Kalau anak nggak tumbuh tinggi, yang biasanya disalahkan adalah ibunya. Dikiranya, ibunya kurang kasih makan. Padahal, ibu bisa lebih cepat bergerak kalau bapaknya ikut turun tangan. Makanya bapak-bapak mesti tahu gimana langkah pencegahan stunting itu.
Prevalensi Stunting di Indonesia
Di Indonesia, sekitar 24,4% anak itu stunting. Artinya, tinggi badannya lebih rendah dibandingkan anak-anak sebayanya.
Sebetulnya, Kementerian Kesehatan sudah sadar itu. Dan Kemenkes sudah banyak ngajarin masyarakat tentang persoalan stunting ini. Supaya angka stunting-nya itu nggak sampai setinggi itu.
Kemenkes sebetulnya kepinginnya, anak-anak yang stunting nggak sebanyak ini lagi. Katanya rencana pembangunan itu per tahun 2020, kalau bisa pada tahun 2024 tuh, anak-anak stunting tinggal maksimal 14% aja deh, jangan 24,4%.Â
Jadi, dalam setahun tuh kira-kira nuruninnya sekitar 2,6% kejadian per tahun.
Tapi apa daya, ternyata nurunin kejadian anak-anak stunting nggak segampang ganti kalkulator. Sampai tahun 2021, ternyata laju penurunan angka stunting masih 0,5%. Lelet banget turunnya.
Tentu saja sebabnya karena memang susah ngajari masyarakat.
Penyuluhan Stunting Itu Banyak Kesulitannya
Saya bisa menduga sih penyebabnya. Stunting itu kan sebetulnya gejala dari anak yang kurang gizi, terutama zat besi.
Dan sebabnya anak kurang gizi ini dimulainya udah dari semenjak anak masih dikandung ibunya. Artinya, kalau nggak mau anaknya jadi pendek, ibunya ketika hamil ya harus cukup gizi.
Tapi ternyata, sepanjang tahun 2020-2022 tuh, memang agak susah kasih gizi yang cukup ke ibu. Coba dipikir aja, hamil bikin ibu sering lupa. Lupa makan makanan bergizi, lupa minum pil zat besi.
Belum lagi problem banyak ibu hamil yang nggak periksain kehamilannya ke tenaga kesehatan. Siapa coba yang ngingetin ibu buat minum pil zat besi kalau bukan nakes?
Persoalannya lagi, ternyata banyak ibu hamil yang nggak jalan-jalan ke tenaga kesehatan karena nggak dianterin suaminya. Suaminya cuman ngehamilin, tapi nggak ngesponsorin pemeriksaan istrinya.Â
Termasuk ketika istrinya bilang, "Pa, ini ada resep dari Bu Dokter Kandungan buat beli suplemen zat besi, kudu ditebus.."Â
Lalu suaminya bilang, "Lho, kan kemaren kamu sudah saya kasih duit belanja?"
Makanya di sini kelihatan kan, yang sadar gizi cuman ibu hamil doang, tapi bapaknya belum tentu. Calon kakek-neneknya juga belum tentu ngerti lho.Â
Anehnya, kalau neneknya ditanyain jalan cerita Ikatan Cinta di tipi, hapal deh sampai ke nama-nama pemeran tokohnya..
Sehingga banyak orang setuju, Posyandu yang jadi tangan panjang Pemerintah buat nurunin kejadian stunting, nggak bisa bergerak sendirian.Â
Ibu-ibu hamil kan bisa diedukasi di Posyandu ya. Tapi apa bapak-bapak dan kakek-nenek juga bisa diedukasi Posyandu? Kan mereka nggak ke Posyandu?
Percepatan Penurunan Stunting dengan Iklan
Terbersitlah pemikiran lain. Bapak-bapak tidak ke Posyandu, tapi kan mereka nonton YouTube. Lansia juga nggak ke Posyandu, tapi kan mereka masih nonton tivi.Â
Jadi edukasinya nggak lewat YouTube dan tipi aja? Bukankah dulu jaman tahun '80-90-an BKKBN sukses ngajarin rakyat tentang KB melalui iklan-iklan di tivi?
Maka terbersitlah suatu perusahaan swasta bernama Danone buat bikin iklan layanan masyarakat. Iklan ini merupakan bentuk kolaborasi Pemerintah dan Danone dalam mendukung pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.
Iklannya berupa video lho. Ceritanya, tentang sepasang suami-istri yang baru hamil dan berusaha mencegah stunting.Â
Cara mencegahnya dengan banyak makan suplemen zat besi dan ikut kelas ibu hamil.Â
Plus, ketika anaknya sudah lahir, anak disemangatin oleh neneknya buat ASI saja, lalu disuruh cuci tangan pakai air mengalir tiap kali habis main sama anak. Dan neneknya juga suruh pakai jamban sehat, plus nyuruh papa nemenin mama buat periksakan anak ke Posyandu.Â
Keunggulan Iklan Layanan Masyarakat bagi Stunting
Nah, pentingnya iklan layanan masyarakat mengedukasi masyarakat tentang pencegahan stunting ini, soalnya memang target edukasinya itu segmen B/C, pasangan usia subur dan lansia.Â
Untuk target penonton model gini, cocoknya iklannya memang berupa video iklan layanan masyarakat. Karena video itu bisa tayang di YouTube, yang selama ini memang ditongkrongin para pasangan usia subur.Â
Dan video ini juga tayang di tivi, yang selama ini memang lebih banyak ditontonin lansia. Klop!
Yang bikin menarik, ada sosok nenek yang digambarin selalu mau tahu tentang kesehatan ibu yang hamil ini.Â
Nenek ini selalu ngingetin pasangan suami-istri ini tentang langkah-langkah yang tadi disebutin. Kelihatan jelas bahwa nenek mestinya peduli tentang kesehatan fisik dan batin anak-cucunya. Bukan cuman jadi lansia yang depresi doang.
Makanya iklannya launching minggu ini. Judul iklannya, Cegah Stunting Itu Penting. Dan sekarang, iklannya udah bisa ditonton di YouTube dan Kompas.com. Juga #ILMCegahStunting ini tampil di tivi-tivi, termasuk di RCTI dan Trans TV.Â
Biar segala segmen publik ngerti. Bahwa kalau nggak mau anak-anak sampai stunting, ya ibu hamil harus sejahtera.
Pencegahan Stunting oleh Danone
Sebetulnya Danone nggak baru ini doang mencegah anak-anak tertinggal kerdil di seluruh Indonesia. Udah banyak lho kampanye-kampanye yang dikerjain Danone buat ngajarin publik tentang stunting.Â
Kalau kamu pernah denger, Danone Indonesia memiliki program pencegahan dan percepatan penurunan stunting bernama Bersama Cegah Stunting. Dan program ini udah dikerjain semenjak tahun 2003.Â
Hayo, tahun segitu, kamu sudah buka internet atau belum?Â
Contoh isi programnya nih, bikin program Isi Piringku. Program ini buat ngajarin masyarakat tentang kepentingan gizi seimbang.Â
Terus, Danone bikin program Ayo Minum Air. Program yang ini buat ngajak publik sering-sering minum air putih sampai 7-8 gelas sehari.Â
Lalu Danone juga bikin Generasi Sehat Indonesia, buat ngedukasi remaja tentang anemia.Â
Dan Danone juga bikin program Akses Air Bersih dan Sanitasi. Program yang terakhir ini buat kasih masyarakat akses air bersih, menyehatkan lingkungan. Plus, kasih masyarakat pendidikan pola hidup bersih dan sehat juga.
Makanya sekarang, iklan layanan masyarakat yang judulnya #CegahStuntingItuPenting ini adalah hasil kerja kesekiannya Danone buat ngedukasi publik. Kamu sudah nonton iklannya di internet, belum? Kalau belum, coba tengok di tivi rumahmu, terutama di jam-jam yang banyak ditontonin lansia yaa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H