Mohon tunggu...
Vicky Izdihar
Vicky Izdihar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Poin Penting Berwirausaha

20 Februari 2016   20:13 Diperbarui: 20 Februari 2016   20:44 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pada zaman sekarang berwirausaha sudah lumrah dikalangan masyarakat. Mulai dari anak sekolah, kuliah, bahkan yang sudah bekerja sekalipun juga ada yang ingin menjalankan bahkan membuat usaha sendiri dari sisihan uang gajinya.

Berwirausaha memang menyenangkan, terlebih kalau usaha yang dijalankan membuahkan hasil dan tidak mengecewakan. Itu adalah semua harapan dari orang-orang yang berwirausaha, tapi apa mau dikata, tidak semua semulus ucapan. Maka dari itu mungkin ini bisa digunakan sebagai 2 poin penting yang terkandung dalam artikel ini.

 Kenali peluang

Maksudnya apa kenali peluang? Maksudnya adalah kenali apa peluang usaha yang bagus untuk berwirausaha di sekitarmu. Terserah kalau memang sudah memiliki niat atau sekedar coba-coba saja, tetapi tetap saja kita harus cari peluang yang bagus untuk usaha. Usaha apa yang sedang banyak diminati dan digandrungi.

Misalnya, apa saja kira-kira kebutuhan yang dibutuhkan untuk umum yang sedang ramai saat ini, dan bisa juga digunakan untuk peluang usaha?

Peluangnya bisa dicatat, seperti make up, tas, jam tangan, sepatu, pakaian, jaket, jersey, binder, aksesoris, marchendise, makanan dll. Itu merupakan peluang produknya. Kemudian setelah menentukan peluang produk, bisa disesuaikan yang pas budgetnya dikantong kita itu peluang usaha yang mana? Mau buat sendiri atau dari supplier? Semua itu tergantung masing-masing diri.

Jika mengambil barang dari orang/agen/supplier dan kita menjualnya lagi, itu simpel dan tidak terlalu ribet. Berbeda dengan kita membuat sendiri, kita membutuhkan biaya lebih untuk bahan, peralatan, menjahit (jika dibutuhkan) dsb. Itu memakan biaya yang lumayan. Tapi keuntungannya barang yang dibuat dijamin keaslian dan buatan tangan, produk yang dihasilkan juga dapat dibuat nama sendiri.

Komitmen dan Konsisten

Setiap yang memulai usaha pasti menginginkan kemungkinan yang baik-baik. Tapi jika kemungkinan yang datang buruk, pasti usahanya ditinggal dan memulai usaha yang baru, yang menurutnya dapat lebih bepeluang, padahal usaha yang lama masih baik-baik saja. Jaman sekarang istilahnya moody. Seperti itu salah. Sangat salah. Karena setiap kita memulai baru, maka kita benar-benar memulai dari awal. Pada saat seharusnya punya 100 pelanggan lebih, saat memulai yang baru anda akan memulai dari mencari 1 pelanggan lagi.

Tetapi jika tidak ada harapan seperti misalnya tidak laku dipasaran, barang kurang diminati, kurang dilirik, bangkrut, dan bahkan tidak dibeli sama sekali, itu bisa diganti dengan peluang yang lain. Ini adalah resiko tidak memperhitungkan peluang dengan baik.

Dalam memulai, pasti harus berkomitmen tentang apa-apa saja resiko jika menjalankan usaha A? atau siapa saja saingan yang akan didapat jika menjalankan usaha itu?

Jika tidak konsisten, maka pondasi akan rubuh. Usaha berganti-ganti dengan berharap akan lebih menguntungkan malah berakhir tak menyenangkan.

Jika kita konsisten memasarkannya, maka masyarakat sekitar akan tau apa usaha kita. Dan dari mulut ke mulut secara tak langsung menyebar, dari mulut ke mulut itu sudah merupakan pemasaran yang cukup berpengaruh, oleh karena itu layani costumer sebaik yang kita bisa. Dan jalankan usaha jangan mudah berpindah. Apabila ada costumer yang menyukai produk dan layanan dari anda, dan sang costumer sudah menyebarkan tentang hal itu pada teman terdekat, saat ingin membeli dan menunjukan pada temannya, ternyata anda telah beralih usaha. Itu sudah meninggalkan kesan buruk bagi costumer tersebut.

Maka dari itu konsistenlah, dan jagalah komitmen saat bewirausaha!

Ibadah yang rajin & ikhlas

Terlepas dari itu semua, tetap kita harus perbanyak ibadah dan berdoa memohon petunjuk tentang usaha yang dijalankan. Memohon kelancaran, memohon agar rejeki terus mengalir dan memohon agar usahanya tetap eksis dan dapat menyaingi saingan yang lain. Tetapi tetap, tidak boleh tamak dan harus saling berbagi. Sisihkan rezeki untuk orang-orang yang juga berhak mendapatkannya.

Dengan berdoa membuat usaha juga menjadi lebih tenang dan terasa direstui. Membuat lebih sering tersenyum dalam menjalankan aktifitas usaha maupun sehari-hari.

Dan juga ikhlas, karena setiap usaha tidak ada yang berjalan selurus dan selancar jalan tol, pasti ada hambatan dan cobaan. Dengan ikhlas, kita tidak terlalu merasa terbebani saat usaha yang kita geluti ternyata gagal atau mengalami masalah. Maka, dengan ikhlas merelakan kegagalan dan mencoba lagi dan lagi. Tidak ada yang tidak mungkin jika doa kita didengar.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun