjadikan hubungan kita terasa 100 Kilometer jauhnya? Kasihan sekali, di usia 71 tahun republik kita merdeka, faktanya kita masih menghabiskan pertimbangan birokratis dibanding tindakan langsung atas dasar kemanusiaan.

Padahal (sebagai perbandingan) waktu kebakaran besar di hutan Sumatra beberapa waktu yang lalu, bahkan Negari yang jauh nun disana semacam Rusia yang berada ribuan kilo meter di Eropa Timur sana, rela datang jauh-jauh untuk membantu memadamkan kebakaran yang sedang terjadi di Negeri kita. Sedangkan kita, padahal masih dalam wilayah yang sama, satu Bolaang Mongondow, ternyata serasa jauh sekali.  Bukankah batas antara Kotamobagu dan Bol-Tim hanya persawahan dan dinding rumah warga. Ataukah ada batas kepentingan atas nama ego-ego yang membikin segalanya serasa jauh begini.

Tentu disayangkan, jika bahkan ada beberapa warga dari wilayah Kotamobagu yang tergerak hatinya dan rela datang jauh-jauh untuk ikut membantu memadamkan api hanya karena melihat status di BBM & Facebook, ternyata tak sekompak dengan kebijakan Pemerintah Kotamobagu sendiri. Tentu ini ironi sekali. Kalopun alibi pemkot Kotamobagu atas dasar beda wilayah karena Bongkudai sebagai bagian dari Bol-Tim yang tak masuk areal jangkauan, saya menerima.

Tapi sebagai orang awam, saya tetap bersiteguh pada pemahaman saya yang pas-pasan ini, bahwa pertolongan atas dasar kemanusiaan harusnya tak bersayarat; terlebih hanya terbentur pada persoalan remeh-temeh semacam pengakuan beda tertitorial tersebut. Sayang sekali kalo ithikad kita untuk urusan kemanusiaan masih terbentur pada persoalan "tai kuku" semacam itu, bukankah yang lebih tinggi dari kebijakan adalah kebijaksanaan itu sendiri? Atau memang kita tak perlu melebarkan atau mengaitkan persoalan kebakaran di  dusun kami dengan "kebijaksanaan?". Sayang sekali.

*NB:

-Sesampai tulisan ini di publish, jumlah korban jiwa 1 (satu) orang. Sementara kerugian materil diperkirakan mencapai ratusan juta.

-Desa Bongkudai berada di kecamatan Modayag Barat, di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Provinsi Sulawes Utara.

Istilah;

Damkar : Pemadam Kebakaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun