Mohon tunggu...
Rosyidatul Hilmiah
Rosyidatul Hilmiah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menuliskan rasa yang ingin dibagikan

Seorang pembelajar supermanual. Updated after 10 pm, usually.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Misteri Iklan Penanda Awal Ramadhan

6 Mei 2020   21:43 Diperbarui: 6 Mei 2020   21:41 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Welcome back To my microblog.

Jikalau saya (sudah) lihai membuat video, mungkin saya akan....lebih banyak persiapan yang harus dilakukan selain, mengatur set, membuat naskah atau diaolog, merekam, mengedit dan lain lain sebagainya. Karena jika memang saya sudah harus muncul di video, saya harus make up dasar dulu dan atau pakai masker aja kali yah. Engap engap deh sambil ngobrol depan kamera. 

Untungnya saya masih harus belajar menulis dan menulis dan menulis. Masih bergantung pada tema suatu event sehingga antara memudahkan dan mengambil lebih banyak langkah untuk menyesuaikan dengan tema dan mengisi jumlah artikel. Sejak kemarin saya sudah memikirkan apa yang harus dibahas. Dan yang dibahas adalah iklan.

Saya seperti merasa deja vu ketika memikirkan iklan yang paling kreatif saat ramadhan. Kayak mendapatkan tugas saat masuk sekolah hari pertama awal tahun pelajaran pada pelajaran bahasa indonesia, apa yang dilakukan selama liburan. Kalau saya berada di zaman milenial dan masih bersekolah, pasti jawaban saya hanya rebahan dan leyeh leyeh sambil nunggu disemprot emak buat beresin rumah, hehe. Ya mau bagaimana lagi, tiap tiap keluarga saya yakin punya gaya berbeda dalam menjalani waktu liburan akhir tahun atau semester. Sama kayak iklan, semuanya punya ciri khas masing-masing dan tiap tahun pasti dibuat berbeda. Atau kalau memang penjualannya naik pas ramadhan atau hari raya ya gantinya pas menjelang 30 hari lah. Kalau yang musiman tergantung lagi ngetren apa di kalangan media. 

Dan pilihan saya tentunya iklan sirup marjan. eh apa boleh sebut merk?

Karena khusus iklan tahun ini, Marjan mengambil kisah klasik nusantara yang sudah diubah se kreatif mungkin tanpa meninggalkan unsur lebaran. Menurut saya ada beberapa bagian versi nya dengan versi aslinya serta beberapa dongeng di Indonesia dan luar negeri lainnya. Yang memang sudah jadi rahasia bagi penikmat dongeng bahwa pada dasarnya kisah kisah itu dibuat untuk diambil hikmahnya saja karena hampir tidak ada yang benar benar terjadi 100% atau diubah dari kejadian aslinya

Part 1 Tentang Pemilihan Purbasari menjadi Ratu namun disalip kakaknya Purbararang karena merasa lebih sulung. Akhirnya Purbasari mendapat kutukan dari penyihir yang telah mengutuk Purbararang untuk lebih jahat. Di Kisah aslinya ada yang menyebutkan bahwa kakaknya memang menyuruh dukun untuk mengutuk Purbasari agar tidak cantik lagi dan sehingga dianggap membawa penyakit menular yang membahayakan seluruh negeri. Raja si Ayahanda  turut bersedih dan terpaksa membawa Purbasari ke Hutan agar tidak meresahkan Rakyat. Lalu diangkatlah Purbararang menggantikannya. 

Part 2 Kisah Purbasari bertemu Lutung Kasarung. Pada versi iklan diceritakan akibat kutukan itu Purbasari memiliki kekuatan ajaib selain kutukan di tubuhnya. Sedangkan Lutung Kasarung adalah titisan Dewa di Kayangan yang sedang dihukum dan menunggu dibebaskan. Pada versi dongeng disebutkan kehidupan Purbasari begitu nyaman karena rupanya yang tidak seperti manusia dan kebaikan hatinya sehingga para binatang tidak ada yang mengganggunya bahkan membantunya untuk  makan. Rupanya kebaikan hati itu menyentuh Lutung Kasarung sehingga ia memohon kepada dewa agar Purbasari dibebaskan dari kutukan. Dewa lalu membantunya sehingga Purbasari kembali seperti sedia kala.

Part 3 Purbasari kembali ke Istana bersama Lutung Kasarung karena ingin kembali memperbaiki istana. Pada cerita di dongeng suatu hari Raja ayahanda meminta utusan untuk menjenguk keadaan Purbasari di Hutan karena rindu kepada Putri bungsunya yang baik hati itu. Namun utusan itu terkejut karena tidak menemukan Purbasari yang dulu terkena kutukan, malah bertemu dengan Purbasari yang lebih cantik lagi dari sebelumnya. Utusan itu lalu membujuk Purbasari untuk kembali ke Istana, namun Purbasari menolak. Akhirnya setelah lama dibujuk, Purbasari bersedia dan mengajak Lutung Kasarung serta. Pertarungan pun sengit tak terelakkan antara Purbasari dan Purbararang dalm bentuk lomba. Walau selalu dimenangkan Purbasari, namun Purbararang seperti ketakutan diambil kekuasaannya. Namun akhirnya setelah pertandingan berakhir dan telak dik dimenangkan Purbasari bersama Lutung Kasarung yang berubah wujud ke asalnya, Purbararang pun meminta maaf atas segala perlakukannya. dan Kemudian Happy ever after.

Dari sana betapa banyak proses kreatif yang diciptakan pada sebuah iklan. Padahal hanya tayang beberapa detik namun begitu mengikat di benank penonton. Dari dongeng yang sudah merupakan kisah kreatif penuh nasihat bisa disesuaikan lagi di masa sekarang agar lebih menarik lagi. Tentunya ini menjadi hal yang bisa dicontoh bagi setiap orang bahwa membuat suatu karya tidak terbatas zaman atau sudah pernah ada. Ingat selalu rumus ATM. Amati, Tiru dan Modifikasi. Dirubah sedikit saja bisa menjadi karya yang maksimal selama bisa dipertanggung jawabkan ke orisinilannya.  dan itu harus dilakukan setiap hari dan berlatih. Begitu juga dengan sirup iklan yang rasanya sudah mantap dan terjaga kualitasnya, namun masih perlu ada hal yang menarik lainnya selain isian es buah es campur es koktail dan lain lain, iklan pun tetap diperlukan sesuatu yang menarik karena selesera bisa berbeda setiap masa namun selalu dinanti kehadirannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun