Belakangan ini, proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA dalam akhir-akhir tahun ini dilaksanakan secara online. PPDB secara online ini bertujuan untuk menjamin penerimaan peserta didik baru berjalan dengan subjektif.
Banyak diantara provinsi-provinsi telah menyiapkan sebuah sistem atau situs resmi yang dirancang untuk malaksanakan seleksi PPDB ini, mulai dari proses pendaftaran, proses seleksi, hingga pengumuman hasil seleksi. Semua berjalan secara online dan real time / tepat waktu (hasil bisa diketahui saat itu juga).
Dengan adanya sistem PPDB yang dibilang sangat instan (online) dan tidak memerlukan tenaga lebih. Maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) yang bertepataan saat itu adalah Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.A.P menetapkan serta mengeluarkan adanya sistem zonasi yang tertuang dalam Permendikbud No.14 Tahun 2018 Pasal 16 yang menjelaskan tentang adanya sistem zonasi pada PPDB TK, SD, SMP, SMA, SMK dan sederajat nya, bertujuan untuk menjamin penerimaan peserta didik baru berjalan secara objektif, transparan, akuntabel, nondisriminatif, dan berkeadilan dalam rangka mendorong peningkatan akses layanan pendidikan.
"Permendikbud ini merupakan penyederhanaan dari peraturan sebelumnya, dan memperbaiki beberapa ketetuan yang mengatur tata cara pelaksanaan PPDB, mulai dari persyaratan, seleksi, sistem zonasi, termasuk pengaturan jumlah siswa dalam satu rombongan belajar dalam satu satuan pendidikan," demikian dijelaskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendy, dalam acara sosialisasi kebijakan pendidikan dasar dan menengah, di Jakarta, Rabu (30/05/2018).
Pemerataan sistem zonasi inilah yang sempat membuat banyak dari netizen/warga net merasa mendapatkan kerugian, namun ada juga beberapa mendapatkan untung dengan sistem zonasi. Banyak dari mereka yang mengatakan "bukan meratakan tapi malah mempersulit keadaan" ujarnya dalam sosial media.
Ada juga yang sempat berkata "kenapa nama saya diseluruh SMAN Malang tidak ada? Padahal jujur ya NEM saya lebih tinggi daripada NEM teman saya yang sedang keterima di sekolah itu..".
Ada juga yang menyimpulkan dengan berkata "ngapain capek-capek belajar, les kesana kemari, hanya untuk masuk SMAN favorit? Mending pindah rumah aja dekat sekolah yang diinginkan, Teman-teman saya pintar NEM 35 keatas tapi kalah dengan anak yang NEM nya 30 kebawah dengan jarak rumah yang dekat juga".
Sebelumnya akan saya jelaskan terlebih dahulu mengenai apa itu sistem zonasi. Sitem zonasi ini berasal dari kata zona atau bisa disebut dengan wilayah, adalah salah satu sistem dari PPDB terutama pada calon siswa SMA kebanyakan. Sistem zonasi ini mewajibkan sekolah menerima calon peserta didik yang berdomisili pada radius zona terdekat dari sekolah itu, paling sedikit 90% dari total daya tampung peserta itu diterima dengan sistem zonasi ini.
Sistem zonasi ini memang fokus pada wilayah, zona, Wilayah Penduduk Setempat saja. Saya akan menjelaskan secara detail apa keuntungan dan kerugian dari sistem zonasi ini.
Keuntungkan dan kerugian ini saya dapat dari pengalaman nyata dari adek kandung saya sendiri, sebut saja nama dia Azimah Wardahtul Ishlah. Kembali pada penjelasan sistem zonasi, sistem ini adalah sistem tergantung dengan ilmu keberuntungan, yang mana pengalaman ini saya dapat dari Kota Malang yang kota ini bisa dinamakan dengan Malang Kota Pendidikan.
Dengan banyaknya sekolah negeri ataupun swasta serta 3 perguruan tinggi yang berjajar dempet dalam satu kecamatan saja. Hal ini membuat Malang dalam PPDB semakin ketat karena peminat calon PPDB bukan hanya dari daerah Malang sendiri atau bahkan luar lokal pun juga banyak seklai peminat untuk dapat bersekolah di Kota Malang ini.
Adapun contoh pengalaman nyata dari Azimah yang kebetulan tahun lalu mendaftarkan dirinya untuk sekolah di SMAN favoritnya. Yang kebetulan sudah diadakannya sistem zonasi. Jadi sitem zonasi ini fokus pada wilayah nya saja, dan bersaing ketat hanya antar wilayah lokal saja. Semisal calon siswa ini bertepatan tinggal di Kota Malang Kecamatan Lowokwaru, yang pada saat itu wilayah sekolahnya berada di SMAN 8. Nah sistem zonasi ini dibilang mudah namun mudah-mudah sulit karena memang keberuntungan.
Jadi sistem zonasi ini fokus pada satu sekolah saja, semisal tadi SMAN 8, maka calon siswa PPDB yang berada di wilayah kecamatan itu berhak atas sekolah tersebut. Persyaratannya pun tetap sama menyerahkan data pribadi siswa beserta nilai NEM dan rapot-rapot lainnya.
Nah mengapa dibilang sistem ini mudah namun sulit dijalankan? Misalkan siswa bernama layla mendaftarkan diri untuk sekolah di SMAN 8 Kota malang, setelah menyerahkan seluruh persyaratannya maka akan langsung otomatis terdeteksi nama layla akan muncul pada data calon siswa.
Jadi sistem ini langsung menentukan secara otomatis apakah calon siswa diterima atau tidak nya. Misalnya setelah tercantumkan nama Layla dan ternyata berada di urutan 24 dari 150 calon atau sekian calon siswa, maka posisi Layla belum tentu aman karena waktu pendaftaran atau proses seleksi masih berjalan sebelum tanggal telah telah ditutup. Namun nama yang sudah tertera akan terus tergusur, bisa saja peringkat atau urutan nilai Layla akan turun atau naik, yang semula ada di urutan 24 bisa naik diatas 24 atau bisa saja turun dibawah 24.
Hal ini lah yang dinamakan keberuntungan karena mengikuti nilai NEM siswa tersebut yang menjadikan nama-nama calon tergusur. Namun ada beberapa konsekuensi jika mendaftar dengan memilih sistem zonasi ini, karena memang hanya fokus pada satu sekolah saja. Dalam artian jika keterima maka suatu keberuntungan dan alhamdulillah, namun jika tidak ketrima maka harus siap konsekuensi harus ter-keluarkan dari sekolah tersebut, dan mencari jalan lain misalnya sekolah swasta.
Jika dibahas memang sistem zonasi ini menguntungkan karena memang 90% akan diterima berapapun nilainya tapi dalam tanda kutip tetap pada nilai yang paling bagus yang akan diambil.
Dampaknya sistem zonasi ini sangat banyak sekali, seperti di Kota Malang ini yang terdori dari 10 SMAN favorit, yang mana peminat wilayah nya pun juga banyak, dengan demikian kembali pada tujuan awal yang bertujuan untuk pemerataan wilayah siswa, tapi ada beberapa sekolah yang padat akan calon siswa namun ada sekolah yang masih longgar dengan calon siswa.
Hal ini lah yang membuat para warga net mengirim kritikan banyak sekali terkait sistem ini. Memang peluang keterima masuk sangat besar namun tetap saja yang dipilih adalah nilai yang bagus atau baik, bukan dari seberapa cepat atau berapa dahulunya mereka mendaftar karena nilai itulah yang membuat urutan calon siswa tergusur naik/turun.
Jika jarak radius zona yang dipermasalahkan maka tetap saja akan kembali pada nilai calon siswa. Ada juga yang bilang seperti tadi bahwa "anak ini agak jauh dari sekolah kenapa diterima sedangkan saya yang dekat tidak diterima?" Maka jawabannya tetap saja, nilai akan menjadi acuan persaingan calon siswa yang berada di wilayah itu. Nah sisa nya yakni 10% nya biasanya diperuntukkan bagi calon siswa yang berprestasi baik lokal ataupun non lokal. Ini bisa jadi tegantung dari sekolahnya tersebut.
Nah, adapun sistem zonasi ini terbagi berbagai macam, salah satunya adalah sistem zonasi menggunakan sistem rayon, atau bisa dikatakan jalur rayon. Jalur rayon ini bisa dikatakan mudah karena solusinya, namun persaingannya pun juga ketat karena calon siswa pendaftar bersaing ketat dengan siswa non lokal. Karena jalur rayon ini tidak terfokus sama sekali dengan wilayah. Semisal kecamatan Lowokwaru bisa daftar di sekolah Kecamatan Sukun dan persaingannya pun juga sangat ketat karena ada juga calon siswa yang dari luar lokal wilayah/luar kota. Contohya pengalaman nyata dari adek saya Azimah.
Di Kota Malang sendiri ada 10 SMAN favorit yang mana sekolah tersebut sangat banyak peminatnya. Jika 10 sekolah tersbut dikategorikan dengan jalur rayon, anggap saja ada 9, maka akan terbentuk 3 rayon. Rayon 1 yang terdiri dari 3 sekolah semisal SMAN 1 SMAN 2 dan SMAN 3. Dan rayon 2 yang terdiri dari 3 sekolah SMAN 4 SMAN 5 SMAN 6. Dan rayon 3 yang terdiri dari 3 sekolah juga SMAN 7 SMAN 8 SMAn 9.
Nah persyaratan nya pun tetap sama dengan menyerahkan data pribadi serta beberapa nilai rapot terutama nilai NEM. Kebetulan sekali SMAN di Kota Malang ada yang berjulukan dengan Sekolah Tugu yang lokasi nya dekat dengan tugu Kota Malang, yakni SMAN 1 SMAN 3 dan SMAN 4.
Disini Azimah juga berkeinginan masuk di antara sekolah tugu tersebut. Yang kebetulan juga adalah sekolah favoritnya. Azimah daftar di rayon 2 tepatnya di SMAN 4. Sistemnya pun tetap saja yaitu dengan nilai akan menentukan no urut bisa diterimanya atau tidak di sekolah tersebut, karena acuan tetap saja dengan nilai yang bagus, jadi siapa saja yang nilai nya cukup tinggi maka akan berada di posisi atas.
Namun tak banyak juga kuota di rayon ini terutama di SMAN 4, maka jika nama calon siswa terus bergusur keatas maka akan tetap aman dan kemungkinan besar akan diterima. Namun jika nama terus bergeser kebawah, maka otomatis kesempatan diterima di SMAN 4 akan menipis dan bisa jadi tidak akan masuk. Nah dalam kondisi ini calon siswa akan secara otomatis akan terpindahkan di sekolah bawahnya yang tetap dalam satu rayonm atau ke SMAN 5 tepatnya. Jika di SMAN 5 masih aja tergusur kebawah maka otomatis akan terdaftar di SMAN 6.
Nah kesempatan ini adalah kesempatan terakhir karena dalam satu rayon kebetulan bermuatan dengan 3 sekolah saja. Jika masih aja tergusur maka secara tidak ingin akan keluar dari rayon dan terpaksa mencari jalur sekolah lain atau sekolah swasta, karena sistem rayon ini juga tidak bisa bepindah jika tidak diterima di raon 2 maka akan ke rayon 3. Tidak seperti itu. Sistem nya pun tetap sama yakni dengan nilai yang tinggi dan bagus maka akan menjadikan tetap bertahan sampai di waktu penutupan proses seleksi pendaftaran.
Jadi, dalam pemilihan rayon pun juga harus teliti dan yakin mengerti kemana ia akan diterima dan siapa saja yang akan menjadi saingan masuk sekolah itu. Dikatakan mudah karena masih ada kesempatan sekolah dalam satu rayon meskipun harus bersaing dengan calon siswa antar lokal maupun non lokal. Pengalaman nyata nya, Azimah tetap diterima di sekolah pertama yang dia pilih dan bertahan sampai waktu pendaftaran ditutup, yakni di rayon 2 di SMAN 4.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kesiapan-kesiapan dalam pendaftaran juga sangat perlu dan penting. Bukan hanya disipakan saja ketika akan mendaftar namun di jauh-jauh hari pun juga harus dipersiapakan. Seperti apa persiapan itu? Persiapan itu bisa jadi semacam program bimbingan, yakni bimbingan antar stakeholder disini sangat perlu terutama pada proses pembelajaran siswa di sekolah maupun dirumah.
Proses bimbingan nya pun dengan strategi-strategi yang diperlukan, seperti dengan layanan konseling, baik konseling secara individual ataupun konseling secara kelompk, ada juga konseling dengan cara remedial. Nah dengan membimbing siswa secara teratur dalam belajar akan menjadikan siswa semakin giat dan juga menambah wawasan ilmu hingga ia menjadi pintar.
Dengan adanya siswa yang pintar, maka pengaruhnya kembali pada proses masuknya ia ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Misalkan jenjang SMP, SMA, maupun jenjang perguruan tinggi. Itu semua membutuhkan seleksi yang rata-rata dari seleksi itu juga termasuk didalamnya nilai-nilai dan siswa yang bisa dibilang pintar atau bahkan beruntung.
Dalam menerapkan beberapa startegi dari awal maka akan terbentuk juga siswa yang di impikan oleh guru atau konselor nya. Karena dengan tujuan itu akan tercapai keinginan siswa. Melatih siswa dengan bank soal disetiap hari nya juga sangat bagus untuk membiasakan siswa berlatih dengan berbagai macam soal. Bisa juga dengan menerpakan latihan soal dengan fokus pada guru bidang studi maka akan memudahan juga siswa fokus dengan bahan belajarnya.
Startegi nya pun juga harus tepat dan baik, jangan sampai salah strategi yang digunakan dalam penerapan belajar siswa. Disini sangat diperlukan peranan kolaborasi stakeholder. Bisa antara gutu bidang studi dengan wali kelas, atau wali kelas dengan wali siswa atau lainnya. Karena bisa jadi yang mengerti sangat keadaan siswa dalam pembelajaran yaitu dengan guru bidang studinya atau wali kelasnya.
Startegi nya pun cukup banyak, ada strategi belajar kelompok, individu, luar kelas, atau lainnya yang dapat menjadikan anak lebih merasa nyaman dan semangat dalam belajar. Proses bimbingan tidak hanya berlaku untuk usia dini hingga jenjang SMA namun berlaku juga untuk seluruh kalangan usia. Hal ini membuktikan bawwa bimbingan harus terus berjalan hingga berhasil. Bimbingan itu diperuntukkan oleh siapa pun dan kepada siapaun.
Strategi lainnya juga bisa dengan konseling individu antara siswa dengan konselor bagi mereka yang sudah akhir jenjang yang kan meneruskan ke jenjang berikutnya. dengan cara memberikan amunisi atau nasihat atau arahan kemana ia akan melanjutkan jenjang yang sekiranya siswa itu diterima dengan baik. jadi guru memang berpengalaman dalam hal ini, dan faham akan kemana seharusnya siswa akan melanjutkan jenjang nya. agar tidak salah kaprah juga akan yang dilakukan nantinya dan berakhir mengecewakan. disini sangat perlu kolaborasi antara stakehlder, baik orang tua, wali kelas, guru Bk dan siswa.
Dengan demikian, dalam hal kesiapan-kesiapan siswa juga tergantung seberapa usaha nya konselor dalam stakeholder terhadap siswa yang menjadi lebih baik dalam belajar dan berprestasi. Sejauh mana konselor dalam menerapkan strategi bimbingan yang baik maka sejauh itu pula siswa nantinya akan berkembang. Maka dari itu, mulai sekarang kita sebagai konselor.
Ayo terapkan bimbingan yang baik pada anak didik kita, siswa di sekolah serta kepada adek-adek disekitar lingkungan kita, agar menjadi siswa yang berprestasi. Dengan begini.. maka.. Konselor? Jika bukan kita? Siapa lagi?
Tanamkan sebiji kebaikan pada anak diusia dini makan akan menuai pohon kebaikan dimasa tua.
Selamat membaca, semoga bermanfaat, dan share ke semua orang/media sosial sebagai ladang mencari ilmu.
Terima kasih
"Carilah ilmu sejak dalam gendongan hingga ke liang lahat"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H