Mohon tunggu...
Via Siti Makhfia
Via Siti Makhfia Mohon Tunggu... Lainnya - Foto

Seseorang yang berusaha untuk terus merasa dahaga akan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rapuhnya Pendidikan Karakter Generasi Milenial

26 November 2020   15:38 Diperbarui: 8 Desember 2020   17:40 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bangsa yang bermartabat adalah suatu karakter yang diimpikan setiap bangsa, dimana bangsa yang memiliki karakter itu akan mampu disegani oleh bangsa-bangsa lainnya, Serta yang akan menentukan keeksistensian bangsa itu sendiri.

Maka untuk mewujudkan bangsa yang berkarakter  Pendidikan memiliki peran utama untuk mewujudkannya, karena “pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia baik dalam bentuk formal maupun informal”.(Pembelajaran, 2008). Oleh Karena itu  karakter bangsa dilihat dari tata laku warga bangsa itu sendri.

Secara historis, misi diutusnya nabi Muhammad ﷺ kemuka bumi ini tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak (karakter) sebagaimana yang disabdakan didalam haditsnya "Sesungguhya aku diutus untuk meyempurnakan akhlak yang mulia." Innama bu'itstu liutammima makarimal akhlak (HR Bukhari). Hal ini menunjukan betapa pentingnya Pendidikan karakter bagi setiap muslim untuk mewujudkan bangsa yang bermartabat.

Indonesia adalah bangsa yang bermayoritaskan muslim ajarannya adalah alqur’an dan hadits. Maka sepatutnya bagi setiap muslim untuk meneladani Rasulullah ﷺ didalam setiap tingkah dan tata lakunya serta ucapannya, yang mana hal itu seharusnya diajarkan sejak dini dilingkungannya termasuk dalam dunia Pendidikan yang formal. Maka dalam konteks ini  Pendidikan bukan hanya sekedar transfer of knowledge atau peralihan ilmu pengetahuan untuk memenuhi kualifikasi intelektual semata, akan tetapi Pendidikan harus mengedepankan nilai nilai moral yang mampu mengubah sikap dan tata laku manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah lingkungan yang mampu merubahkan sikap diri seseorang menjadi sikap berkarakter.

Namun ironisnya, fakta di Indonesia saat ini  karakter anak bangsa sangatlah memprihatinkan, sebagaimana yang bisa kita lihat atau kita dengar dimedia TV atau situs situs berita. Kejahatan bukan lagi dilakukan oleh orang orang yang tidak mengenyam bangku Pendidikan. Namun dilakukan oleh remaja bahkan anak anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar Seperti mencontek, bulliying, tawuran, pemerkosaan, pemerasan, narkoba bahkan pembunuhan.

”KPAI mencatat dalam kurun waktu 9 tahun, dari 2011 sampai 2019, ada 37.381 pengaduan kekerasan terhadap anak. Untuk Bullying baik di pendidikan maupun sosial media, angkanya mencapai 2.473 laporan dan trennya terus meningkat.”(KPAI)

Begitu banyak fenomena kekerasan terjadi  yang bisa kita dapatkan diberbagai situs, salah satu contohnya didalam situs inews.id disana bisa kita temukan berita- berita seputar penyimpangan atau kenakalan remaja dan yang lainnya, misalnya kasus  ” Siswa SMK yang Tusuk Guru hingga Tewas di Manado terancam dipenjara seumur hidup” tentu ini sangat miris bukan?..  dan masih banyak lagi penyimpangan penyimpangan yang dilakukan oleh generasi milenial bangsa ini yang disadari atau tidak ini telah mengidentifikasikan  rapuhnya Pendidikan karakter generasi milenial bangsa ini.

Banyak faktor yang mempengaruhi gaya hidup atau tingkah laku remaja dan anak-anak bangsa saat ini salah satunya yang memiliki pengaruh sangat besar adalah “gadget”. Mereka bisa berselancar didunia maya dengan bebasnya membuka setiap situs-situs atau channel- channel di internet tanpa ada rasa takut dan pengawasan. Yang mana dari setiap hal yang ia lihat di media social ini dapat memicunya untuk meniru dan melakukannya.

Maka di era Milenial ini, para pendidik harus menyadari, bahwa  informasi dan teknologi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku generasi Milenial, yang mana dapat menimbulkan sikap positif dan karakter yang kuat juga dapat menimbulkan sikap negatif dan karakter yang buruk.

Untuk dapat menimbulkan dan menghasilkan sikap yang positif dan karakter yang kuat maka anak didik harus memiliki pondasi keimanan yang kuat pula, sehingga bisa membedakan, memilah dan memilih  mana hal yang baik dan mana hal yang buruk. untuk itu harus ditanamkan keimanan dan ketakwaan sejak dini agar mereka merasa terus diawasi meskipun tidak dalam pengawasan. Serta harus diajarkan pula prilaku atau akhlak terpuji yang telah diajarkan Rasulullah ﷺ yang harus diteladani, juga harus menjelaskan sebab akibatnya. serta memberikan pengarahan untuk menggunakan media social secara benar.  maka dari itu, apabila penanganannya keliru, akan menimbulkan dan menghasilkan sikap yang negatif yang membuat kerapuhan karakter anak bangsa ini akan terus bertambah dan semakin terpuruk.

oleh : via

Sumber :

Pembelajaran, D. (2008). Dr. Marzuki, M.Ag. Pendidikan Karakter dan Pengintegrasiannya dalam Pembelajaran. 1–14.

https://regional.inews.id

https://www.kpai.go.id

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun