Mohon tunggu...
Vicky Ockta
Vicky Ockta Mohon Tunggu... Wiraswasta - Asli

Lahir di Surabaya. Motto: Semangat teros

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

3. Si Pinang Dibelah dua

22 April 2021   18:09 Diperbarui: 22 April 2021   18:10 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai di rumah, aku terkejut dengan reaksi Mbak Adel. Apa harinya terlalu sulit? 

"Tahu gitu nggak usah ke kampusnya tadi." Censi menarik kursi kosong dan mengambil makan. "Nggak tahu apa, kita juga kebut-kebutan."

"Bunda, ini makanannya Mbak Adel bagaimana?" Kuabaikan keluhan Censi. 

"Tolong kamu antar dulu ya ke kamar. Mbak Adel harus makan." 

Aku mengangguk. Mbak Adel punya sakit maag. Kalau kambuh bisa sampai rawat inap. Kami semua sibuk. Tidak ada yang bisa menjaganya di rumah sakit.

Kuantar nasi ke kamar Mbak Adel. Sudah diketuk beberapa kali, tapi tidak ada jawaban. Kubuka perlahan. Mbak Adel sedang membaca buku braille di meja belajar.

"Mbak ini nasinya. Makan dulu. Biar nggak sakit." Kuletakkan piring di atas meja belajar tepat di samping buku Mbak Adel. 

Mbak Adel diam. Dia masih saja membaca. Mungkin buku yang dia baca itu seru. Kutinggalkan dia dan menutup pintu kamar.

Di ruang makan sudah riuh. Dara mulai berkelakar. Makanan di piring mereka juga hampir habis.

"Mbak Adel makan?"

"Masih baca, Bun. Nanti tolong kamu cek lagi ya. Bunda repot. Ada pesanan kue kering." Bunda meringkus piring-piring kotor. "Terus twin, kalau senggang tolong ajari Dara dan Emili matematika sekaligus IPA."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun