Contoh sederhana dari perilaku ini adalah bekerja tanpa henti tanpa istirahat yang cukup, menolak untuk mencari bantuan ketika menghadapi masalah emosional, atau mengabaikan tanda-tanda stres dan kelelahan.
Mengabaikan kebutuhan diri sendiri bisa berakar dari keyakinan bahwa kita harus selalu kuat dan mampu menghadapi segala sesuatu sendiri, atau bahwa meminta bantuan adalah tanda kelemahan.
Namun, perilaku ini dapat menyebabkan kelelahan, depresi, dan rasa tidak berharga.
Trauma yang ditimbulkan oleh perilaku ini adalah hasil dari perasaan bahwa diri kita sendiri tidak penting dan bahwa kebutuhan kita tidak layak untuk diperhatikan.
Untuk mengatasi perilaku ini, penting untuk mulai memberi prioritas pada diri sendiri. Ini bisa dimulai dengan mengenali dan memenuhi kebutuhan dasar seperti istirahat, makanan yang sehat, dan waktu untuk diri sendiri.
Selain itu, jangan ragu untuk mencari bantuan ketika diperlukan, baik dari teman, keluarga, atau profesional.
Mengenali perilaku yang dapat menyebabkan trauma pada diri sendiri adalah langkah pertama menuju penyembuhan.
Self-criticism berlebihan, perfeksionisme, dan mengabaikan kebutuhan diri sendiri adalah contoh perilaku yang dapat merusak kesehatan mental kita.
Dengan memahami dan mengubah perilaku ini, kita dapat mulai membangun hubungan yang lebih sehat dengan diri sendiri dan mencegah trauma lebih lanjut.
Proses penyembuhan memerlukan waktu dan kesabaran.
Memberi ruang bagi diri sendiri untuk belajar, tumbuh, dan menerima bahwa kita tidak harus sempurna adalah bagian dari perjalanan menuju kesehatan mental yang lebih baik.