Mohon tunggu...
sastrabiru
sastrabiru Mohon Tunggu... GURU -

Pak Guru. kurang piknik, kelebihan ngopi.~

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Merci Eder, Félicitations Ronaldo! (Sebuah Catatan Suporter Layar Kaca)

14 Juli 2016   14:41 Diperbarui: 14 Juli 2016   16:09 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*

Ruangan Televisi

Pukul 02.15 WITA. Saya menginisiasi diri bergeser ke ruangan televisi, diikuti Epen & Dandy tanpa perlu instruksi. Bapak sedang lelap di kursi panjang, "bangun pak! Laga akan segera di mulaikan!", pekikku dalam Mongondow.

Sebelum laga dimulai, saya menggelar karpet tepat didepan televisi, juga menyempatkan mengambil telepon genggam yang di charge diatas printer sejak percakapan panjang dengan Epen & Dandy terjadi. Sengaja untuk memantau socmed, daripada mendengar ceramah komentator lokal yang selalu tak asyik sejak jaman Bung-Kus, terkecuali ulasan Bung Towel atau Bung Ropan. Ketika jaringan seluler On, Dus, bersamaan dengan itu pula keran updeta-an status sekitar Portugis-Perancis tumpah ruah di facebook dan recent update bbm; dari yang ngajak taruhan recehan hingga jutaan, juga segala macam psywar murahan, bertebaran semacam polusi di Kota-Kota sibuk. Netizen seakan lupa segala peristiwa yang terjadi, ya hanya dua negeri ini yang patut dibicarakan. Yang lainnya, lupakan dulu!

*

Tak ingin diganggu satu setanpun, saya mengambil posisi tepat didepan televisi berukuran 24 inci. "Ya pemirsa, kita akan segera menuju Stade De France untuk menyaksikan laga yang dinanti-nantikan oleh para penikmat bola di seluruh dunia. Selamat menyaksikan!", sembur komentator lokal yang berbusa-busa dan keseringan kalap di beberapa potongan kalimat.

Layar 24 inci kini berisi landskap Stade De France. Riuh gemuruh penonton terdengar membahana, bertalu-talu, menggetarkan cakrawala biru diatas tanah kelahiran The Lion of Europe, Napoleon Bonaparte! Tampak bendera Portugal dan Perancis berkibar-kibar diatas lautan manusia yang memadati tribun penonton. Replika Trophy Henry Delauney dalam ukuran raksasa tampak menjulang tinggi tepat di tengah stadion. Disekitarnya para relawan dan penari terlihat seukuruan semut, berbaris rapi, terpola menempati beberapa titik. Jersey replika Portugis dan Perancis dalam ukuran raksasa dibentangkan para relawan yang tiba-tiba muncul dari lorong-lorong dibawah tribun, serentak, mengapit trophy raksanan Henry Delauney yang tegap jumawa ditengah-tengahnya.

Sorotan kamera berpindah. Lelaki paruh baya, gondrong, brewok, dengan setelan galibnya yang casual --dan tentu modis-- sedang melangkah gagah, sesekali rambut bagian belakangnya yang terurai menyentuh pundak, terayun-ayun diterpa angin. Ia menuju tengah lapangan ke arah trophy raksasa dipasung, menyusuri garis putih yang membentang vertikal diatas rumput Stade De France yang hijau segar, melewati barisan orkes dan orkestrasi yang harmoni, yang diantaranya terdiri dari seorang perempuan yang menggendong Accordion, beberapa perempuan yang sedang memainkan biola, dan para peniup terompet emas berseragam militer Perancis. David Guetta nampaknya. DJ berkebangsaan Perancis itu segera mengambil tempat tepat dibawah replika trophy raksasa yang menunggunya tak sabar. Didepan panggung kecilnya tiba-tiba sekelompok manusia bermetafora membentuk sebuah kata dalam balutan dua warna merah dan biru membentang, MERCI, yang bermakna terima kasih! Disusul kemudian seorang perempuan muda berambut emas, dengan pakaian berwarna perak mirip penari balet, Zara Larrson, siap menemaninya mempertunjukkan sihir musik modern! Theme Song Euro 2016, This One's For You berkumandang tegas, menggema menghampar ke seluruh dunia. Seketika bulu kuduk merinding, serentak, sebuah pertunjukan maha akbar sedang berlangsung. Closing Ceremony kali ini dipandu kolaborasi David Guetta & Zara Larrson!

sumber: www.gettyimages.com
sumber: www.gettyimages.com
Lampu-lampu latar dari beberapa sudut atap stadion tiba-tiba hidup dalam warna-warni, berpendar, menyambar setiap ruang dan tumpukan manusia yang berjejal memadati seisi Stade De France yang angkanya mencapai 75.868 jiwa (yang tentu mengalahkan jumlah DPT Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, tempat saya sedang menonton malam itu). Kadang bersaling-silang persis lightening panggung konser MUSE. Gemuruh, riuh, semua penonton bernyanyi mengiringi suami dari Cathy Guetta yang diapit remaja putri asal Skandinavia kelahiran 16 desember 18 tahun silam. Seketika Closing Ceremony final Euro kali ini lebih mirip Tomorrow Land. Luar biasa! Sebuah pertunjukan yang rapi, total menghibur, tanpa cacat, bahkan secuilpun bung!

*

Closing ceremony yang hanya seumuran durasi theme song euro itu pun usai kala 24 pemain dari dua eks Negeri koloni itu memasuki lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun