Mohon tunggu...
sastrabiru
sastrabiru Mohon Tunggu... GURU -

Pak Guru. kurang piknik, kelebihan ngopi.~

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Merci Eder, Félicitations Ronaldo! (Sebuah Catatan Suporter Layar Kaca)

14 Juli 2016   14:41 Diperbarui: 14 Juli 2016   16:09 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.gettyimages.com

Detik-Detik Menuju Podium

Perancis mendapat giliran pertama sebagai urutan kedua untuk menaiki podium yang berada di sisi kanan VIP --yang sebelumnya didahului oleh Cluttenberg dan dua asistennya nuntuk menerima medali penghargaan dari UEFA. Para pemain menaiki anak tangga, dipimpin Griezman dibagian depan, terlebih dahulu melalui barisan pemain Portugal yang membentuk lorong sembari memberi jabatan dan pelukan atas nama sportifitas dan respect, kemudian melalui anak tangga yang dikerubungi para penonton yang berdiri hanya sejingkal dijalur para gladiator yang masih bau kekalahan itu berlalu. Matuidi masih menangis, mungkin karena cadangan air matanya yang berlebihan. Satu-persatu pemain dan seluruh bagian tim ayam jantan dengan wajah berduka, berdiri mengantri menunggu giliran dikalungkan medali perak dari tangan para pejabat teras UEFA. Ritus ini berlalu kaku dan sarat nasihat bijak soal sabar dan tabah tentang kekalahan dari kumpulan orang-orang besar yang berbaris menunggu di podium. Kekalahan, dimanapun, memang tak selalu menyenangkan, terlebih di tanah kelahiran sendiri. Tapi begitulah sepakbola dan segala hukumnya.

Giliran Portugal dipanggil pemandu acara untuk bersegera menuju podium yang menunggu tak sabar sang juara. Fernando Santos mendahului rombongan dengan scarf portugal berawarna merah melingkar di tangan kirinya. Quaresma tepat berada dibelakangnya, orang yang dua kali berandil besar dilaga kontra Kroasia dan Polandia. Santos tampak berjalan pelan, disela-sela menaiki anak tangga, ia sempatkan melayani jabatan tangan dari beberapa orang yang menyela untuk memberinya penghormatan. Pun begitu ketika diatas podium, ia dipeluk erat oleh seluruh pejabat teras UEFA, pelukan dan jabatan tangan untuk jerih payah otaknya sebagai juru taktik. Para pemain juga mendapat sambutan hangat, sambutan yang selalu sama untuk para jawara. Medali mulai dikalungkan satu persatu dileher para pemenang yang masih basah dengan keringat perjuangan. Santos mendapat lebih, selain dikalungkan medali, ia juga mendapat sebuah piagam berawana perak. Penonton mencari-cari, ada yang hilang dari deretan rombongan. Dimana sang pemilik panggung malam ini, Cristiano Ronaldo?

Ternyata Ronaldo mengambil posisi paling buntut dari deretan rombongan. Mungkin sengaja, agar menjadi perhatian khusus, atau Pahlawan memang harus belakangan? Ia tepat berada dibelakang Eder si pembawa petaka untuk tuan rumah. Seorang penonton yang berdiri disamping anak tangga mereka berlalu, tampak memberinya bendera Portugal berukuran (-+) satu setengah meter yang kemudain ia gantungkan dipundaknya. Sebuah gambaran kecil bagaimana ekspektasi rakyat Portugal digantungkan dipundaknya, dan kini segalanya sesuai cita-cita! Ia masih berjalan gapah-gopoh menaiki anak tangga. Ia berlajan pelan, melewati barisan manusia yang beruntung bisa memelototinya hanya dari jarak yang tak lebih dari 20 inci. Sebuah kesempatan langkah tentunya! Stade De france masih gegap gempita, menampung bahagia puluhan ribu pendukung Portugal, bahagia yang sedang mekar diatas tanah yang berduka. Ya, Portugal akan berpesta di Avenue du President tak jauh dari Arc de Triompe (sebuah benteng untuk menghormati jasa Napoleon Bonaparte), dintip diam-diam oleh menara Eiffel yang menanggung malu sendirian dari ketinggian 324 Meter di tepi sungai Seine, Paris!

Ke-23 pemain sudah berada di podium selebrasi, tinggal menunggu Sang Kapten yang berjalan pelan dalam gapah-gopohnya. Tentu, yang berhak menerima piala adalah sang kapten tim, bukan Eder si pencetak gol. Para pemain membentuk barisan tak beraturan diatas podium, saling merangkul dan berjingkrang-jingkrak diikuti para pendukunng setia mereka, sekilas Stade De France juga ikut melonjak-lonjak, durhaka! Eder sempat mengangkat Iphone dari lengan kirinya, ia mangajak para pasukan untuk ber-selfie-ria, para pemainpun kompak membelakangi kamera televisi dan berpaling ke arah kamera depan handphone yang berada didalam genggaman tangan Eder. Dus, Ronaldo akhirnya tiba. Seorang kakek berambut putih tanpa ragu menyodorkan piala dengan kedua tangannya yang disambut Ronaldo dengan penuh hati-hati. Ronaldo membawa trophy Henry delaunay generasi ke-14 sendirian, ia berjalan muncul dari belakang, melalui lorong yang disediakan oleh kolega-koleganya. Ia kini berada tepat dibagian paling depan podium dengan cita-cita yang kini berada digenggaman kedua tangannya.  

Mencapai hitungan ketiga, trophy pun diangkat dari tangan sang Jawara, menjulang ke udara, meninju langit malam penuh sejarah di utara kota Paris! Penantian setengah abad lebih bangsa Portugal, pecah di Stade De France, menjadi air mata bahagia, air mata bangga, air mata suka cita. Inilah air mata kemenangan! Sembari mengayun-ayunkan trophy berwarna perak itu, Ronaldo berteriak, berseru-seru mengulang-ulang satu kata yang sama, "Vamos! Vamos! Vamos!", yang bermakna ayo, ayo, ayo kita nikmati malam yang bersejarah ini. Seketika potongan pita berwarna-warni menyembur dari sisi podium, menghujani barisan para pemenang yang berjingkrak-jingkrak diatas podium. Gayung bersambut, letusan kembang api menyembur dari beberapa sisi stadium, menyemburat, pecah dan tumpah ruah menjadi keping-keping cahaya penuh warna, persis beling-beling dari pecahan piring kaca. Bau mercon dari sisa-saia letupan kembang api, menusuk lubang pernafasan manusia-manusai ditengah gegap gempita, orang-orang tak peduli, kemenangan dan perayaan kadang melupakan segala macam kepahitan!

Pesta yang paripurna!

*

Merci Eder, Felicitations Cristiano Ronaldo!

Sebuah malam yang panjang baru saja digelarkan, sebuah peristiwa sejarah yang sukar dilupakan, dan selalau membanggakan dalam bingkai kenangan. Sebuah perayaan mahal atas nama sepakbola, atas nama gengsi eropa! Portugal baru saja mengukir nama dideretan para jawara Eropa, Eropa bung! Bukan Amerika Latin, Asia, apalagi Afrika! Dan tentu, Ronaldo baru saja menambah lencana pialanya. Setelah La Decima dan La Undecima yang fenomenal itu, kini trophy Henry Delaunay yang mahal itu, telah resmi ia catutukan kedalam buku sejarahnya. Bukan mimpi apalagi utopia, ini semua nyata!

Memang di Sepakbola abad 21 ini, Ronaldo berdiri bak menara gading, menepuk dadanya sendiri, menjulang sebagai bintang yang paripurna diangkasa Sepakbola. Menutupi kebintangan Messi bersama tato dilengan kanan dan betis kirinya, beserta kasus penggelapan pajaknya, dan anti-klimaks disetiap laga puncak saat membawa nama bangsanya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun