Mohon tunggu...
Vicca Wardahtul Ishlah
Vicca Wardahtul Ishlah Mohon Tunggu... Mahasiswi -

الكتابة للمعرفة | اللغة العربية

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sistem Zonasi PPDB SMAN, Menguntungkan atau Merugikan?

30 Oktober 2018   19:48 Diperbarui: 31 Oktober 2018   08:55 2560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan banyaknya sekolah negeri ataupun swasta serta 3 perguruan tinggi yang berjajar dempet dalam satu kecamatan saja. Hal ini membuat Malang dalam PPDB semakin ketat karena peminat calon PPDB bukan hanya dari daerah Malang sendiri atau bahkan luar lokal pun juga banyak seklai peminat untuk dapat bersekolah di Kota Malang ini.

Adapun contoh pengalaman nyata dari Azimah yang kebetulan tahun lalu mendaftarkan dirinya untuk sekolah di SMAN favoritnya. Yang kebetulan sudah diadakannya sistem zonasi. Jadi sitem zonasi ini fokus pada wilayah nya saja, dan bersaing ketat hanya antar wilayah lokal saja. Semisal calon siswa ini bertepatan tinggal di Kota Malang Kecamatan Lowokwaru, yang pada saat itu wilayah sekolahnya berada di SMAN 8. Nah sistem zonasi ini dibilang mudah namun mudah-mudah sulit karena memang keberuntungan

Jadi sistem zonasi ini fokus pada satu sekolah saja, semisal tadi SMAN 8, maka calon siswa PPDB yang berada di wilayah kecamatan itu berhak atas sekolah tersebut. Persyaratannya pun tetap sama menyerahkan data pribadi siswa beserta nilai NEM dan rapot-rapot lainnya. 

Nah mengapa dibilang sistem ini mudah namun sulit dijalankan? Misalkan siswa bernama layla mendaftarkan diri untuk sekolah di SMAN 8 Kota malang, setelah menyerahkan seluruh persyaratannya maka akan langsung otomatis terdeteksi nama layla akan muncul pada data calon siswa. 

Jadi sistem ini langsung menentukan secara otomatis apakah calon siswa diterima atau tidak nya. Misalnya setelah tercantumkan nama Layla dan ternyata berada di urutan 24 dari 150 calon atau sekian calon siswa, maka posisi Layla belum tentu aman karena waktu pendaftaran atau proses seleksi masih berjalan sebelum tanggal telah telah ditutup. Namun nama yang sudah tertera akan terus tergusur, bisa saja peringkat atau urutan nilai Layla akan turun atau naik, yang semula ada di urutan 24 bisa naik diatas 24 atau bisa saja turun dibawah 24. 

Hal ini lah yang dinamakan keberuntungan karena mengikuti nilai NEM siswa tersebut yang menjadikan nama-nama calon tergusur. Namun ada beberapa konsekuensi jika mendaftar dengan memilih sistem zonasi ini, karena memang hanya fokus pada satu sekolah saja. Dalam artian jika keterima maka suatu keberuntungan dan alhamdulillah, namun jika tidak ketrima maka harus siap konsekuensi harus ter-keluarkan dari sekolah tersebut, dan mencari jalan lain misalnya sekolah swasta. 

Jika dibahas memang sistem zonasi ini menguntungkan karena memang 90% akan diterima berapapun nilainya tapi dalam tanda kutip tetap pada nilai yang paling bagus yang akan diambil. 

Dampaknya sistem zonasi ini sangat banyak sekali, seperti di Kota Malang ini yang terdori dari 10 SMAN favorit, yang mana peminat wilayah nya pun juga banyak, dengan demikian kembali pada tujuan awal yang bertujuan untuk pemerataan wilayah siswa, tapi ada beberapa sekolah yang padat akan calon siswa namun ada sekolah yang masih longgar dengan calon siswa. 

Hal ini lah yang membuat para warga net mengirim kritikan banyak sekali terkait sistem ini. Memang peluang keterima masuk sangat besar namun tetap saja yang dipilih adalah nilai yang bagus atau baik, bukan dari seberapa cepat atau berapa dahulunya mereka mendaftar karena nilai itulah yang membuat urutan calon siswa tergusur naik/turun. 

Jika jarak radius zona yang dipermasalahkan maka tetap saja akan kembali pada nilai calon siswa. Ada juga yang bilang seperti tadi bahwa "anak ini agak jauh dari sekolah kenapa diterima sedangkan saya yang dekat tidak diterima?" Maka jawabannya tetap saja, nilai akan menjadi acuan persaingan calon siswa yang berada di wilayah itu. Nah sisa nya yakni 10% nya biasanya diperuntukkan bagi calon siswa yang berprestasi baik lokal ataupun non lokal. Ini bisa jadi tegantung dari sekolahnya tersebut.

Nah, adapun sistem zonasi ini terbagi berbagai macam, salah satunya adalah sistem zonasi menggunakan sistem rayon, atau bisa dikatakan jalur rayon. Jalur rayon ini bisa dikatakan mudah  karena solusinya, namun persaingannya pun juga ketat karena calon siswa pendaftar bersaing ketat dengan siswa non lokal. Karena jalur rayon ini tidak terfokus sama sekali dengan wilayah. Semisal kecamatan Lowokwaru bisa daftar di sekolah Kecamatan Sukun dan persaingannya pun juga sangat ketat karena ada juga calon siswa yang dari luar lokal wilayah/luar kota. Contohya pengalaman nyata dari adek saya Azimah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun