"Ada sih, Kak. Tapi kebanyakan penginapan yang dikenal itu adalah di resort."
Likupang Masa Kini, Masih Surga Resort
Hingga kini kebanyakan turis luar kota datang ke Likupang terutama justru untuk menyeberang ke pulau-pulau kecil. Daerah ini memang punya banyak pulau yang sebagian masih perawan, dan orang datang ke sana untuk menikmati bermain di pasir putih.Â
Beberapa pulau, misalnya Pulau Sahaung dan Lihaga, bahkan didatangi pengunjung untuk snorkeling dan menyelam, karena konon alam bawah lautnya penuh terumbu karang dan biota laut yang sama cantiknya dengan Bunaken. Penyelam-penyelam itu biasanya kegirangan kalau mereka menemukan pygmy seahorse atau lion fish.
"Kelebihan resort-resort itu, selain mereka berfungsi sebagai hotel, mereka rerata juga sedia watersport. Misalnya banana boat, jet ski.. Ada juga yang sedia kano. Kakak suka mendayung perahu?"
"Wah, pegel," kata saya ketawa malu.
"Ya sudah, Kakak main golf saja. Itu ada resort di Desa Maen yang punya lapangan golf sendiri. Lapangannya di pinggir laut. Jadi Kakak pukul bola golf sambil melihat laut biru."
Bayangan saya mukul bola golf membuat saya geli. Kalau bolanya sampai kejauhan dan ternyata kecemplung di Laut Sulawesi, saya harus ngganti harga bolanya berapa?
"Sekarang ini pandemi, Robert. Apakah orang-orang luar provinsi mau datang ke sana dan belanjain uang mereka di resort? Terus yang di desa-desa dapat apa?" tanya saya.
Robert terdiam sejenak, kedengarannya ia sedang berpikir.
Desa Wisata Bisa Melakukan Apa?
Robert kemudian bercerita, bahwa memang Kemenparekraf telah mendidik para desa wisata untuk lebih banyak mengubah rumah-rumah penduduk menjadi homestay.