Bisnis berkelanjutan bukan selalu berarti bisnis yang terus-menerus mendapatkan penghasilan setelah berdiri lama. Di era sekarang, bisnis berkelanjutan berarti bisnis yang meminimalisir dampak negatif kepada lingkungan.
Pengantar dulu deh.
Kita tahu kan, bahwa yang namanya bisnis itu pasti ada dampak jeleknya juga di bumi. Misalnya nih, kalau bisnisnya memberikan produk, nanti selesai dipakai, produknya menjadi sampah.Â
Contoh lain, kalau bisnisnya memberikan servis, proses nyervis konsumennya ternyata melepaskan emisi karbon yang merusak atmosfirnya bumi.
Maka di era sekarang, orang-orang pebisnis berusaha perbaikin gaya bisnisnya supaya nggak sampai merusak bumi. Soalnya, saking luasnya kesadaran orang-orang tentang pelestarian lingkungan, maka orang-orang jadi nganggap bahwa bisnis yang nggak merusak bumi merupakan bisnis yang kekinian.Â
Tidak merusak bumi itulah esensialnya bisnis berkelanjutan. Dan perusahaan Danone, termasuk bisnis yang berupaya keras jadi bisnis berkelanjutan itu.
Gimana Danone Menjadikan Dirinya Bisnis Berkelanjutan?
Kamu tentu tahu bahwa Danone nih bisnis yang produk-produknya berupa makanan. Produk makanan ini asalnya dari pertanian, kan? Padahal kamu tentu udah kepikiran, bahwa pertanian itu sendiri termasuk aktivitas yang merusak bumi.
Ironis ya? Pertanian mestinya kan menyediakan bahan makanan untuk kelestarian manusia. Kok malah jadi merusak lingkungan sih?
Soalnya gini lho. Di Indonesia, umumnya situasi menggarap pertanian itu masih kurang bagus.Â
Contohnya, banyak lahan yang rusak karena keseringan dipupukin. Sebab petaninya banyak kejar setoran. Tanah masih harus diistirahatkan, udah disuruh buat kejar panen lagi.
Kalo pertanian di negeri kita diginiin terus lama-lama pertaniannya bakalan kekurangan manfaat buat kasih makan kita-kita. Makanya Danone, yang jadi pengolah bahan makanan dari produk pertanian pun turun tangan. Caranya, Danone bikin pertanian berkelanjutan. (Tapi mereka sih menyebutnya pertanian yang diremajakan).
