Target pasar Perfect White dan Superglow berbeda, di mana Perfect White lebih menargetkan produknya untuk remaja dan orang muda yang mencari produk pemutih kulit secara instan, sedangkan Superglow target pasarnya lebih spesifik, yakni kepada orang yang tertarik untuk melakukan perawatan kulit menyeluruh, seperti mencerahkan, melembabkan, dan lain sebagainya.
Desain Perfect White terlihat lebih simple daripada Superglow, namun emosi dan pesannya masih dapat tersampaikan lewat ekspresi model dan tagline mereka. Strategi pemasaran Perfect White yang menampilkan Bryan Domani sebagai brand ambassador dapat menarik perhatian lebih, sedangkan Superglow dengan perempuan ala Korea juga dapat menarik perhatian, namun alangkah lebih baik jika ditampilkan seseorang yang kredibel dalam perawatan kulit, contohnya seperti dokter kecantikan atau bisa juga testimoni-testimoni untuk menunjukkan efektivitas perawatan yang ditawarkan.
Pesan dan visual yang mencolok dari Perfect White sangat mudah diingat, namun informasi yang diberikan sangat kurang, sehingga memungkinkan konsumen menjadi ragu. Hal ini berbeda dengan Superglow yang justru memberikan tambahan informasi yakni adanya 10 langkah perawatan wajah korea yang menjanjikan kepada konsumen, namun klaim 15 menit terlihat sedikit berlebihan dan kurang realistis.
Analisis Teori Kampanye dan Propaganda
Rogers & Storey (1987) dalam Putri, dkk. (2024, h. 42) mengatakan bahwa kampanye adalah kegiatan yang memanfaatkan komunikasi untuk mendapatkan respons dari banyak orang melalui kegiatan terencana di waktu yang telah ditentukan. Hal ini berbeda dengan propaganda, di mana propaganda merupakan usaha untuk berbuat curang yang dapat memengaruhi pemahaman, tanggapan, kepercayaan, bahkan perbuatan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu (Alfredo, 2014, h. 94-96 dalam Putri, dkk., (2024, h. 42).
Putri, dkk. (2024, h. 42) mengatakan bahwa kampanye yang dilakukan dengan propaganda dapat memengaruhi pikiran masyarakat melalui emosi supaya persepsi target terhadap individu, kelompok, atau lainnya berubah.
Perfect White yang diiklankan Bryan Domani menggunakan propaganda kata-kata yang positif, seperti "confidence booster" sebagai glittering generalities. Kata ini merujuk pada pesan tersirat, bahwa orang yang ingin menambah kepercayaan dirinya harus memakai produk ini. Bryan di sini dapat menarik minat konsumen atau penggemarnya.
Perfect White menargetkan kampanyenya untuk remaja dan dewasa muda dengan menawarkan bahwa produk tersebut akan membuat lebih percaya diri. Bryan Domani sebagai brand ambassador menjadi daya tarik tersendiri agar penjualan meningkat dan citra merek menjadi lebih kuat. Iklan ini sesuai dengan teori kampanye yang menekankan pentingnya propaganda yang efektif. Kampanye ini berhasil menciptakan kesan bahwa produk Perfect White adalah solusi untuk masalah kurang percaya diri. Strategi ini rentan terhadap kritik karena promosi standar kecantikannya kurang realistis.
Superglow yang menampilkan perempuan ala Korea dan tagline "lengah dikit glowing" menggunakan teknik propaganda glittering generalities, di mana kata glowing dapat membuat konsumen membayangkan kulit yang sehat dan bercahaya tanpa perlu penjelasan detail. Konsep 15 menit dan 10 langkah wajah korea membuat orang tertarik. Hal tersebut bersifat kurang realistis.
Superglow menargetkan iklannya untuk perempuan yang tertarik dengan tren kecantikan Korea yang memiliki kulit sehat dan bercahaya. Pesan yang disampaikan yaitu dapat membuat kulit glowing dengan perawatan yang mudah dalam waktu singkat. Dengan menggabungkan bentuk jam tangan dan perempuan ala Korea, Superglow dapat membuat iklan tersebut menarik perhatian banyak orang dan mudah diingat. Superglow memanfaatkan teori kampanye modern yang menonjolkan visual menarik dan pesan sederhana. Superglow memanfaatkan popularitas tren kecantikan Korea dan menjanjikan hasil yang maksimal dengan cepat dan instan.
Perfect White dan Superglow menggunakan berbagai teknik kampanye dan propaganda untuk memengaruhi konsumen agar tertarik dengan penawaran yang diberikan. Meskipun sama-sama mengacu pada kecantikan, strategi yang digunakan keduanya sangat berbeda, di mana Perfect White lebih menekankan emosi dan pesan-pesan implisit, sedangkan Superglow menambahkan sedikit informasi dan janji-janji kepada calon konsumen dalam iklannya.