Mohon tunggu...
Vica naiggolabmn
Vica naiggolabmn Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Untuk kegiaatan tugas project based Uas

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Melawan Kelaparan dengan Satu Hektar, Apakah Menjadi Solusi Pangan Berkelanjutan?

27 Juni 2024   22:39 Diperbarui: 28 Juni 2024   15:10 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

 

Medan, 27 juni 2023- Kelaparan adalah masalah yang sangat kompleks dan sensitif di seluruh dunia. Menurut Food Programme (WFP), sekitar 820 juta orang di dunia mengalami kelaparan, dan 2,5 juta oarng lainnya berada diambang kelaparan. Dalam beberapa tahun terakhir, masalah ini terus meningkat, terutama di negara-negara berkembang. 

Oleh karena itu, Solusi yang berkelanjutan dan efektif diperlukan untuk mengatasi masalah kelaparan ini. Kelaparan kronis dapat menyebapkan berbagai masalah kesehatan, termasuk stunting pada anak-anak, yang menghambat pertumbuhan fisik dan kognitif. 

Selain itu masyarakat yang menderita kelaparan sering kali kurang produktif, yang berdampak negative pada perekonomian. Oleh karena itu, mengatasi kelaparan adalah langkah penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang menyeluruh.

Tantangan yang dihadapi

  • Perubahan Iklim: perubahan iklim telah mempengaruhi pola cuaca global, mengakibatkan kekeringan, banjir, dan bencana alam lainnya yang merusak lahan pertanian dan mengurangi hasil panen.
  • Kemiskinan: Banyak keluarga yang tidak mampu membeli makan yang cukup karena pendapatan mereka sangat rendah.
  • Konflik: Daerah yang di landa konflik sering kali mengalami kerusakan infrastruktur dan gangguan pada sistem distribusi pangan.

Sawah Petani Desa Sempakata Kecamatan Medan Selayang pada Tanggal 21 Juni 2024 | Sumber: dokumentasi Pribadi
Sawah Petani Desa Sempakata Kecamatan Medan Selayang pada Tanggal 21 Juni 2024 | Sumber: dokumentasi Pribadi

Satu Hektar Panen Padi Dapat Mencukupi Berapa Banyak Masyarakat?

Menurut para petani yang yang ada di desa Sempakata Kec. Medan Selayang untuk memenuhi jumlah Masyarakat yang dapat dicukupi oleh satu hektar panen padi, kita perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti: 

  • Produktivitas padi: Rata-rata nasional produktivitas padi di Indonesia sekitar 5,3 ton per hektar. Namun, angka ini dapat bervariasi tergantung pada variates padi, Teknik budidaya, kondisi tanah, dan iklim.
  • Konsumsi beras per orang: konsumsi beras per orang di Indonesia rata-rata sekitar 130 kg per tahun.
  • Tingkat kehilangan pasca panen: di Indonesia, tingkat kehilangan pasca panen padi diperkirakan mencapai 10-30%.

Tetapi untuk saat ini menurut para petani, pemerintah masih kurang memberi dukungan terhadap kebutuhan para petani, dengan langkahnya pupuk dan harga pupuk yang mahal membuat para petani sedikit kesulitan dan mengakibatkan hasil penen yang tidak seimbang. 

Hal tersebut yang menjadi salah satu alasan kelaparan Masyarakat. Dengan hasil panen yang tak seimbang para perani berharap dapat lebih di perhatikan oleh pemerintah terutama mereka yang sudah lansia. 

Bersama para petani Desa Sempakata Kecamatan Medan Selayang pada Tanggal 21 Juni 2024 | Sumber: Dokuemntasi Pribadi
Bersama para petani Desa Sempakata Kecamatan Medan Selayang pada Tanggal 21 Juni 2024 | Sumber: Dokuemntasi Pribadi

Lalu Bagaimana Tanggapan Pemerintah terhadap Kelaparan yang Dihadapi Masyarakat? Bagaimana Cara Mengatasi Hal Tersebut?

Yang dapat dilakukan pemerintah terhadap Masyarakat yang mengalami kelaparan:

Pengadaan Bahan Pangan: Pemerintah telah mengadakan pengadaan bahan pangan untuk Masyarakat. Contohnya, pada tahun 2024, Kec. Medan Sunggal menganggarkan Rp 1,3 miliar untuk pembelian bahan pangan yang bergizi dan seimbang.

Pengawasan Dan Pemantauan: Pemerintah juga telah mengadakan pengawasan dan pemantauan terhadap bahan pangan yang dijual di pasar-pasar tradisional agar dapat memenuhi standar gizi dan keamanan pangan yang baik.

Pendidikan Dan Pemberdayaan: Pemerintah juga telah mengadakan Pendidikan dan pemberdayaan Masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan yang seimbang dan bergizi

Promosi Perilaku Masyarakat: Pemerintah juga telah mengadakan promosi perilaku Masyarakat tentang Kesehatan, gizi, sanitasi, kebersihan, dan pengasuhan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran Masyarakat tentang pentingnya Kesehatan dan gizi yang baik

Pengembangan Pertanian Berkelanjutan: Pemerintah juga telah mengembangkan pertanian berkelanjutan untuk meningkatkan produksi pangan yang berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa Masyarakat memililki akses yang lebih mudah terhadap pangan yang bergizi dan seimbang

Perbaikan Gizi Masyarakat: Pemerintah juga telah mengadakan perbaikan gizi Masyarakat, termasuk sosialisasi tentang manfaat pola konsumsi pangan perorangan dan Masyarakat yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) untuk hidup sehat, aktif, dan produktif

Pengawasan persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan asi eksklusif: Pemerintah juga telah mengadakan pengawasan persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan asi eksklusif. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa bayi-bayi usia kurang dari 6 bulan mendapatkan ASI eksklusif yang bergizi dan seimbang

Pengawasan Prevalensi Malnutrisi Pada Anak: Pemerintah telah mengadakan pengawasan prevalensi malnutrisi pada anak. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak tidak mengalami malnutrisi yang berbahaya bagi Kesehatan mereka.

Pengawasan prevalensi stunting pada anak: Pemerintah telah mengadakan pengawasan prevalensi stunding pada anak. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak tidak mengalami stunding yang berbahaya bagi kesehatan mereka

Pengawasan prevalensi Anemia paada Ibu hamil: Pemerintah telah mengadakan pengawasaan prevalensi anemia pada Ibu hamil tidak mengalami anemia yang berbahaya bagi kesehatan mereka

Dengan demikian, pemerintah telah mengambil beberapa langkah yang efektif dalam upaya mengatasi masalah kelaparan yang dihadapi Masyarakat. Langkah-langkah tersebut meliputi pengadaan bahan pangan, pengawasan dan pemantauan, pendidikan dan pemberdayaan, promosi perilaku masyarakat, pengembangan pertanian berkelanjutan, pengawasan kualitas konsumsi pangan, pemberdayaan masyarakat, perbaikan gizi masyarakat penguatan.

Menurut Masyarakat di Kec. Medan Sunggal kelaparan dapat memberikan beberapa dampak seperti: ketentraman dan kenyamanan dalam berumah tangga tidak ada selain itu di bidang kesehatan juga dapat mempengaruhi terutama bagi Ibu hamil.

Dengan kurangnya gizi dapat mempengaruhi Kesehatan gizi, dengan begitu untuk mengurangi hal tersebut masyarakat berharap pemerintah dapat melakukan beberapa hal seperti: membuat harga sembako sedikit rendah, memberi bantuan sembako kepada masyarakat yang berkekurangan, dan membuka lapangan kerja terhadap Masyarakat.

Bersama masyarakat sekitar pada tanggal 21 juni 2024 | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Bersama masyarakat sekitar pada tanggal 21 juni 2024 | Sumber: Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun