Belumada satu tahun bencana di Garut berlalu, kini Indonesia harus kembali dihadapkan dengan bencana yang terjadi di Aceh pekan lalu. Benar saja Acehkembali di guncang gempa dengan kekuatan 6,5 SR di daerah Pidie Jaya yang merenggutnyawa sebanyak 102 orang ini menyisakan kesedihan yang mendalam. Sepertimembuka luka lama, kejadian di Aceh yan terjadi pekan lalu mengingatkan kitapada kejadian tsunami Aceh 12 tahun silam yang merenggut ratusan nyawa.Walaupun gempa yang terjadi pekan lalu tidak separah gempa 12 tahun silam,namun tetap saja menyisakan kepedihan. Bagai tak ada habisnya Indonesia selalumendapat bencana.
Bencana yang kerap terjadi inimungkin adalah teguran untuk manusia, agar tidak terus-menerus merusak alam danmenggali kekayaannya yang tiada henti. Atau memang karena bumi yang telahmenua. Aceh yang menjadi serambi mekah Indonesia ini, seolah tiada henti mendapatbencana, banyak kisah yang ditinggalkan setelah gempa itu terjadi. Mulai daritangis keluarga yang tiada henti hingga tangis mempelai wanita yang gagalmenikah karena mempelai pria yang ikut menjadi salah satu korban tewas dalamkejadian pekan lalu.Â
Segala bantuan terus mengalirdari berbagai pihak, mulai dari bantuan materi hingga do’a tiada hentidiberikan. Bantuan datang dari pemerintah hingga warga yang menggalang danabantuan untuk disalurkan kepada para korban di Aceh. Do’a bersama pun di lakukan agar warga Aceh tetap tabahmenghadapi cobaan ini. Menjadi pelajaran bagi manusia kedepannya agar menjagakelestarian alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H