Mohon tunggu...
Vicca Wardahtul Ishlah
Vicca Wardahtul Ishlah Mohon Tunggu... Mahasiswi -

الكتابة للمعرفة | اللغة العربية

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebaikan yang Berselimut dengan "Kasihan"

21 November 2018   10:13 Diperbarui: 21 November 2018   10:52 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Pengamen | heynang.blogspot.com

Kakek : " (Seketika kakek langsung tersenyum), dan berkata matursuwun nduk wes ngentengno beban iki, makasih nduk, sudah meringankan bebanini, semoga besar nanti sukses ya nduk"

Saya    : sekita saya menangis meneteskan air mata, melihat kakek yang berkata seperti itu, mendoakan aku seperti itu agar aku sukses, yang mana kata-kata itu belum pernah terucap oleh siapapun. Semoga cepat laku ya kek keset-kesetnya, Assalamulaiku,.."

Kakek  : "Waalaikumsalam"

Melihat kejadian seperti itu,membuktikan bahwa manusia pasti membutuhkan orang lain, dan tidak bisa hidup sendiri. Walaupun saya tidak terlalu membutuhkan membeli keset itu, tapi saya lebih membutuhkan kebahagiaan kakek agar bisa makan, dan bisa menjalani kehidupannya. Bukannya saya membeli barang yang tidak diperlukan, tapi setidaknya bisa membantu kakek itu.

Dalam hati saya berkata bahwa, kenapa saya tidak mebeli lebih? Tidak membeli semuanya saja? Kasihan kakek harus menopang kaset-kaset itu dengan berat. Saya ingin meringankan beban kakek. Saya hanya bisa berkasihan kebaikan dalam do'a agar kakek senantiasa diberi kesehatan dan kelebihan dalam rezekinya. Aamiin ..

Dengan kejadian seperti itu, kita bisa mengambil hikmah, bahwa kita sebagai anak wajib berbakti dan mengabdi kepada orang tua sampai kapan pun dan tak terhitung akan waktunya. Karena orang tua adalah harta yang berharga disaat ini terpuruk dalam kesedihan, beliau lah penghibur pertama bagi anak-anaknya.

Ada beberapa pelajaran dan pengalaman yang dapat diambil. Bahwa seorang kakek yang lanjut usia yang bisa dibilang tenaga nya tak sekuat tenaga anak muda  tapi masih bisa berbuat dan bekerja keras untuk mendapatkan uang. Sedangkan  kita manusia para pemuda pemudi bermalas-malas dalam bekerja dan hanya bisa meminta uang saku kepada orang tua. Dan sekolah pun bermalas-malasan, bermain-main saja, makan di cafe-cafe menghambur-hamburkan uang orang tua, dll.

Maka dari itu, kita sebagai pemuda/pemudi wajib menuntut ilmu dan belajar dengan sungguh-sungguh untuk menggapai cita-cita dan bisa membahagiakan orang tua dengan prestasi kita. Sungguh orang tua akan bangga kepada anak-anak nya yang brespasti.

Salam Prestasi, Semangat Belajar !

-Vicca Wardahtul Ishlah-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun