Hubungan Antara Teman Sebaya Dengan Percaya Diri Pada Anak
Membahas tentang anak usia dini tidak akan pernah jauh dari pengertian seorang individu yang sedang mengalami suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan fundamental bagi fase-fase kehidupan selanjutnya. Tidak dapat dipungkiri juga bahwasanya setiap anak memiliki kepribadian yang unik dan memiliki karakteristik yang berneka ragam. Adapun pada karakteristik anak terdiri dari beberapa aspek perkembangan, diantaranya perkembangan kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional, nilai moral dan agama. Dari aspek-aspek yang disebutkan tersebut perlu sekali dikembangkan sesuia dengan tahapan-tahapanya.
Salah satunya dengan mengembangkan sosial emosional anak, dimana anak dibelajari untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya, kemudian dalam aspek emosionalnya anak mampu mengenali emosi-emosi dasar yang ia rasakan mulai dari marah, sedih, senang, jijik, malu dan lain sebagainya.
Salah satu dimensi pada perkembangan sosial emosional yang terjadi pada anak ialah perlunya ditumbuhkan rasa percaya diri. Dengan memiliki rasa percaya diri yang baik anak mampu meyakini dirinya sendiri dan mampu menyadari kemampuan yang dimilikinya serta anak bisa mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya. Akan tetapi perlu sekali diingat bahwasanya kepercayaan diri yang muncul pada setiap individu tidak dibawa sejak lahir, akan tetapi kepercayaan diri pada anak mulai ditumbuhkan dan distimulus sejak anak masih dini. kepercayaan diri merupakan kunci emas bagi anak untuk menjadi bekal kesuksesannya dimasa yang akan datang.Â
Hal tersebut akan memudahkan anak menjalin interaksi dengan orang lain, anak juga lebih cepat menguasai keahlian yang dimilikinya dan anak akan lebih siap dalam menghadapi suatu masalah.
Pada pembahasan kali ini tidak kita tidak hanya akan membahas tentang kepercayaan diri saja yang harus seorang individu miliki akan tetapi kita juga akan membahas juga tentang seberapa penting sih peran teman sebaya bagi anak?
Dipembahasan awal kita sudah membahas sedikit tentang rasa percaya diri pada anak. Nah, sebelum meneruskannya kita akan terlebih dahulu mendalami tentang pentingnya interaksi teman sebaya pada anak. Karena tadi diatas kita banyak sekali menyinggung tentang kemampuan anak berinteraksi dengan lingkungannya. Lalu apa sebenarnya teman sebaya itu?
Para ahli psikologi seperti Forsyth menyebutkan bahwa interaksi adalah kegiatan yang saling mempengaruhi antar anggota atau kelompok. Sedangkan Desmita menyebutkan bahwa kencederungan interaksi teman sebaya akan muncul jika anak tinggal dilingkungan yang sama seperti sekolah yang sama, dan kerja kelompok dengan orang yang sama. interaksi yang terjadi pada anak awal mulanya hanya berkisar pada interaksi antara orang tua dengan anak. Akan tetapi seiring dengan bertambahnya usia anak maka akan bertumbuh pula interaksi anak dengan lingkungan yang ada disekitarnya.Â
Menurut Santrock, dukungan teman sebaya merupaka salah satu sumber yang penting dari dukungan sosial yang berpengaruh pada rasa percaya diri anak. Dari pernyataan tersebut menyatakan bahwa dukungan teman sebaya ialah teman dengan rentang usia yang relatif sama, mulai dari sifat, dan sikapnya yang relatif sama, sehingga sangat memberikan pengaruh yang besar terhadap rasa percaya diri pada diri seseorang. Teman sebaya atau kelompok sebaya merupakan lingkungan sosial selain keluarga.Â
Dimana dari lingkungan tersebut anak akan banyak belajar dan menambah kemampuannya entah itu melatih anak untuk selalu menghargai satu sama lain, kemudia membuat suatu kelompok guna membangun kerjasama satu sama lain. Menurut Usman kelompok teman sebaya adalah sekelompok teman yang memiliki ikatan emosional yang kuat sehingga anak dapat berinteraksi, bergaul, bertukar pikiran, dan pengalaman dalam memberikan perubahan dan pengembangan dalam kehidupan sosial dan pribadinya.
Interaksi teman sebaya biasanya terjadi pada anak dalam bentuk kelompok atau grub, sehingga masa periode ini biasanya disebut dengan "usia kelompok". Pada masa ini anak sudah merasa tidakk puas bermain sendirian dirumah atau melakukan kegiatan dengan anggota keluarga. Hal ini dikarenakan anak sudah mulai memiliki keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok, serta anak juga sudah mulai merasa tidak puas jika tidak bersama dengan teman-temannya. Adapun  aspek-aspek dari interaksi teman sebaya diantaranya ialah:
- Keterbukaan individu dalam kelompok, dimana individu mampu menjalin hubungan akrab, mendapat dukungan, dapat terbuka terhadap kelompoknya.
- Individu mampu melakukan kerja sama dalam kelompok, individu akan terlibat dalam berbagai kegiatan yang melibatkan kerjasama antar kelompok, sehingga dalam hal ini individu satu dengan yang lainya akan saling bertukar pikiran serta ide demi kemaajuan kemajuan kelompoknya.
- Frekuensi hubungan individu dalam kelompok, yaitu intensitas individu dalam bertemu dengan anggota kelompokny, dan kemampuan membangun komunikasi dan hubungan pertemanan yang baik.