Tujuan pemberdayaan komunitas pada dasarnya adalah membentuk individu dan masyarakat agar semakin mandiri. Dengan merumuskan masalah, menyusun rencana, dan menentukan arah perubahan, masyarakat didorong untuk berpikir kritis demi kebaikan lingkungan sekitar. Selain itu, secara tidak langsung, pemberdayaan komunitas juga mendukung setiap anggota komunitas untuk bergotong- royong dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dengan itu, masyarakat semakin mandiri dan saling bergantung satu dan yang lain. Kehidupan kerukunan pun semakin kokoh karena kepercayaan telah dibangun.
Ketika pemberdayaan komunitas dilaksanakan, masyarakat dapat memperoleh keahlian dalam berbagai bidang. Contohnya, saat melakukan sosialisasi PLBK atau Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas dari pemerintah, masyarakat dapat saling membantu satu sama lain untuk menata kembali lingkungan hidup mereka dan menstrukturkan kembali tatanan sosial serta ekonomi mereka. Dengan begitu, masyarakat dapat memperoleh beberapa hal, yakni pentingnya melestarikan lingkungan agar ruang bekerja bersih dan sehat, cara mengelola keuangan agar permasalahan ekonomi di desa ataupun kota dapat diatasi, serta pentingnya kerukunan warga setempat agar dapat saling mendukung dan membantu saat kesulitan.
Proses pemberdayaan komunitas tidak dilakukan secara instan. Pemberdayaan komunitas dalam masyarakat dilakukan per tahap secara perlahan. Yang paling utama dan hal pertama yang harus dilakukan adalah proses penyadaran. Masyarakat harus sadar bahwa ada perubahan yang diinginkan dalam lingkungan hidup masyarakat. Dengan begitu, penyadaran dapat menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih untuk mempelajari hal- hal baru.
Menurut Terry Wilson, tahapan- tahapan pemberdayaan komunitas adalah awakening yang berarti tahap penyadaran, understanding dimana masyarakat diberikan pemahaman dan persepsi baru mengenai diri mereka sendiri, harnessing atau pemanfaatan dimana masyarakat sadar dan mengerti mengenai cara pemberdayaan, serta using dimana masyarakat siap menggunakan keterampilan dan kemampuan yang telah diperoleh untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik lagi.
Tetapi, proses pemberdayaan komunitas tidak lepas dari peran aktor pemberdayaan itu sendiri. Aktor pemberdayaan komunitas terdiri dari pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dimisalkan, saat sebuah desa sedang dalam proses pemberdayaan, yang pertama dibutuhkan adalah dana untuk menggali masalah yang ada di desa. Disitulah peran pemerintah dibutuhkan. Pemerintah akan memfasilitasi dana, jaminan, alat, serta menetapkan kebijakan agar perjalanan pemberdayaan berjalan dengan lancar. Namun, saat berjalan dari tahap satu ke tahap berikutnya, tentu dibutuhkan seseorang yang bekerja sebagai pengawas agar semua yang dilakukan tepat sesuai sasaran. Pekerjaan pengawas dan pengevaluasi adalah peran swasta dalam proses pemberdayaan komunitas. Dan tentu tidak lupa akan masyarakatnya sendiri, dimana setiap anggota masyarakat harus ikut serta dalam setiap kegiatan agar kerja sama antar warga dapat diuji, diperkuat, dan dipertahankan. Dengan adanya dukungan pemerintah dan swasta, masyarakat pun dapat melaksanakan program pemberdayaan desa dengan lancar.
Di era globalisasi ini, kita harus bertindak rasional dan kritis. Globalisasi tentu memiliki dampak positifnya bagi negara, tetapi terdapat banyak dampak negatif yang mengikuti. Dalam rangka mempertahankan keunikan dan kekhasan budaya Indonesia, kita harus dapat memilah dan memilih mana yang harus dipertahankan dan mana yang sudah seharusnya ditinggalkan.
Strategi pemberdayaan masyarakat merupakan cara untuk menggali kemampuan dari masing- masing komunitas dengan keanekaragaman kearifan lokal dalam wujud harapannya. Dengan strategi pemberdayaan komunitas yang tepat dengan berbasis kearifan lokal di Indonesia, nilai- nilai dan norma- norma leluhur nenek moyang kita dapat tetap terjaga dan dilestarikan sebagai kearifan lokal.
Kearifan lokal merupakan kunci untuk mempertahankan jati diri bangsa. Banyaknya aliran sesat dan menyimpang, bila tidak berhati- hati, Indonesia dapat terbawa aliran buruk globalisasi. Oleh karena itu, kearifan lokal harus dijaga dan dilestarikan.
Lindungilah kearifan lokal di Indonesia, karena mereka merupakan perisai kita di era globalisasi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H